Dari Hediya Hadijat
Arti
hakikat, ialah suatu tindakan, suatu gerak yang digerakkan
menurut kodrat Tuhan. Jadi gerak yang telah saudara terima,
adalah gerakan kodrat dari hidup. Itulah sebabnya maka dapat
dikatakan, gerak yang saudara terima dalam Latihan adalah
gerak yang menjelma dengan sendiri, yang tidak karena dicari,
yang tidak karena dipelajari, selain menyepikan, mengosongkan
dari pengaruh nafsu yang bersarang dalam hati dan akal atau
otak saudara sekalian.
Gerak-gerak itu kalau diterima di tangan, yang saudara biasa
mengatakan melambai-lambai tangan, meraba, menulis; kalau
di kaki, jalan, berlari, berjongkok dan lain-lain. Tetapi kalau
gerak itu telah menjelma dalam otak saudara, otak saudara
bangkit. Kebangkitan otak adalah pikiran dikatakan, sehingga
saudara dapat memikir dari kebangkitan otak yang dari kontak
kebesaran Tuhan itu, bisa memikir hal-hal di luar kebiasaan.
Demikian dalam hati saudara. Apabila gerak itu telah menjelma
dalam hati saudara, saudara akan memiliki hati nurani, yang
dikatakan ialah hati suci, yang diumpamakan sebagai seluas
samudra. Artinya serba, ya, serba baik. Suka memberi, suka
terima; suka terima, suka memberi. Sebagai contohnya ialah
Yesus Kristus, Yesus Kristus berhati maknawi, berarti hati yang
seluas samudra, sehingga. apa-apa baik dan tidak ada sesuatu
yang dirasa kuatir, dirasa bagaimana, kecuali menyerah kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan menyerah kepada takdir Tuhan
yang telah diberikan atau yang telah diterimanya.
Dari yang demikian itu saudara sekalian, justru lahirnya
kebudayaan, lahirnya seni, lahirnya kesenian. Jadi terangnya,
manusia, orang-orang yang hidup di zaman yang telah
lama lampau karena kurang nafsunya, karena tidak selalu
terpengaruh oleh nafsu, sehingga dapat dengan sendirinya
menemukan kontak dari kebesaran Tuhan, yang akhirnya
dapat menciptakan suatu kebudayaan, suatu kesenian. Jadi
terangnya saudara sekalian, saudara sekalian sebagai manusia
yang dikandidatkan, yang dicalonkan sebagai manusia yang
sungguh-sungguh berseni, apabila saudara dapat mencapai
yang demikian itu, tetapi karena memang itu telah ada dalam
diri saudara, kemungkinan ada, meskipun tidak setinggi apa
yang telah diterima oleh para seniman di zaman yang telah
lama lampau, tetapi akan menumbuhkan dan akan melahirkan
kesenian jiwa, kesenian hidup manusia.
Saudara-saudara sekalian, memang kesenian bagi manusia
tidak hanya diperlukan tetapi memang menjadi hak manusia,
sebagai makhluk yang utama. Dan dengan demikian, sehingga
saudara sekalian akan menjadi manusia yang sungguh-
sungguh berharga, karena saudara berseni. Bapak gambarkan
saja, umpama saudara dapat menerima kesenian dalam hal
menggambar, schilderen tetapi ada seni di dalam jiwa saudara,
sama-sama menggambar lain daripada yang lain, karena dalam
gambaran isi hidup, sehingga menarik perhatian pada siapa saja
yang melihatnya. Demikian juga andaikata saudara menerima
dalam membikin sesuatu, misalnya meja, kursi; sama-sama
meja dan kursi, bikinan saudara lain daripada yang lain, karena
meja yang telah saudara bikin, kursi yang telah saudara bikin,
berisi hidup di dalamnya sehingga menarik perhatian khalayak
ramai.
Dengan demikian, sehingga benar-benar bahwa apabila
saudara telah dapat memiliki kesenian manusia, maka saudara
akan menjadi manusia yang berharga dan itulah sebagai
harapan Tuhan kepada manusia agar manusia tahu hidupnya,
agar manusia tahu jalan hidupnya. Karena kalau manusia
dengan jalan hidupnya menurut kehendak Tuhan, manusia
akan bertindak, meskipun mengejar keuntungan, meskipun
mengejar kepangkatan, meskipun mengejar keuangan, pendek
kata mengejar kemuliaan, mengejar ketinggian segala macam
tetapi tidak akan meninggalkan hidup rukun di antara manusia,
sehingga keinginannya untuk mengejar sesuatu, tidak akan
menjauhi dan melupakan tindakan perikemanusiaan, sebagai
yang dikehendaki Tuhan pada manusia.
(Cuplikan, Bapak Talks)
WOLFSBURG
21 AGUSTUS 1964
Rekaman: 64 WOB 4
37-39
No comments:
Post a Comment