Wednesday, December 5, 2018

Cinta dan Kebaikan

Pengetahuan Terlarang Kemarahan hanya akan menghancurkan dan membunuh diri sendiri. Orang lain dan situasi tidak akan bisa melukai tanpa reaksi kita sendiri. Seperti ular yang mengira gergaji adalah ancaman, ia mulai menggigit dan membelit gergaji sehingga melukai diri semakin parah, demikian juga kemarahan yang semakin menjadi-jadi saat pikiran dipenuhi rasa terancam, kebencian dan permusuhan. Semua penyakit datang dari pikiran, sebab pikiran akan melipatgandakan dan memerintahkan tubuh dan dari bawah sadar melalui perasaan untuk membentuk kondisi tubuh sebagaimana dipikirkan dan dirasakan. Sel-sel tubuh mewujudkan rasa sakit itu sebagai realita. Tidak ada manfaat bagi kesehatan dan kesejahteraan diri sendiri dengan menyimpan dendam dan terus-menerus memproduksi kemarahan. Itulah mengapa para guru spiritual mengajar pelatihan meditasi mengheningkan diri, olah nafas agar lebih sabar, inspirasi kebijaksanaan hidup untuk membangkitkan cinta dan pengampunan serta berbagi kebaikan, sebab dengan cara itulah kita akan sembuh dari luka, tidak lagi melukai diri sendiri dan menumbuhkan tubuh yang sehat bugar. Mencintai diri sendiri adalah pengetahuan terlarang, sebab saat seseorang mempraktekkannya ia akan terlihat menarik diri dan menyimpang dari kebiasaan umum dan apa yang dianggap benar oleh umum. Masyarakat sudah terbiasa dengan pola pikir bahwa kesalahan harus mendapatkan hukuman setimpal, rasa takut adalah cara untuk mencegah kejahatan bahkan Tuhan pun harus ditakuti. Orang akan benar-benar merasakan tekanan dari masyarakat saat benar-benar mempraktekkan mencintai diri sendiri itu. Namun, seiring dengan rasa damai, tenang, bahagia sejahtera, keyakinan akan cinta tanpa syarat itu akan mengikis keraguan dan semakin tumbuh membesar. Melalui meditasi, kontemplasi, refleksi pengertian di atas akan semakin dikuatkan dan diteguhkan. Bukti dari pengalaman dan pemahaman yang didapatkan dari pembelajaran datang dari dalam diri sendiri yang semakin mengukuhkan keyakinan dan kesadaran untuk terus mencahaya. https://cintadankebijaksanaan.blogspot.com/…/pengetahuan-te…

Sunday, November 11, 2018

Atheist

- Atheist. Banyak orang berpendapat atheist adalah sisi lain dari kepercayaan pada Tuhan/theist. Namun menurutku malah lebih luas lagi. Kenapa konsep berfikir harus selalu mentok di kata Tuhan.? Aku lebih membaca pada prosesnya,yang menurutku atheist adalah antonim dari keterikatan berfikir yang dibatasi oleh aturan dari ideologi/agama yang dianut. Banyak yang beranggapan atheist tidak beragama. Tapi menurutku tidaklah demikian. Karena agama berkaitan dengan perilaku,sedang atheist merupakan pola berfikir seseorang. Memang benar atheist pola berfikir yang terlepas dari doktrin teoritis apapun. Tapi malah menuju pada kemerdekaan dalam dunia berfikirnya sendiri. Dan menunjukkan independensi dalam berekspresi dalam kehidupan. Dan tak terikat oleh teoritis apapun,hanya hasil dari proses pemikiran sendiri. Dan menunjukkan jati diri atau karakter dengan cipta karya bukan sebatas membenarkan teori yang membenarkan tidak adanya Tuhan. Jadi Atheist menurutku,adalah ketika pola berfikir sudah selesai dengan teori / Tuhan, dan mampu menciptakan pencerahan sendiri,dengan membaca keadaan. Karena theist tidak akan sampai pada titik itu,karena masih terpenjara aturan. Maka dari itu atheist adalah wacana perubahan dan pembaharuan,supaya kehidupan bisa bersinergi dengan alam. Bila dilihat dari sini, bisa siapa saja tanpa terkecuali sampai pada atheist. Yaitu kemerdekaan dalam intuisinya demi menuju perbaikan dalam kehidupan. Bisa juga manusia beragamapun, ketika pola berfikirnya sampai pada kemerdekaannya. Sebagai contoh manusia beragama,ketika dia berani mempelajari konsep ketuhanannya,dan dia benar benar tahu hakikatnya,bisa dipastikan dia akan selesai dengan percaya dan tidak percaya pada Tuhan. Yang ada dia akan mencoba bereksperimen dengan penyatuan dirinya dengan alam,untuk melakukan sebuah perubahan kemanusiaan dalam mengikuti dinamika alam. Theist dengan bermedia Tuhan dan mendalami wilayah terlarang agama yaitu ketuhanan,akan sampai pada titik atheist juga. Agama hanya sebatas identitas dalam penempatan diri di masyarakat. Apa gunanya theist dan atheist kita kalau masih terikat teori tak berujung. Seharusnya dengan bukti cipta karya yang bermanfaat pada umat manusia. Juga menjadi penerang pada kegelapan hati para umat manusia. Atheist atau theist tetaplah manusia. Dan kemanusiaan adalah nilai pengikat keduanya.

Friday, November 9, 2018

KITAB TANTU PANGGELARAN Karya Sastra Jawa Pertengahan muncul pada masa Kerajaan Majapahit, mulai dari abad ke-13 sampai kira-kira abad ke-16. Pada masa ini muncul karya-karya puisi yang berdasarkan metrum Jawa atau Indonesia asli. Karya-karya ini disebut kidung. Salah satu contohnya adalah Tantu Panggelaran yang akan dibahas secara lebih lanjut. Tantu Panggelaran adalah sebuah teks prosa yang menceritakan tentang kisah penciptaan manusia di pulau Jawa dan segala aturan yang harus ditaati manusia. Tantu Panggelaran ditulis dalam bahasa Jawa Pertengahan pada zaman Majapahit. Yang kemudian telah diteliti pada tahun 1924 di Leiden oleh Dr. Th. Pigeaud. Tantu Panggelaran terdiri atas mitos-mitos yang berhubungan dengan penciptaan dan menyebarnya mandala-mandala (tempat-tempat suci), dan Bhimasuci (juga dikenal sebagai Dewaruci). Mitos tentang penciptaan ini, antara lain manusia pertama di pulau Jawa, adanya rumah sebagai tempat tinggal, adanya pekerjaan sebagai mata pencaharian manusia, pakaian, perhiasan, dan lain-lain hingga terjadinya kesempurnaan keseimbangan dalam kehidupan manusia dan alam semesta, hal ini merupakan sinkretisme yang terjadi dari latar belakang budaya yang berpengaruh pada saat Tantu Panggelaran diciptakan. Yang menarik perhatian adalah bagaimana isi naskah itu menggambarkan alam pikiran pengarangnya yang hidup pada masa tertentu dalam suatu lingkungan yang khusus dengan memunculkan berbagai identitas budaya (Jawa, Hindu, Buddha) yang memiliki toleransi hidup berdampingan dengan damai. Berdasarkan edisi teks yang telah dikerjakan oleh Pigeaud, naskah yang dipilih olehnya didasarkan pada kenyataan bahwa naskah itu merupakan satu-satunya di antara semua naskah yang ada yang memiliki kolofon dan berangka tahun. Kolofon tersebut, dalam transliterasi Pigeaud berbunyi: Iti sang hyang Tantu panglaran, kagaduhana de sang mataki-taki, kabuyutan ing sang Yawadipa, caturpakandan, caturpaksa, kabuyutan ring Nanggaparwwata. Muwah tanpasasangkala, mulanikang manusa Jawa, duk durung sang hyang Mahameru tka ring Jawa, sawusira tibeng Jawa: mangkana nimitanya tanpasasangkala, reh yan ing purwwa. Tlaç [s]inurat sang hyang Tantu panglaran ring karang kabhujangggan Kutritusan, dina u(manis) bu(dha) madangsya, titi caci kaca, rah 7, tenggek 5, rsi pandawa buta tunggal: 1557. Kutipan di atas, memaparkan bahwa penulis/penyalin teks ini tinggal di suatu karang kabhujanggan, yaitu suatu lokasi khusus tempat tinggal para bhujangga (penyandang tugas keagamaan), Kutritusan namanya. Dinyatakan pula bahwa kitab ini hendaknya menjadi milik mereka (para pertapa) yang “menjalani upaya (ritual keagamaan) dengan penuh perhatian” (mataki-taki) di tempat-tempat suci kuna (kabuyutan) di Jawa. Jelaslah bahwa dari pembacaan terhadap seluruh teks Tantu Panggelaran, ternyata teks ini sama sekali tidak mengacu atau menunjukkan pernyataan keterlibatan apapun dengan kalangan raja dan bangsawan. Maka dapat dikatakan bahwa teks ini dibuat untuk kalangan keagamaan di luar lingkungan kehidupan kraton. Sedangkan Angka tahun 1557 Çaka adalah 1635 M. Menurut Zoetmulder dalam Kalangwan (1983: 59), Tantu Panggelaran digolongan ke dalam naskah Jawa Kuna. Menurut Sedyawati (2001) TP merupakan sebuah teks berbahasa Jawa Kuna yang muda, sedangkan Poerbatjaraka dalam Kapustakan Djawi (1952) mendaftar Tantu Panggelaran termasuk karya sastra zaman Jawa Pertengahan. Namun dalam kolofon tersebut tidak dinyatakan apakah tahun tersebut merupakan tahun penulisan atau penyalinan naskah. konsep-konsep yang terdapat di dalam Tantu Panggelaran merupakan pengaruh ajaran Hindu yang terbawa dari India, sedangkan agama Hindu ketika itu (di India) memiliki dasar ajaran dari agama Buddha, sehingga secara tidak langsung ajaran-ajaran yang terdapat di dalam Tantu Panggelaran sekaligus mendapatkan pengaruh agama Buddha. Jejak pengaruh India itu terungkap jelas dalam cerita Tantu Panggelaran, terutama dalam pengungkapan di awal ceritanya, seperti kutipan berikut: …. Yata matangnyan hengang henggung hikang nusa Jawa, sadala molah marayegan, hapan Tanana sang hyang Mandarparwwata, nguniweh janma manusa. Yata matangnyan mangadeg bhatara Jagatpramana, rep mayugha ta sira ring nusa Yawadipa …; yata matangnya hana ri Dihyang ngaranya mangke, tantu bhatara mayugha nguni kacaritanya. Malawas ta bhatara manganaken yugha, motus ta sira ri sang hyang Brahma Wisnu magawe manusa. …. “Uduh kamu kita hyang dewata kabeh, rsigana, curanggana, widyadara, gandarwwa, laku pareng Jambudipa, tanayangku kita kabeh, alihakna sang hyang Mahameru, parakna ring nusa Jawa, makatitindih paknanya marapwan apageh mari enggangenggung ikang nusa Jawa, lamun tka ngke sang hyang Mandaragiri. Laku, tanayangku kabeh!” Dinyatakan bahwa pada saat itu pulau Jawa masih berguncang ke sana ke mari, selalu bergerak berpindah-pindah sebab tidak ada gunung-gunung (Tanana sang hyang Mandaraparwwata), bahkan belum ada manusia (nguniweh janma manusa), maka batara Jagatpramana (nama lain batara Guru) bersemadi (mayugha) di pulau Jawa, di Dihyang tepatnya, sekarang tempat tersebut dikenal dengan nama Dieng. Setelah batara Guru selesai melakukan semadi, kemudian memerintahkan hyang Brahma dan Wisnu untuk menciptakan manusia (motus ta sira ri sang hyang Brahma Wisnu magawe manusa). Selanjutnya dipaparkan tentang perintah Batara Guru memindahkan gunung Mahameru yang berasal dari Jambudwipa (=India) ke pulau Jawa untuk dijadikan sebagai tindihnya, agar pulau Jawa berhenti bergerak berpindah-pindah. Memperhatikan cerita tersebut di atas, dengan memindahkan gunung Mahameru dari India ke pulau Jawa, memungkinkan terjadinya proses Indianisasi. Mahameru yang dianggap sebagai titik pusat alam semesta itu, kemudian dipindah ke pulau Jawa untuk digunakan sebagai poros kekuatan gunung dari gunung-gunung lain. Gunung-gunung lain itu terjadinya dari serpihan tanah yang runtuh dari gunung Mahameru ketika dipindahkan, yaitu gunung Kelasa, Wilis, Kampud, Kawi, Arjuna, Kumukus, dan lain sebagainya. Berdasarkan paparan di atas, bahwa dalam Tantu Panggelaran terdapat pengaruh-pengaruh agama Hindu dan Buddha sekaligus serta terungkapkan jejak-jejak Indianisasi dari transformasi budaya dan politik ketika gunung Mahameru dipindahkan. Kisah Tantu Panggelaran dapat dibagi menjadi beberapa babak: 1. Awal Keberadaan Pulau Jawa Pada mulanya pulau Jawa tidak berpenghuni dan dalam keadaan khaotis, karena pulau Jawa selalu bergoncang (bandingkan dengan batu apung yang bergoncang di atas permukaan air). Oleh karena itu, pulau Jawa membutuhkan gunung untuk menancapnya, sehingga tidak bergoncang lagi. Gunung tempat Batara Guru mengatur keadaan yang khaotis ini adalah Gunung Dihyang (atau Gunung Dieng, lihat artikel tentang Gunung Dieng). Proses pengaturannya berjalan sebagai berikut: para Dewa mengangkat puncak gunung Mahameru (Gunung Semeru) dari India dan ditempatkan di sebelah barat pulau Jawa. Namun yang terjadi adalah, bahwa pulau Jawa terjungkit dan sebelah timur pulau Jawa terangkat ke atas. Oleh karena itu para dewa memindahkannya ke sebelah timur, tetapi dalam perjalanan pemindahan gunung itu ke sebelah timur, gunung tersebut berceceran di sepanjang jalan, sehingga terjadilah gunung Lawu, Wilis, Kelut, Kawi, Arjuna, Kumukus dan pada akhirnya Semeru. Setelah itu keadaan pulau Jawa tidak bergoncang lagi. 2. Penciptaan Manusia Setelah pulau Jawa tidak lagi bergoncang, Batara Guru mempunyai keinginan untuk membuat manusia sebagai penghuni pulau Jawa. Untuk itu dia memerintahkan Batara Brahma dan Batara Wisnu menciptakan manusia. Mereka menciptakan manusia dari tanah yang dikepal-kepal lalu dibentuk manusia berdasarkan rupa dewa. Brahma menciptakan manusia laki-laki dan Wisnu menciptakan manusia perempuan, yang kemudian kedua manusia ciptaan para dewa tersebut dipertemukan dan mereka hidup saling mengasihi. 3. Proses Terjadinya Peradaban Manusia Pada mulanya manusia yang diciptakan oleh batara Brahma dan bathara wisnu masih telanjang karena tidak dapat membuat pakaian, tidak tinggal di dalam rumah, tidak dapat berbicara, oleh karena itu dapat dikatakan, bahwa manusia pertama yang tinggal di pulau Jawa tidak mempunyai peradaban. Untuk itu para dewa diberi tugas oleh Batara Guru untuk "memberi pelajaran" kepada manusia, supaya mereka dapat membuat pakaian, membuat rumah, dapat berbicara antara satu sama lainnya. Pada intinya para dewa mengajar manusia Jawa tentang budaya dan peradaban. Contoh yang dikutip dari kitab Tantu Panggelaran untuk Babak ini: Demikianlah kata Bhatara Mahakarana (istilah lain dari Batara Guru): Anakku, Brahma, turunlah engkau ke Pulau Jawa. Pertajamlah benda-benda tajam, misalnya: panah, parang, pahat, pantek, kapak, beliung, segala pekerjaan manusia. Engkau akan disebut pandai-besi. Engkau akan mempertajam benda-benda tajam itu di tempat yang bernama Winduprakasa. Ibu jari (kw. empu) kedua kakimu mengapit dan menggembleng, besi anak panah dikikir. Panah itu menjadi tajam oleh ibu jari kedua kaki, maka dari itu engkau akan disebut Empu Sujiwana sebagai pandai-besi, karena ibu jari/empu dari kakimu mempertajam besi. Oleh karena itu, tukang pandai-besi disebut empu, karena ibu jari kakimu menjadi alat bekerja. Demikianlah pesanku kepada anakku. Lagi pesanku kepada anakku Wiswakarmma. Turunlah ke Pulau Jawa membuat rumah, biar dirimu ditiru oleh manusia. Sebab itu, engkau dinamai Hundahagi (membangun). Adapun engkau Iswara. Turunlah ke Pulau Jawa. Ajarlah manusia ajaran berkata-kata dengan bahasa, apalagi ajaran tentang Dasasila (sepuluh hal yang utama) dan Pancasiska (lima hukum/tata tertib). Engkau menjadi guru dari kepala-kepala desa, sehingga engkau dinamai Guru Desa di Pulau Jawa. Adapun engkau Wisnu. Turunlah engkau ke Pulau Jawa. Biarlah segala perintahmu dituruti oleh manusia. Segala tingkah lakumu ditiru oleh manusia. Engkau adalah guru manusia, hendaknya engkau menguasai bumi. Adapun engkau Mahadewa, turunlah engkau ke Pulau Jawa. Hendaknya engkau menjadi tukang pandai emas dan pembuat pakaian manusia. Bhagawan Ciptagupta hendaknya melukis dan mewarnai perhiasan, serta membuat hiasan yang serupa dengan ciptaan, menggunakan alat ibu jari tanganmu. Oleh karena itu engkau akan dinamai Empu Ciptangkara sebagai pelukis. Latar Belakang Budaya Dalam ajaran agama Hindu dan Budha dikenal adanya konsepsi makrokosmos (susunan alam semesta) bahwa alam semesta berbentuk lingkaran pipih seperti piringan dengan gunung Mahameru sebagai pusatnya. Mahameru yang dimaksud adalah gunung dalam konsepsi ajaran Hindu, yang dianggap sebagai titik pusat alam semesta. Pada mulanya Mahameru terletak di benua Jambudwipa (India). Benua tersebut merupakan tempat hidup manusia, hewan dan tumbuhan, sedangkan di lerengnya terdapat hutan lebat tempat tinggal berbagai binatang yang mempunyai mitos dan para pertapa. Sejak jaman agama Hindu dan Budha berkembang di Jawa, masyarakat sudah menganggap keramat gunung tersebut. Dalam Tantu Panggelaran disebutkan gunung Mahameru yang dibawa ke pulau Jawa itu, bernama gunung Pawitra. Menurut Lestari (1976) gunung Penanggungan yang terdapat di Jawa Timur tepatnya di Kabupaten Mojokerto, dahulunya dikenal dengan nama gunung Pawitra dalam kepercayaan masyarakat Jawa adalah salah satu perwujudan konsepsi makrokosmos tersebut karena gunung itu diyakini sebagai salah satu puncak Mahameru yang dipindahkan oleh dewa penguasa alam. Dan hingga kini gunung Penanggungan masih dianggap keramat oleh masyarakat sekitarnya, karena bentuk gunung Penanggungan merupakan salah satu gunung yang berarti kabut dengan puncaknya yang runcing selalu tertutup kabut, yang lain daripada gunung-gunung lainnya. Menurut Santiko (Kompas, 14 Januari 2009) Kitab Tantu paggelaran yang muncul pada masa Majapahit ini merupakan kitab multikultural, mengingat Majapahit adalah kerajaan agro-maritim yang juga multikultural. Perdagangan terjadi, baik lokal, antarpulau, atau internasional, melibatkan pedagang dari berbagai daerah. Hal ini menciptakan kondisi multikultural di Majapahit yang menjadi situs pertemuan dan percampuran aneka unsur budaya “pendatang” dan lokal. Kondisi multikultural ini terjalin dengan proses-proses politik di Majapahit, sejalan dengan ”proyek politik Nusantara” Gajahmada untuk memperluas dan menyatukan wilayah Majapahit, yang dicetuskan sebagai ”Sumpah Palapa” di hadapan Ratu Tribhuwanotunggadewi, ibu Raja Hayam Wuruk. Dinamika politik-budaya ini dipertahankan, khususnya oleh Raja Hayam Wuruk yang mempertahankan hegemoni Majapahit meski harus bekerja sendiri selama 25 tahun. Dengan wafatnya Hayam Wuruk tahun 1389, kerajaan Majapahit memudar karena ada konflik internal, perebutan kekuasaan. Meski demikian, kondisi multikultural tetap dipertahankan, khususnya dalam bidang agama. Hayam Wuruk dan raja-raja Majapahit lainnya amat menghargai multiagama yang berkembang saat itu. Di dalam Tantu Panggelaran hubungan makrokosmos (alam semesta) dan mikrokosmos (manusia) saling memberikan keseimbangan dari pencapaian kesempurnaannya masing-masing. Tantu Panggearan memberikan gambaran sebagai salah satu karya sastra yang merepresentasi kehidupan multikultural dalam cerita. Misalnya seperti kutipan di bawah ini: Hana ta brahmāna sakeng Jambuddipa, sang hyang Tkěn-wuwung aranya; anggaganacara anūtta lari sang hyang Mahāmeru. Manwan ta tejā putih: “Ika pawitra nggoning sang hyang” lingnira. Anger ta sira luhurning thirtha mili maring Sukāyajnā; tuminghal ta sang hyang Içwara: “Jah sang brahmāna” … “haywa sira hangher hing ruhuring kene. Tunggal hikang bañu hiki, sugyan kita rinangkusa, acěpěl tikang bañu. Pamet hunggon maneh, hangruhuri dahat kita”. Ndah paksa tinaggehan sang brahmāna; kewalya juga tanangga, … metu cirinya tan yogya. Awamana ri sang pandita, …, angising taya ring bañu: “Kadi wruhanira sang panddita” lingnira “Yan mamyāngising ring lwah.” … tuminghal ta bhatareçwara: “Uduh, rinangkusa hikang brahmāna, keli tahine sne. Ih, waluya ta ko, bañu, pareng natare dang hyang Tkěn-wuwung!” …. Mwajar dang hyang Tkěn-wuwung: “Ih, bañu mili maring natar, ising mangan tayang mami, huni wus lepas keli, mangke ta munggwing natar. ,,,. Ih, çakti tmen sang pāndita!” Rěp datang dang hyang Tkěn-wuwung ri kahanan sang hyang Içwara: “Uduh sangtabya ranak sang pāndita; …. Mapa kalinganya?” Sumahur bhatāra Içwara: “Ah, rinangkusa tan sipi dahat, harih, …. …. “Lah, sang brahmāna yan ahyun warahen, lamun si kita haywa salah rūpa; den tunggal kang warnna; pawiku kita hiri kami, manandanga hupakāra bhatāra, matangnyan tunggal kang warnna.” “Uduh, bhagawan yan mangkana, pwangkulun.” Wilaça laksana ning wiku; rěp sdang sinangaskāra sang brahmāna, kinen çiwopakārana; inaranan mpu Siddayogi. Winarah ring upadeça de bhatareçwara. Kutipan di muka, mengisahkan tentang hadirnya seorang brahmana berasal dari India yang bernama Teken-wuwung ke pulau Jawa pada saat ia mengikuti pemindahan gunung Mahameru. Kisah ini menggambarkan bahwa pemindahan Mahameru ke tanah Jawa, disertai masuknya budaya India yang dibawa oleh sang brahmana. Namun ketika tindakan sang brahmana menyalahi tatanan masyarakat dan lingkungan setempat, maka ia harus menyesuaikan diri dengan budaya yang berada di lingkungan tempat tinggalnya. Tatanan masyarakat yang disesuaikan adalah sang brahmana disucikan kembali oleh pendeta Siwa sebagai seorang wiku di tanah Jawa dengan berganti nama Sidayogi. Dan pada tatanan lingkungan, sang brahmana tidak diperkenankan mengotori aliran sungai dari pegunungan dengan perlakuannya yang tidak pada tempatnya/tidak senonoh (buang air besar). Kisah tersebut menggambarkan hubungan makrokosmos dan mikrokosmos serta akulturasi budaya dalam sebuah keseimbangan yang ditata demi keselarasan kehidupan. Gunung Mahameru sebagai titik pusat alam semesta dan tatanan lingkungan hidup yang diwakili oleh sungai yang mengalir dari daerah pegunungan merupakan makrokosmos. Manusia yang berada di lingkungan itu berselaras dengan keadaan sekitar agar dapat terus menjaga keseimbangan merupakan gambaran mikrokosmos. Hubungan timbal balik di antara keduanya dapat mewujudkan harmonisasi dalam kehidupan dengan proses akulturasi pada aspek budaya. Proses akulturasi yang terjadi dalam kisah ini adalah penyesuai budaya India terhadap budaya Jawa dalam konsep agama Hindu, yang diwakili oleh pendeta Siwa, dan agama Buddha, yang diwakili oleh sebutan bagi sang brahmana setelah disucikan, Sidayogi. 5 Yogi adalah istilah yang dikenal untuk penyebutan para suci dalam agama Buddha. Dalam Tantu Paggelaran, peristiwa-peristiwa tersebut digambarkan dalam kisah-kisah yang berkaitan dengan penggambaran tentang nama tokoh-tokoh, misalnya seperti para bathara, sidaresi, hyang, dewa, atau wiku, dan lain sebagainya. Dikisahkan bahwa pencapaian kesempurnaan manusia dilakukan dengan pancagati sangsara (dari manusia disucikan menjadi wiku, lalu menjadi dewa, hyang, sidaresi, dan terakhir menjadi bhatara) sebagai pelepasan diri manusia melalui lima tingkat penjelmaan dalam rangka lingkaran lahir kembali, seperti kutipan di bawah ini: Mojar ta bhatāra Guru: “Kapan ta kang manusa limpada sakeng pañcagati sangsara? Dawning makāryya mandala panglpasana pitarapāpa. Antuk aning manusa mangaskara hayun wikuha; matapa sumambaha dewata, dewata suměngkaha watěk hyang, watěk hyang suměngkāha siddārsi, siddārsi suměngkāha watěk bhatāra. Lena sakerikā hana pwa wiku sasar tapabratanya; tmahanya tumitis ing rāt, mandadi ratu cakrawarthi wiçesa ring bhuwana, wurungnya mandadi dewata. Matangnyan wuwurungan dewata prabhu cakrawarthi, apan tmahan ing wiku sasar tapabratanya hika. Matangnyan ta kita, hyang Wisnu, pangaskārani kanyu!” Dalam agama Hindu, konsep tersebut dikenal dengan sebutan reinkarnasi sebagai kelahiran kembali sesuai dengan karma manusia, sedangkan dalam agama Buddha pelepasan diri manusia mencapai nirwana melalui dharma. Dalam setiap kenaikan dalam tingkatan tapa itu, masing-masing harus melalui pensucian kembali hingga di akhir pencapaian menjadi batara yang telah melepaskan diri dari segala kegiatan yang bersifat duniawi. Hal ini merupakan pelepasan diri dari kesengsaraan untuk mencapai kebahagiaan abadi. Dalam agama Buddha dikenal Samsara adalah titik pencapaian satu kesatuan kesadaran antara makrokosmos dan mikrokosmos, yaitu nirwana. Memperhatikan kisah tersebut, dapat diketahui bahwa konsep pancagati sangsara itu merupakan ajaran yang berasal dari agama Buddha. Tantu Panggelaran banyak menyebutkan nama-nama tempat dari yang pertama dibangun, mandala Sarwasida hingga yang terakhir mandala Hahah yang berada di sekitar gunung Mahameru (Pawitra). Pembangunan selanjutnya adalah dari masing-masing para suci yang telah menerima wewenang dari Bhatara Guru. Demikian pula, banyak mitos tentang dewa-dewi yang tidak pernah didengar di India dijumpai di Jawa, misalnya hyang Kandyawan, sang Mangukuhan, sang Sandang Garba, sang Katung Malaras, sang Karung Kalah, sang Wreti Kandayun, batari Sri, sang hyang Ketek-meleng, batari Smari, batari Uma, dan lain-lain. Orang Majapahit dengan sadar menciptakan dewa-dewi baru, dan dalam karya sastra bernama Tantu Panggelaran secara implisit disebut perubahan terjadi karena ”dewa-dewa Jambhudwipa telah menjadi dewa-dewa Jawa”, disebabkan oleh pemindahan puncak gunung Mahameru ke Pulau Jawa. Akhirnya, seperti juga halnya yang dialami oleh agama-agama lain, Hinduisme mengalami tarik-menarik antara ide universalisme dan lokalitas, serta antara pendekatan purifikasi dan pendekatan budaya. Sejarah agama-agama besar penuh dengan cerita gerakan purifikasi yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari dialektika keagamaan dan relasi kuasa. Namun dengan terkuaknya Tantu Panggelaran dapat dilihat bahwa tidaklah demikian keadaannya. Yang paling terlihat adalah dengan pemindahan gunung Mahameru dari India ke Jawa, merupakan gambaran yang jelas dari adanya pengaruh agama yang terbawa. Bahkan tidak hanya agama, namun juga budaya dan politik yang menyertainya. Meskipun demikian, hal itu tetap dapat diterima sebagai sesuatu yang berharga dari warisan budaya Indonesia, dan patut dipelajari lebih dalam untuk dipetik manfaatnya.

Tuesday, August 7, 2018

Kenal jiwa raga sendiri

BISAKAH BERBICARA DENGAN TUBUH ANDA MENJADI JAWABAN KELUHAN KESEHATAN ANDA? 21 Mei 2016 Oleh: Carolanne Wright Kontribusi penulis untuk Wake Up World Jangan bimbang, pikiran dapat menjadi alat penyembuhan yang kuat. Dan ilmu pengetahuan mulai mengakui apa yang telah dikenal oleh para penyembuh, para intuitif, shaman dan guru spiritual selama ribuan tahun. Peneliti seperti Bruce Lipton, Ph.D. telah menunjukkan bahwa pikiran kita, baik secara sadar atau tidak, memiliki dampak yang mendalam pada tubuh kita - sampai ke tingkat sel dan DNA kita. Dari waktu ke waktu, telah menunjukkan bahwa ketika kita memperlakukan diri kita dengan buruk melalui pikiran dan percakapan serta keyakinan, kesehatan pada akhirnya akan menderita. Untungnya, sebaliknya juga benar. Ketika kita berada dalam keadaan cinta murni tanpa syarat - mukjizat terjadi sebagai hal yang biasa. Mengambil cerita dari seorang wanita yang menderita kanker stadium IV. Tubuhnya hancur dari terapi konvensional - ia telah kehilangan rambutnya dan berat badan, menua dengan cepat dan kesakitan. Dia pada dasarnya sekarat. Pada suatu malam, saat dia berdiri di depan cermin, melihat tubuh kurus, dia sangat terpukul dan timbul kasih sayang sepenuh hati untuk dirinya sendiri. Dia mulai berbicara dengan penuh kasih kepada tubuhnya, layaknya ia berkata kepada anak kecil yang ketakutan, mengatakan kepada dirinya sendiri/tubuhnya betapa dia sangat mencintainya. Dia juga menyatakan penyesalannya karena ia selama ini tidak menunjukkan cinta sejati dan hormat terhadap tubuhnya. Percakapan berlangsung untuk beberapa waktu. Kemudian dia tidur dan merasa damai dan puas dimana selama bertahun-tahun tidak pernah dia rasakan. Sebagaimana ia ceritakan, ini adalah awal dari pemulihan yang mencengangkan. SETIAP PIKIRAN BERARTI Biasanya kita tidak memberikan banyak perhatian pada pikiran-pikiran yang berputar di kepala kita – dan ini merupakan kesalahan besar. Berikut ini alasannya. Kata-kata negatif bersenandung di latar belakang otak kita dan sedang didengar oleh sel-sel kita sepanjang hari. Sebagaimana Ian Brown telah menunjukkan pada bukunya “Kata-kata Berguna Untuk Sel Anda: "Sel adalah penimbun - emosi, pikiran, dan pengalaman-pengalaman sebelumnya - dan tidak ada yang dapat dihentikan kecuali Anda memberitahu pikiran dan emosi untuk pergi." Kabar baiknya adalah bahwa sel-sel kita juga menyerap penuh kasih sayang, semangat, pikiran dan kata-kata positif. Saya masih ingat mendengar seorang Rinpoche Tibet terkenal, mengatakan bahwa setiap pikiran – satu pikiran sangat berarti. Pada saat itu saya berpikir: "Ah masa sih?." Sekarang saya paham. Bahkan para ilmuwan kini menyadari bahwa DNA dapat di program dengan kata-kata dan frekuensi. Alih-alih membombardir sel-sel kita dengan pikiran dan keyakinan yang tidak begitu bermanfaat, kita bisa mulai menyembuhkan diri dengan pemahaman pertama bahwa kita tidak hanya otak yang didukung oleh tubuh yang signifikan - orientasi buruk di sebagian masyarakat Barat saat ini. Sesungguhnya kami ini merupakan sistim yang sangat cerdas di mana masing-masing bagian memiliki kesadaran yang unik yang memberikan kontribusi untuk keseluruhan. KATA-KATA POSITIF KEPADA TUBUH UNTUK PENYEMBUHAN Praktisi Medis intuitif Caroline Myss ingat saat dia menerima "pesan" yang kuat dari hati (liver) seorang klien, yang menyatakan bahwa ia sedih dan bingung. Ketika Caroline mempertanyakan wanita tentang hal itu, klien malu-malu mengakui bahwa ia kesal terhadap hatinya karena tidak "bekerja sama" menjadi sehat. Hal yang sama berlaku untuk setiap organ dan sel dalam tubuh - semua mendengarkan (dan menanggapi) pikiran kita. Ketika kita mengakui saling ketergantungan yang luar biasa ini dalam diri kita, kita dapat mengembangkan hubungan yang penuh kasih dan hormat dengan tubuh, organ-organ dan sel-sel kita. Menenangkan pikiran melalui meditasi dan mendengarkan tubuh kita adalah langkah pertama yang baik. Anda akan terkejut akan informasi yang muncul ke permukaan. Kami kemudian bisa mengatakan dengan suara keras kata sederhana dengan niat tulus: Aku mencintaimu. Beberapa mulai dengan area spesifik yang bermasalah, orang lain menyelimuti seluruh tubuh dengan kata-kata penyembuhan. Therese Wade, MSc menawarkan tips tambahan yang ada pada bukunya “Sel Anda Mendengarkan: Bagaimana Berbicara dengan Tubuh Anda Dapat Menyembuhkan”: • Sapalah tubuh Anda dengan kasih sayang yang tulus, memahami bahwa tubuh terdiri dari sel-sel yang memiliki kesadaran dan mengalami emosi. • Membangun kepercayaan dengan melibatkan tubuh Anda dalam percakapan mental yang positif tentang keinginan Anda untuk Anda berdua bekerja sama dan mengatasi penyakitnya. • Memungkinkan perubahan dalam percakapan dengan menggunakan pikiran dan kata-kata berbeda yang menimbulkan emosi yang tinggi secara spontan. Dengan tujuan yang sama, pemimpin spiritual Osho menambahkan: "Setelah Anda mulai berkomunikasi dengan tubuh Anda, hal-hal menjadi sangat mudah. Tubuh tidak perlu dipaksa namun dapat dibujuk. Seseorang tidak perlu bertarung dengan tubuh – itu sangat buruk, kekerasan, agresif, dan konflik apapun akan menciptakan lebih banyak ketegangan. Jadi Anda tidak perlu berada dalam kondisi yang menimbulkan konflik (tegang) - biarkan kenyamanan menjadi penguasa". Osho mengingatkan kita bahwa penyakit yang berulang dan kronis dapat mengindikasikan penyakit serius, sehingga harus bijaksana untuk berkonsultasi dengan praktisi kesehatan berpengalaman untuk di evaluasi. Selain itu, jangan menyebutkan ketidak-nyamanan atau rasa sakit/penyakit, namun Anda harus berbicara langsung kepada otak / tubuh. Di bawah ini Osho memberikan dua contoh bagaimana menyambut ketidak seimbangan dalam tubuh: Berat badan: "Pertama beritahukan otak bahwa Anda mengirim pesan ke tubuh, dan bahwa otak harus menyebarkannya. Kemudian beritahukan tubuh bahwa 5 pound atau kilo yang berkurang akan ideal dan bahwa Anda mencerna secara normal. Jangan melibatkan cara makan sama sekali. Hanya memberitahu tubuh bahwa penurunan beberapa kilo diperlukan. Dan ketika Anda sampai di sana, beritahu tubuh untuk tetap berada pada berat ideal, tidak ada kebutuhan untuk kehilangan berat badan lagi atau naik. " Migrain: "Berbicaralah kepada tubuh dengan dua cara. Pertama berbicara ke seluruh tubuh, mengatakan bantuan diperlukan untuk menghilangkan rasa sakit ini dalam otak. Jelaskan kepada tubuh bahwa sakit ini bukan alami. Tidak perlu berada pada rasa sakit ini. Kemudian berbicara ke otak secara langsung, melalui kata-kata Anda sendiri mengatakan, "Aku mencintaimu tapi rasa sakit ini bukan bagian dari alam, dan sekarang saatnya untuk mengembalikan ke tatanan semula." Dan pada saat migraine hilang ingatkan otak agar tidak kembali. " Pada akhirnya ia yakin bahwa "Manusia perlu diajarkan bagaimana berteman dengan tubuh" agar dapat benar-benar sembuh dan sehatBISAKAH BERBICARA DENGAN TUBUH ANDA MENJADI JAWABAN KELUHAN KESEHATAN ANDA? 21 Mei 2016 Oleh: Carolanne Wright Kontribusi penulis untuk Wake Up World Jangan bimbang, pikiran dapat menjadi alat penyembuhan yang kuat. Dan ilmu pengetahuan mulai mengakui apa yang telah dikenal oleh para penyembuh, para intuitif, shaman dan guru spiritual selama ribuan tahun. Peneliti seperti Bruce Lipton, Ph.D. telah menunjukkan bahwa pikiran kita, baik secara sadar atau tidak, memiliki dampak yang mendalam pada tubuh kita - sampai ke tingkat sel dan DNA kita. Dari waktu ke waktu, telah menunjukkan bahwa ketika kita memperlakukan diri kita dengan buruk melalui pikiran dan percakapan serta keyakinan, kesehatan pada akhirnya akan menderita. Untungnya, sebaliknya juga benar. Ketika kita berada dalam keadaan cinta murni tanpa syarat - mukjizat terjadi sebagai hal yang biasa. Mengambil cerita dari seorang wanita yang menderita kanker stadium IV. Tubuhnya hancur dari terapi konvensional - ia telah kehilangan rambutnya dan berat badan, menua dengan cepat dan kesakitan. Dia pada dasarnya sekarat. Pada suatu malam, saat dia berdiri di depan cermin, melihat tubuh kurus, dia sangat terpukul dan timbul kasih sayang sepenuh hati untuk dirinya sendiri. Dia mulai berbicara dengan penuh kasih kepada tubuhnya, layaknya ia berkata kepada anak kecil yang ketakutan, mengatakan kepada dirinya sendiri/tubuhnya betapa dia sangat mencintainya. Dia juga menyatakan penyesalannya karena ia selama ini tidak menunjukkan cinta sejati dan hormat terhadap tubuhnya. Percakapan berlangsung untuk beberapa waktu. Kemudian dia tidur dan merasa damai dan puas dimana selama bertahun-tahun tidak pernah dia rasakan. Sebagaimana ia ceritakan, ini adalah awal dari pemulihan yang mencengangkan. SETIAP PIKIRAN BERARTI Biasanya kita tidak memberikan banyak perhatian pada pikiran-pikiran yang berputar di kepala kita – dan ini merupakan kesalahan besar. Berikut ini alasannya. Kata-kata negatif bersenandung di latar belakang otak kita dan sedang didengar oleh sel-sel kita sepanjang hari. Sebagaimana Ian Brown telah menunjukkan pada bukunya “Kata-kata Berguna Untuk Sel Anda: "Sel adalah penimbun - emosi, pikiran, dan pengalaman-pengalaman sebelumnya - dan tidak ada yang dapat dihentikan kecuali Anda memberitahu pikiran dan emosi untuk pergi." Kabar baiknya adalah bahwa sel-sel kita juga menyerap penuh kasih sayang, semangat, pikiran dan kata-kata positif. Saya masih ingat mendengar seorang Rinpoche Tibet terkenal, mengatakan bahwa setiap pikiran – satu pikiran sangat berarti. Pada saat itu saya berpikir: "Ah masa sih?." Sekarang saya paham. Bahkan para ilmuwan kini menyadari bahwa DNA dapat di program dengan kata-kata dan frekuensi. Alih-alih membombardir sel-sel kita dengan pikiran dan keyakinan yang tidak begitu bermanfaat, kita bisa mulai menyembuhkan diri dengan pemahaman pertama bahwa kita tidak hanya otak yang didukung oleh tubuh yang signifikan - orientasi buruk di sebagian masyarakat Barat saat ini. Sesungguhnya kami ini merupakan sistim yang sangat cerdas di mana masing-masing bagian memiliki kesadaran yang unik yang memberikan kontribusi untuk keseluruhan. KATA-KATA POSITIF KEPADA TUBUH UNTUK PENYEMBUHAN Praktisi Medis intuitif Caroline Myss ingat saat dia menerima "pesan" yang kuat dari hati (liver) seorang klien, yang menyatakan bahwa ia sedih dan bingung. Ketika Caroline mempertanyakan wanita tentang hal itu, klien malu-malu mengakui bahwa ia kesal terhadap hatinya karena tidak "bekerja sama" menjadi sehat. Hal yang sama berlaku untuk setiap organ dan sel dalam tubuh - semua mendengarkan (dan menanggapi) pikiran kita. Ketika kita mengakui saling ketergantungan yang luar biasa ini dalam diri kita, kita dapat mengembangkan hubungan yang penuh kasih dan hormat dengan tubuh, organ-organ dan sel-sel kita. Menenangkan pikiran melalui meditasi dan mendengarkan tubuh kita adalah langkah pertama yang baik. Anda akan terkejut akan informasi yang muncul ke permukaan. Kami kemudian bisa mengatakan dengan suara keras kata sederhana dengan niat tulus: Aku mencintaimu. Beberapa mulai dengan area spesifik yang bermasalah, orang lain menyelimuti seluruh tubuh dengan kata-kata penyembuhan. Therese Wade, MSc menawarkan tips tambahan yang ada pada bukunya “Sel Anda Mendengarkan: Bagaimana Berbicara dengan Tubuh Anda Dapat Menyembuhkan”: • Sapalah tubuh Anda dengan kasih sayang yang tulus, memahami bahwa tubuh terdiri dari sel-sel yang memiliki kesadaran dan mengalami emosi. • Membangun kepercayaan dengan melibatkan tubuh Anda dalam percakapan mental yang positif tentang keinginan Anda untuk Anda berdua bekerja sama dan mengatasi penyakitnya. • Memungkinkan perubahan dalam percakapan dengan menggunakan pikiran dan kata-kata berbeda yang menimbulkan emosi yang tinggi secara spontan. Dengan tujuan yang sama, pemimpin spiritual Osho menambahkan: "Setelah Anda mulai berkomunikasi dengan tubuh Anda, hal-hal menjadi sangat mudah. Tubuh tidak perlu dipaksa namun dapat dibujuk. Seseorang tidak perlu bertarung dengan tubuh – itu sangat buruk, kekerasan, agresif, dan konflik apapun akan menciptakan lebih banyak ketegangan. Jadi Anda tidak perlu berada dalam kondisi yang menimbulkan konflik (tegang) - biarkan kenyamanan menjadi penguasa". Osho mengingatkan kita bahwa penyakit yang berulang dan kronis dapat mengindikasikan penyakit serius, sehingga harus bijaksana untuk berkonsultasi dengan praktisi kesehatan berpengalaman untuk di evaluasi. Selain itu, jangan menyebutkan ketidak-nyamanan atau rasa sakit/penyakit, namun Anda harus berbicara langsung kepada otak / tubuh. Di bawah ini Osho memberikan dua contoh bagaimana menyambut ketidak seimbangan dalam tubuh: Berat badan: "Pertama beritahukan otak bahwa Anda mengirim pesan ke tubuh, dan bahwa otak harus menyebarkannya. Kemudian beritahukan tubuh bahwa 5 pound atau kilo yang berkurang akan ideal dan bahwa Anda mencerna secara normal. Jangan melibatkan cara makan sama sekali. Hanya memberitahu tubuh bahwa penurunan beberapa kilo diperlukan. Dan ketika Anda sampai di sana, beritahu tubuh untuk tetap berada pada berat ideal, tidak ada kebutuhan untuk kehilangan berat badan lagi atau naik. " Migrain: "Berbicaralah kepada tubuh dengan dua cara. Pertama berbicara ke seluruh tubuh, mengatakan bantuan diperlukan untuk menghilangkan rasa sakit ini dalam otak. Jelaskan kepada tubuh bahwa sakit ini bukan alami. Tidak perlu berada pada rasa sakit ini. Kemudian berbicara ke otak secara langsung, melalui kata-kata Anda sendiri mengatakan, "Aku mencintaimu tapi rasa sakit ini bukan bagian dari alam, dan sekarang saatnya untuk mengembalikan ke tatanan semula." Dan pada saat migraine hilang ingatkan otak agar tidak kembali. " Pada akhirnya ia yakin bahwa "Manusia perlu diajarkan bagaimana berteman dengan tubuh" agar dapat benar-benar sembuh dan sehat

Monday, July 30, 2018

Bicara sayang diri - batin bawah sadar

BISAKAH BERBICARA DENGAN TUBUH ANDA MENJADI JAWABAN KELUHAN KESEHATAN ANDA? 21 Mei 2016 Oleh: Carolanne Wright Kontribusi penulis untuk Wake Up World Jangan bimbang, pikiran dapat menjadi alat penyembuhan yang kuat. Dan ilmu pengetahuan mulai mengakui apa yang telah dikenal oleh para penyembuh, para intuitif, shaman dan guru spiritual selama ribuan tahun. Peneliti seperti Bruce Lipton, Ph.D. telah menunjukkan bahwa pikiran kita, baik secara sadar atau tidak, memiliki dampak yang mendalam pada tubuh kita - sampai ke tingkat sel dan DNA kita. Dari waktu ke waktu, telah menunjukkan bahwa ketika kita memperlakukan diri kita dengan buruk melalui pikiran dan percakapan serta keyakinan, kesehatan pada akhirnya akan menderita. Untungnya, sebaliknya juga benar. Ketika kita berada dalam keadaan cinta murni tanpa syarat - mukjizat terjadi sebagai hal yang biasa. Mengambil cerita dari seorang wanita yang menderita kanker stadium IV. Tubuhnya hancur dari terapi konvensional - ia telah kehilangan rambutnya dan berat badan, menua dengan cepat dan kesakitan. Dia pada dasarnya sekarat. Pada suatu malam, saat dia berdiri di depan cermin, melihat tubuh kurus, dia sangat terpukul dan timbul kasih sayang sepenuh hati untuk dirinya sendiri. Dia mulai berbicara dengan penuh kasih kepada tubuhnya, layaknya ia berkata kepada anak kecil yang ketakutan, mengatakan kepada dirinya sendiri/tubuhnya betapa dia sangat mencintainya. Dia juga menyatakan penyesalannya karena ia selama ini tidak menunjukkan cinta sejati dan hormat terhadap tubuhnya. Percakapan berlangsung untuk beberapa waktu. Kemudian dia tidur dan merasa damai dan puas dimana selama bertahun-tahun tidak pernah dia rasakan. Sebagaimana ia ceritakan, ini adalah awal dari pemulihan yang mencengangkan. SETIAP PIKIRAN BERARTI Biasanya kita tidak memberikan banyak perhatian pada pikiran-pikiran yang berputar di kepala kita – dan ini merupakan kesalahan besar. Berikut ini alasannya. Kata-kata negatif bersenandung di latar belakang otak kita dan sedang didengar oleh sel-sel kita sepanjang hari. Sebagaimana Ian Brown telah menunjukkan pada bukunya “Kata-kata Berguna Untuk Sel Anda: "Sel adalah penimbun - emosi, pikiran, dan pengalaman-pengalaman sebelumnya - dan tidak ada yang dapat dihentikan kecuali Anda memberitahu pikiran dan emosi untuk pergi." Kabar baiknya adalah bahwa sel-sel kita juga menyerap penuh kasih sayang, semangat, pikiran dan kata-kata positif. Saya masih ingat mendengar seorang Rinpoche Tibet terkenal, mengatakan bahwa setiap pikiran – satu pikiran sangat berarti. Pada saat itu saya berpikir: "Ah masa sih?." Sekarang saya paham. Bahkan para ilmuwan kini menyadari bahwa DNA dapat di program dengan kata-kata dan frekuensi. Alih-alih membombardir sel-sel kita dengan pikiran dan keyakinan yang tidak begitu bermanfaat, kita bisa mulai menyembuhkan diri dengan pemahaman pertama bahwa kita tidak hanya otak yang didukung oleh tubuh yang signifikan - orientasi buruk di sebagian masyarakat Barat saat ini. Sesungguhnya kami ini merupakan sistim yang sangat cerdas di mana masing-masing bagian memiliki kesadaran yang unik yang memberikan kontribusi untuk keseluruhan. KATA-KATA POSITIF KEPADA TUBUH UNTUK PENYEMBUHAN Praktisi Medis intuitif Caroline Myss ingat saat dia menerima "pesan" yang kuat dari hati (liver) seorang klien, yang menyatakan bahwa ia sedih dan bingung. Ketika Caroline mempertanyakan wanita tentang hal itu, klien malu-malu mengakui bahwa ia kesal terhadap hatinya karena tidak "bekerja sama" menjadi sehat. Hal yang sama berlaku untuk setiap organ dan sel dalam tubuh - semua mendengarkan (dan menanggapi) pikiran kita. Ketika kita mengakui saling ketergantungan yang luar biasa ini dalam diri kita, kita dapat mengembangkan hubungan yang penuh kasih dan hormat dengan tubuh, organ-organ dan sel-sel kita. Menenangkan pikiran melalui meditasi dan mendengarkan tubuh kita adalah langkah pertama yang baik. Anda akan terkejut akan informasi yang muncul ke permukaan. Kami kemudian bisa mengatakan dengan suara keras kata sederhana dengan niat tulus: Aku mencintaimu. Beberapa mulai dengan area spesifik yang bermasalah, orang lain menyelimuti seluruh tubuh dengan kata-kata penyembuhan. Therese Wade, MSc menawarkan tips tambahan yang ada pada bukunya “Sel Anda Mendengarkan: Bagaimana Berbicara dengan Tubuh Anda Dapat Menyembuhkan”: • Sapalah tubuh Anda dengan kasih sayang yang tulus, memahami bahwa tubuh terdiri dari sel-sel yang memiliki kesadaran dan mengalami emosi. • Membangun kepercayaan dengan melibatkan tubuh Anda dalam percakapan mental yang positif tentang keinginan Anda untuk Anda berdua bekerja sama dan mengatasi penyakitnya. • Memungkinkan perubahan dalam percakapan dengan menggunakan pikiran dan kata-kata berbeda yang menimbulkan emosi yang tinggi secara spontan. Dengan tujuan yang sama, pemimpin spiritual Osho menambahkan: "Setelah Anda mulai berkomunikasi dengan tubuh Anda, hal-hal menjadi sangat mudah. Tubuh tidak perlu dipaksa namun dapat dibujuk. Seseorang tidak perlu bertarung dengan tubuh – itu sangat buruk, kekerasan, agresif, dan konflik apapun akan menciptakan lebih banyak ketegangan. Jadi Anda tidak perlu berada dalam kondisi yang menimbulkan konflik (tegang) - biarkan kenyamanan menjadi penguasa". Osho mengingatkan kita bahwa penyakit yang berulang dan kronis dapat mengindikasikan penyakit serius, sehingga harus bijaksana untuk berkonsultasi dengan praktisi kesehatan berpengalaman untuk di evaluasi. Selain itu, jangan menyebutkan ketidak-nyamanan atau rasa sakit/penyakit, namun Anda harus berbicara langsung kepada otak / tubuh. Di bawah ini Osho memberikan dua contoh bagaimana menyambut ketidak seimbangan dalam tubuh: Berat badan: "Pertama beritahukan otak bahwa Anda mengirim pesan ke tubuh, dan bahwa otak harus menyebarkannya. Kemudian beritahukan tubuh bahwa 5 pound atau kilo yang berkurang akan ideal dan bahwa Anda mencerna secara normal. Jangan melibatkan cara makan sama sekali. Hanya memberitahu tubuh bahwa penurunan beberapa kilo diperlukan. Dan ketika Anda sampai di sana, beritahu tubuh untuk tetap berada pada berat ideal, tidak ada kebutuhan untuk kehilangan berat badan lagi atau naik. " Migrain: "Berbicaralah kepada tubuh dengan dua cara. Pertama berbicara ke seluruh tubuh, mengatakan bantuan diperlukan untuk menghilangkan rasa sakit ini dalam otak. Jelaskan kepada tubuh bahwa sakit ini bukan alami. Tidak perlu berada pada rasa sakit ini. Kemudian berbicara ke otak secara langsung, melalui kata-kata Anda sendiri mengatakan, "Aku mencintaimu tapi rasa sakit ini bukan bagian dari alam, dan sekarang saatnya untuk mengembalikan ke tatanan semula." Dan pada saat migraine hilang ingatkan otak agar tidak kembali. " Pada akhirnya ia yakin bahwa "Manusia perlu diajarkan bagaimana berteman dengan tubuh" agar dapat benar-benar sembuh dan sehatBISAKAH BERBICARA DENGAN TUBUH ANDA MENJADI JAWABAN KELUHAN KESEHATAN ANDA? 21 Mei 2016 Oleh: Carolanne Wright Kontribusi penulis untuk Wake Up World Jangan bimbang, pikiran dapat menjadi alat penyembuhan yang kuat. Dan ilmu pengetahuan mulai mengakui apa yang telah dikenal oleh para penyembuh, para intuitif, shaman dan guru spiritual selama ribuan tahun. Peneliti seperti Bruce Lipton, Ph.D. telah menunjukkan bahwa pikiran kita, baik secara sadar atau tidak, memiliki dampak yang mendalam pada tubuh kita - sampai ke tingkat sel dan DNA kita. Dari waktu ke waktu, telah menunjukkan bahwa ketika kita memperlakukan diri kita dengan buruk melalui pikiran dan percakapan serta keyakinan, kesehatan pada akhirnya akan menderita. Untungnya, sebaliknya juga benar. Ketika kita berada dalam keadaan cinta murni tanpa syarat - mukjizat terjadi sebagai hal yang biasa. Mengambil cerita dari seorang wanita yang menderita kanker stadium IV. Tubuhnya hancur dari terapi konvensional - ia telah kehilangan rambutnya dan berat badan, menua dengan cepat dan kesakitan. Dia pada dasarnya sekarat. Pada suatu malam, saat dia berdiri di depan cermin, melihat tubuh kurus, dia sangat terpukul dan timbul kasih sayang sepenuh hati untuk dirinya sendiri. Dia mulai berbicara dengan penuh kasih kepada tubuhnya, layaknya ia berkata kepada anak kecil yang ketakutan, mengatakan kepada dirinya sendiri/tubuhnya betapa dia sangat mencintainya. Dia juga menyatakan penyesalannya karena ia selama ini tidak menunjukkan cinta sejati dan hormat terhadap tubuhnya. Percakapan berlangsung untuk beberapa waktu. Kemudian dia tidur dan merasa damai dan puas dimana selama bertahun-tahun tidak pernah dia rasakan. Sebagaimana ia ceritakan, ini adalah awal dari pemulihan yang mencengangkan. SETIAP PIKIRAN BERARTI Biasanya kita tidak memberikan banyak perhatian pada pikiran-pikiran yang berputar di kepala kita – dan ini merupakan kesalahan besar. Berikut ini alasannya. Kata-kata negatif bersenandung di latar belakang otak kita dan sedang didengar oleh sel-sel kita sepanjang hari. Sebagaimana Ian Brown telah menunjukkan pada bukunya “Kata-kata Berguna Untuk Sel Anda: "Sel adalah penimbun - emosi, pikiran, dan pengalaman-pengalaman sebelumnya - dan tidak ada yang dapat dihentikan kecuali Anda memberitahu pikiran dan emosi untuk pergi." Kabar baiknya adalah bahwa sel-sel kita juga menyerap penuh kasih sayang, semangat, pikiran dan kata-kata positif. Saya masih ingat mendengar seorang Rinpoche Tibet terkenal, mengatakan bahwa setiap pikiran – satu pikiran sangat berarti. Pada saat itu saya berpikir: "Ah masa sih?." Sekarang saya paham. Bahkan para ilmuwan kini menyadari bahwa DNA dapat di program dengan kata-kata dan frekuensi. Alih-alih membombardir sel-sel kita dengan pikiran dan keyakinan yang tidak begitu bermanfaat, kita bisa mulai menyembuhkan diri dengan pemahaman pertama bahwa kita tidak hanya otak yang didukung oleh tubuh yang signifikan - orientasi buruk di sebagian masyarakat Barat saat ini. Sesungguhnya kami ini merupakan sistim yang sangat cerdas di mana masing-masing bagian memiliki kesadaran yang unik yang memberikan kontribusi untuk keseluruhan. KATA-KATA POSITIF KEPADA TUBUH UNTUK PENYEMBUHAN Praktisi Medis intuitif Caroline Myss ingat saat dia menerima "pesan" yang kuat dari hati (liver) seorang klien, yang menyatakan bahwa ia sedih dan bingung. Ketika Caroline mempertanyakan wanita tentang hal itu, klien malu-malu mengakui bahwa ia kesal terhadap hatinya karena tidak "bekerja sama" menjadi sehat. Hal yang sama berlaku untuk setiap organ dan sel dalam tubuh - semua mendengarkan (dan menanggapi) pikiran kita. Ketika kita mengakui saling ketergantungan yang luar biasa ini dalam diri kita, kita dapat mengembangkan hubungan yang penuh kasih dan hormat dengan tubuh, organ-organ dan sel-sel kita. Menenangkan pikiran melalui meditasi dan mendengarkan tubuh kita adalah langkah pertama yang baik. Anda akan terkejut akan informasi yang muncul ke permukaan. Kami kemudian bisa mengatakan dengan suara keras kata sederhana dengan niat tulus: Aku mencintaimu. Beberapa mulai dengan area spesifik yang bermasalah, orang lain menyelimuti seluruh tubuh dengan kata-kata penyembuhan. Therese Wade, MSc menawarkan tips tambahan yang ada pada bukunya “Sel Anda Mendengarkan: Bagaimana Berbicara dengan Tubuh Anda Dapat Menyembuhkan”: • Sapalah tubuh Anda dengan kasih sayang yang tulus, memahami bahwa tubuh terdiri dari sel-sel yang memiliki kesadaran dan mengalami emosi. • Membangun kepercayaan dengan melibatkan tubuh Anda dalam percakapan mental yang positif tentang keinginan Anda untuk Anda berdua bekerja sama dan mengatasi penyakitnya. • Memungkinkan perubahan dalam percakapan dengan menggunakan pikiran dan kata-kata berbeda yang menimbulkan emosi yang tinggi secara spontan. Dengan tujuan yang sama, pemimpin spiritual Osho menambahkan: "Setelah Anda mulai berkomunikasi dengan tubuh Anda, hal-hal menjadi sangat mudah. Tubuh tidak perlu dipaksa namun dapat dibujuk. Seseorang tidak perlu bertarung dengan tubuh – itu sangat buruk, kekerasan, agresif, dan konflik apapun akan menciptakan lebih banyak ketegangan. Jadi Anda tidak perlu berada dalam kondisi yang menimbulkan konflik (tegang) - biarkan kenyamanan menjadi penguasa". Osho mengingatkan kita bahwa penyakit yang berulang dan kronis dapat mengindikasikan penyakit serius, sehingga harus bijaksana untuk berkonsultasi dengan praktisi kesehatan berpengalaman untuk di evaluasi. Selain itu, jangan menyebutkan ketidak-nyamanan atau rasa sakit/penyakit, namun Anda harus berbicara langsung kepada otak / tubuh. Di bawah ini Osho memberikan dua contoh bagaimana menyambut ketidak seimbangan dalam tubuh: Berat badan: "Pertama beritahukan otak bahwa Anda mengirim pesan ke tubuh, dan bahwa otak harus menyebarkannya. Kemudian beritahukan tubuh bahwa 5 pound atau kilo yang berkurang akan ideal dan bahwa Anda mencerna secara normal. Jangan melibatkan cara makan sama sekali. Hanya memberitahu tubuh bahwa penurunan beberapa kilo diperlukan. Dan ketika Anda sampai di sana, beritahu tubuh untuk tetap berada pada berat ideal, tidak ada kebutuhan untuk kehilangan berat badan lagi atau naik. " Migrain: "Berbicaralah kepada tubuh dengan dua cara. Pertama berbicara ke seluruh tubuh, mengatakan bantuan diperlukan untuk menghilangkan rasa sakit ini dalam otak. Jelaskan kepada tubuh bahwa sakit ini bukan alami. Tidak perlu berada pada rasa sakit ini. Kemudian berbicara ke otak secara langsung, melalui kata-kata Anda sendiri mengatakan, "Aku mencintaimu tapi rasa sakit ini bukan bagian dari alam, dan sekarang saatnya untuk mengembalikan ke tatanan semula." Dan pada saat migraine hilang ingatkan otak agar tidak kembali. " Pada akhirnya ia yakin bahwa "Manusia perlu diajarkan bagaimana berteman dengan tubuh" agar dapat benar-benar sembuh dan sehat

Sunday, June 17, 2018

kebahagiaan sejati

. . menurutku Tuhan adalah Kebahagiaan Sejati – Kebahagiaan yang tidak pernah usang, yang selalu baru, selalu segar , selalu bergerak , selalu hidup . . Mereka yang sudah menyadari-Nya, merasakan-Nya, tidak akan pernah tergoda oleh kebahagiaan-kebahagiaan duniawi yang bersifat semu dan sementara. Benda-benda diluar diri hanya bisa memberikan kesenangan sesaat . . Kebahagiaan sejati tidak dapat diperoleh dari benda-benda tersebut. Kebahagiaan sejati harus ditemukan dalam diri sendiri, dalam rasa ke Tuhan an . Ia tak terjangkau oleh pikiran manusia, namun juga sangat dekat dengan manusia . . . .

Monday, June 4, 2018

herbal jantung

Gina Nurjohar Izin bagi pengalaman betul isdn obat utk jantung thn 2007 bpk saya pernh kena jantung alhamdulilah br 25% dikarenakan kr kolesterol nya tinggi 284,kr saya khawatir kalo minum obat trus tkt ke liver,saya buat ramuan:2 batang daun pohon sukun yg masih segar,5 lembr daun salam,3 lembar daun tempuyun(kalo di daerah saya bandung) dan 1 sendok teh biji kelabet(bumbu yg suka dmasak buat gulai/kare) direbus dg 4 air menjadi 1 gelas trus diminum alhamdulilah dlm 2 minggu kolesterol turun dan sampai skr alhamdulilah tdk prnh terasa lg jantung nya

Thursday, May 31, 2018

Tuhan Semesta Alam

bahwa alam sudah ada tanpa awal tanpa ahir tak tercipta maupun dicipta hanya materi isi alam bergerak dan berputar sesuai takdirnya . . hanya manusia yg kemudian mengembangkan akal pikirnya untuk memuja kekuasaan alam yg tak kelihatan melalui ilham - wahyu yg diterimanya secara subyektip . . demikianlah sampai menjadi budaya dunia . . sehingga bermacam cara menurut benarnya masing2

Tuhan Semesta Alam

hakekatnya adalah yg bisa diterima secara nyata maupun yg tertuntun oleh Kekuasaan Semesta alam yg kita sebutkan juga dengan nama Tuhan supaya sama sebutannya .

Tuhan Semesta Alam

yang dari alam hakekat tentu berbeda karena Tuhannya bukanlah seperti dalam agama tetapi adalah Kuasa Daya Hidup dan Menghidupi yang menggerakkan alam semesta yang bekerja dengan maha sempurna sesuai takdirnya . .

Tuhan Semesta Alam

semua berkaitan dengan jalur dalam dirinya , yang dari agama tentu berpendapat apa yg diterima dari Nabi dan Kitab nya , yang dari mimbar kepercayaan juga akan berpendapat dari menghayati apa yg tersirat dari alam semesta . .

Thursday, May 10, 2018

Tuhan

“Tuhan adalah Kebahagiaan Sejati – Kebahagiaan yang tidak pernah usang, yang selalu baru, selalu segar. Mereka yang menyadari-Nya, merasakan-Nya, tidak akan pernah tergoda oleh kebahagiaan-kebahagiaan duniawi yang bersifat semu dan sementara. Benda-benda diluar diri hanya bisa memberikan kesenangan sesaat. Kebahagiaan sejati tidak dapat diperoleh dari benda-benda tersebut. Kebahagiaan sejati harus ditemukan dalam diri sendiri, dalam Tuhan. Ia tak terjangkau oleh pikiran manusia, namun juga sangat dekat dengan manusia . . . .

mujizat

. . . sepertinya janganlah berpikir bahwa menjadi seorang ‘Manusia Allah’ menjadi orang sakti, lantas ia akan menunjukkan mukjizat. Tidak demikian. Mukjizat dan lain sebagainya itu tidak bisa dijadikan tolok ukur kesadaran rohani. Tolok ukurnya bukanlah kekuatan, kesaktian dan mukjizat-mukjizat, seperti yang terpikirkan. Tolok ukurnya adalah kedalaman rasa bahagia dalam keheningan. . .

Doa dan meditasi

. . . Doa bagaikan kita berdiri ditepi kolam; meditasi adalah berada didalam kolam dan berenang. Jadi apabila kita ingin bermeditasi maka kita mesti beranjak dari doa; kita mesti bergerak dari tepi kolam dan masuk kedalam air. Doa adalah kata-kata adalah pikiran, hal ini selamanya tak’an dapat membawa kita pada kebebasan batin (mokshatam). Sedangkan meditasi adalah batin yang bebas dari segala pikiran (hening). Doa, ritual, tradisi, kepercayaan sudahlah pasti tak’an pernah mengantar orang kepada hening, mokshatam (kebebasan); walaupun dalam kepercayaan dikatakan bahwa ritual, tradisi dan doa ini menuntun orang ke-jalan menuju sorga . . .

ambisi dan keinginan

. . setiap bentuk usaha, disitu pasti ada harapan maupun keinginan. Keinginan untuk diampun tetap merupakan keinginan. Keinginan adalah ambisi. Ambisi untuk mendapatkan sorga, penerangan batin, pencerahan, kesucian, dan seterusnya tetap merupakan ambisi. Semua ritual, doa maupun persembahan yang dilakukan dengan harapan agar mendapat berkah, perlindungan, keselamatan dan rejeki adalah ambisi. Batin yang penuh ambisi sudah pasti, tidak akan pernah bisa menjadi hening. Dapatkah orang melihat fakta yang sederhana ini? Orang haruslah menjadi sangat bersahaja secara lahir-batin dalam keseharian hidupnya. Keheningan, keindahan, dan kedamaian terwujud apabila batin kosong dari pikiran!

Wednesday, May 2, 2018

tentang Kekuasaan Tuhan

apa yg kita namakan kekuasaan Tuhan adalah energi - Daya Hidup alam semesta yg menggerakkan yg menghidupi , kekal tanpa awal tanpa ahir tanpa mencipta dan dicipta , bekerja sendiri dengan maha sempurna , isi materi alam semesta bergerak hidup memutar menurut kodratnya , hidup adalah bergerak . . dan gerak adalah hidup . .

apa siapa Tuhan itu

Iman Santoso Iman Santoso menurutku apa yg kita namakan kekuasaan Tuhan adalah energi - Daya Hidup alam semesta yg menghidupi kekal tanpa awal tanpa ahir tanpa yg mencipta dan dicipta bekerja sendiri dengan maha sempurna , isi materinya bergerak hidup memutar searah jarum jam menurut kodratnya , hidup adalah bergerak . . 3 Kelola SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan · Balas · 1h Iman Santoso Iman Santoso daya pikir manusia terbatas dalam meraih menembus alam kekuasaan Tuhan , hakekatnya manusia baik menerima adi kodrati dan Kodrat iradatnya sebagai manusi , kepada kekuasaan semesta alam hakekatnya tak berdaya apa2 selain berserah diri kepada kekuasaan Tuhan semesta alam . 3 Kelola SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan · Balas · 1h Iman Santoso Iman Santoso saya tidak ikut menyalah2kan pengertian yg terbentuk dari ilham , di syiarkan di bukukan , sampai menjadi budaya dan komunitas . . itu semua adalah sejarah perjalanan manusia dalam berbudaya walaupun dikatakan semua itu katanya . . 3 Kelola SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan · Balas · 1h Iman Santoso Iman Santoso hakekatnya manusia tidak bisa mendapat cerita masa lalu masa purba karena tak ada saksi seperti manusia pertama adam hawa firdaus dsb kecuali lingkup penelitian sejarah ke purbakalaan sebagai kenyataan . . maka agama dan ilmu penegetahuan bisa tidak sejalan . . 2 Kelola SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan · Balas · 1h Iman Santoso Iman Santoso maaf kalau satu dan lain sebab tidak bisa menggambarkan bentuk Muhhamad bagaimana manusia bisa menggambar2kan Tuhan dengan segala kekuasaan ,pemerintahannya dan undang2nya . .? 1 Kelola SukaTunjukkan lebih banyak tanggapan · Balas · 1h Iman Santoso Iman Santoso kehendak Tuhan itu hakekatnya bisa diRasakan smua manusia dalam Rasa Susila Budi Baik nya . . semua dalam rasa diri dan bisa mengamati tindakan2nya sendiri.

Friday, April 27, 2018

Bimbingan Tuhan

. . memang tidak semua orang menjalani jalur agamanya dengan benar , tidak semua orang berniat mencari Tuhannya dengan sungguh dan bakti , dan tidak semua orang dalam ke Baktiannya menemukan Tuhan nya dalam kedamaian dan keteduhan , semua ini tidak salah karena pemilihan jalan hidup nya atau mungkin belum Terpilih untuk Terbimbing oleh Kekuasaan Tuhan . . .

Saturday, March 31, 2018

doa pagi dan malamku

Ya Allah ya Jiwaku Kuberjalan dalam jalanmu Smua bekerja menurut kehendakmu Smua bekerja bersamaku dengan baik Kupercaya akan teratasi dengan baik menjadi baik Semakin baik semakin sehat Semakin makmur dalam segala bidangnya Jiwaku kansenantiasa membimbingku Selalu bersamaku . . .

Thursday, March 29, 2018

Bakti kepada Tuhan

. . .memang tidak semua orang menjalani jalur agamanya dengan benar , tidak semua orang berniat mencari Tuhannya dengan sungguh dan bakti , dan tidak semua orang dalam keBaktiannya menemukan Tuhan nya dalam kedamaian dan keteduhan . . . karena terbawa arus kehidupan duniawi bagaimana memenuhi kebutuhan hidupnya akan materi kekuasaan dan kekayaan atas benda2 yang dirasa akan mensejahterakan dan membahagiakan hidupnya . . semua ini tidak salah karena pemilihannya dan mungkin belum Terpilih untuk Terbimbing oleh Kekuasaan Tuhan .

Tuesday, March 13, 2018

Seberkas Cahaya

. . seberkas cahaya dari pembawa cahaya . . Pembawa Cahaya itu mengajarkan cara menyatu dengan Tuhan , yakni dengan mentahtakan Tuhan dalam hati yang caranya adalah dengan mempraktekan hidup cinta kasih sehingga berkah dan kelimpahan . Sang Pencipta hadir melalui setiap karya kreatif orang yang telah menyatu hatinya dengan Sang Pencipta. Oleh karena itu Pembawa Cahaya tidak mengajarkan ritual korban apapun sebagai bayaran baik untuk rejeki yang didapatkan atau untuk memohon diberi rejeki . . .

Monday, March 5, 2018

Subud

maksud sy Subud itu kan bukan agama dan tidak mempertentangkan agama justru dalam Subud itu tempat berkumpulnya para agama yg melengkapi diri dengan membangkitkan / menghidupkan jiwanya agar jiwanya bisa berkontak dengan kekuasaan Tuhan semesta alam . . Subud adalah aliran hakekat Ketuhanan yg tak ada ajarannya hanya memberikan kunci kontak kepada kekuasaan Tuhan dan visinya adalah agar menjadi manusia yg bersusila berbudi dan berdarma dng baik seperti dikehendaki Tuhan . . diserahkan bagaimaa pemeluknya bisa menjalaninya . .

Saturday, February 17, 2018

ichlas

. . bisa menerima dengan sabar dan tetap tawakal akan nasib yg kurang menentu akan menjadi lebih Ichlas bila bisa menyadari bahwa keadaan itu adalah dalam posisi pengaturan dan pembersihan dirinya atas kehendak Tuhan semesta alam untuk menjadikannya lebih baik lagi . . .

Kuasa Alam

. . sebetulnya yg dinamakan maha kuasa yang maha sempurna itu tetep adalah sebuah ukuran , padahal kuasa alam itu tak terukur seperti tak ada nya dinding langit yang gaib yang bekerja dengan sendirinya . . akal pikir kita sebenarnya hanya menggapai gapai sebisanya tapi sebenarnya tak berdaya .

Monday, February 12, 2018

Tuhan Kuasa Alam

Kuasa alam yalah Enrgi Daya Hidup yg hidup dan menghidupi alam semesta , sudah ada dan bekerja dengan sendirinya dengan maha atomatis . . hanya materinya bergerak hidup dan berubah. .

Wednesday, February 7, 2018

gen menurun ke anak2

. . sepertinya jalan kehidupan anak2 kita itu sepertinya tak lepas dari kehidupan kita dulu sebelumya , jadi seperti flashback saja . . demikian jadi maklum dan mohon pengampunan tapi ya harus menebus dan melunasinya . . begitu bahwa kehidupan itu gaib dan ada gen warisan sebab akibat , apalagi jika ada beban2 karuhun , ya pembersihanlah . .