Sunday, October 23, 2016

Wejangan Bapak

Sdr/ i ku,,bagai mana sadurannya tentang INTI dari pupuh2 tsb, demikian Bapak menjelaskan :
1..Karena itu maka rasa dirinya semakin terpisah dari kepribadiannya, sehingga jatuhlah ia ke alam kegelapan dan hatinya hanya pandai menggambarkan hal-hal yang tak dapat dikerjakan...*
2..Kadang-kadang nampaknya ada kemauan juga untuk bekerja mencari nafkah, tetapi ini pun karena hanya tertarik-tarik saja oleh orang lain atau kawan-kawannya. Dan kadang-kadang di paksanya pula dirinya untuk mengerjakan suatu pekerjaan yang tak benar...*
3..Hal yang demikian itu malahan sudah menjadi kebiasaan bagi orang-orang yang serba kurang pengertian itu. Karena hal itu sesuai benar dengan isi hatinya yang hanya bersifat daya kebendaan yang tak mengenal garis hidup yang sempurna...*
4..Mestinya anakku, sebagai makhluk yang utama seharusnya kamu dapat memper erat rasa dirimu dengan Pengawasmu, sehingga mendapatkan segala sesuatu yang sunguh-sungguh menjadi kebutuhan mu dengan mudahnya.Dan dengan keadaanmu yang demikian itu, maka benar-benar akan berarti, bahwa kamu adalah mkhluk Tuhan yang utama...*
5..Jadi kamu tidak lagi sebagai suatu benda yang hanya terisi hawa nafsu, tetapi adalah tubuh manusia yang berisi kepribadian yang abadi. Karena itu janganlah hendaknya menyampingkan pelatihanmu tentang kejiwaan...*
Demikian Sdr/i ku,.penjelasan dari YM Bapak tentang Isi dan INTI dari makna pupuh2 tembang tsb, semoga ber manfaat bagi yg memerlukan, mohon maaf atas kekurangan dalan penyajian ini 
Dan terima kasih...***

Kejiwaan

LATIHAN 20 TAHUN HAMPIR TIDAK ADA MANFAATNYA
"Jadi kalau saudara masih, sesudahnya latihan dua puluh tahun, tapi masih ada rasa tidak senang kepada sesamanya, masih ada rasa iri hati, masih ada rasa membenarkan rasa dirinya sendiri, itu belum berhasil latihannya.
Jadi latihan saudara sekian tahun itu hampir-hampir tidak ada gunanya, hampir-hampir tidak ada manfaatnya. Walaupun yang demikian itu, andaikata saudara mengatakan toch lain orang tidak mengerti, Tuhan tahu saudara. ...
Lihat Selengkapnya

Saturday, October 15, 2016

KEJIWAAN SUBUD

SUSILA BUDHI DHARMA (SUBUD)

 

Bagian 1

SEKILAS TENTANG LATIHAN KEJIWAAN SUBUD


Latihan Kejiwaan SUBUD adalah suatu bentuk kebaktian yang dilakukan oleh seseorang yang dilandasi sikap menyerah, pasrah, ikhlas dan tawakal kehadapan Tuhan Yang Maha Esa. Kebaktian melalui Latihan Kejiwaan SUBUD dilakukan dengan menghentikan bekerjanya nafsu dan akal pikiran yang biasanya suka menggagas berbagai macam. Dengan berhentinya nafsu dan akal pikiran seperti itu, ”Jiwa” atau bagian yang langgeng pada diri manusia (Atman, Zat Allah, rokh Kudus) akan menerima kontak dari kekuasaan Tuhan - yang meliputi diri manusia baik dari dalam maupun dari luar dirinya. Dengan cara seperti itu, peserta Latihan Kejiwaan SUBUD akan dapat merasakan bimbingan dari kekuasaan Tuhan.

Di dalam melakukan Latihan Kejiwaan SUBUD tidak dikenal adanya guru. Guru dalam Latihan Kejiwaan SUBUD adalah Tuhan Yang Maha Kuasa yang kekuasaanNya meliputi manusia baik dari dalam maupun dari luar dirinya. Dengan kadar kepasrahan yang semakin berkembang pada diri manusia dan pada saat terhentinya akal dan pikirannya, getaran kekuasaan Tuhan akan dapat dirasakan sendiri melalui Jiwanya. Jiwa yang menerima getaran kekuasaan Tuhan akan meneruskan getarannya ke seluruh alat-alat tubuh dan organ peserta Latihan Kejiwaan SUBUD sehingga ia akan merasakan sendiri gerakan atau munculnya suara secara spontan. Pada saat pertama kalinya  seseorang ”dibuka” untuk melakukan Latihan Kejiwaan SUBUD, Pembantu Pelatih (PP) menjadi saksi penyerahan dan ketawakalannya ke hadapan Tuhan Yang Masa Kuasa. Pada saat pembukaan itulah, Jiwa peserta akan menerima kontak dari kekuasaan Tuhan tanpa perantaraan orang lain atau sesuatu objek.

Selama melakukan Latihan Kejiwaan SUBUD, kontak Jiwa dengan kekuasaan Tuhan akan menimbulkan berbagai macam gerakan dan suara. Apa yang dirasakan oleh seorang peserta tidaklah sama dengan apa yang dirasakan oleh peserta yang lain. Mengapa tidak sama? Karena isi diri pribadi manusia memang tidak sama. Perbedaan inilah yang akan memberikan pengalaman kejiwaan (spiritual) yang berbeda pula pada diri seseorang dalam menjalani kehidupannya sehari-hari. Jenis dan kerasnya gerakan atau suara juga akan berbeda dialami oleh individu peserta Latihan Kejiwaan SUBUD ketika yang bersangkutan melakukannya pada kesempatan yang berbeda. Semua gerakan dan suara yang dapat dirasakan selama melakukan Latihan Kejiwaan SUBUD muncul secara spontan karena jiwa manusia mendapat kontak langsung dari kekuasaan Tuhan ketika nafsu dan akal pikirannya terhenti bekerja untuk sementara. Di sinilah inti pokok dan hakekat Latihan Kejiwaan SUBUD tersebut.

Meskipun peserta Latihan Kejiwaan SUBUD memiliki pengalaman spiritual yang beragam, tetapi SUBUD bukan sebuah agama atau ajaran. Dalam Latihan Kejiwaan SUBUD tidak dikenal adanya guru, juga tidak ada buku suci dan hari-hari tertentu yang diistimewakan oleh peserta Latihan Kejiwaan SUBUD.  Selain itu, keunikan Latihan Kejiwaan SUBUD terletak pada pesertanya yang berasal dari berbagai jenis agama dan kepercayaan. Anggota melakukan Latihan Kejiwaan SUBUD bersama-sama menggunakan jiwanya, sesuatu yang bersifat langgeng di dalam diri manusia. Oleh karena di dalam Latihan Kejiwaan SUBUD tidak dikenal guru dan buku suci, maka di dalam Latihan Kejiwaan SUBUD tidak dikenal dogma atau mantra yang digunakan oleh seseorang untuk mempercepat terwujudnya pengalaman spiritual pada dirinya. Yang diperlukan oleh peserta Latihan Kejiwaan SUBUD adalah menanamkan kepercayaan pada dirinya bahwa Tuhan dan kekuasaanNya tidak akan dapat dimengerti oleh manusia menggunakan akal pikirannya. Yang diperlukan oleh mereka yang mengikuti Latihan Kejiwaan SUBUD agar bisa menerima kontak dari kekuasaan Tuhan adalah kepasrahannya yang dilandasi oleh rasa sabar, ikhlas dan tawakal kehadapan Tuhan. Penerapan rasa ”Sabar, Ikhlas, Menyerah dan Tawakal” pada kehidupan sehari-hari peserta Latihan Kejiwaan SUBUD sebaiknya dikembangkan secara konsisten, disiplin, dan berkelanjutan. Kondisi Sabar, Ikhlas, Menyerah dan Tawakal yang semakin berkembang akan menjadi syarat utama bagi peserta Latihan Kejiwaan SUBUD untuk belajar merasakan sendiri tuntunan kekuasaan Tuhan melalui Jiwanya.

Latihan Kejiwaan SUBUD sesungguhnya tidak cukup hanya dilakukan di dalam ruangan Latihan khusus yang memang disiapkan untuk itu. Peserta Latihan Kejiwaan SUBUD juga sangat diharapkan belajar menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan melatih kepekaan diri seperti itulah, peserta Latihan Kejiwaan SUBUD akan bisa melatih ketajaman rasa dirinya. Misalnya,  merasakan bekerjanya daya-daya peserta manusia (daya kebendaan, daya tumbuh-tumbuhan, daya hewaniah, daya jasmaniah) pada saat mendengar, mencium, mengecap rasa, atau melihat suatu objek terutama ketika ia berinteraksi dengan lingkungan hidupnya yaitu makhluk lain (manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan) dan berbagai objek (benda) yang diciptakan sendiri oleh manusia.

Bapak Muhammad Subuh Soemohadiwidjojo sebagai penerima Kathir Ilham Latihan Kejiwaan SUBUD yang pertama, mengangkat PP wanita dan pria. Secara umum, PP bertugas membantu Bapak Subuh untuk melayani anggota di kelompoknya masing-masing, mendampingi anggota SUBUD yang baru di buka, dan melayani masyarakat yang ingin mengetahui lebih jauh tentang SUBUD dan Latihan Kejiwaan SUBUD.


Bagian 2

MANFAAT LATIHAN KEJIWAAN SUBUD


Seseorang yang sudah melakukan Latihan Kejiwaan SUBUD secara teratur, disiplin, tekun dan berkelanjutan, rasa diri dan kepribadiannya secara normatif dan bertahap akan berkembang sesuai dengan tuntunan kekuasaan Tuhan yang diterima melalui Jiwanya. Dengan tuntunan kekuasaan Tuhan yang dirasakannya sendiri, peserta Latihan Kejiwaan SUBUD biasanya akan mulai peka dengan rasa dirinya sendiri artinya ia akan lebih peka dengan dirinya sebagai makhluk utama ciptaan Tuhan, dan peka dengan bisikan nuraninya. Di sinilah sesungguhnya proses pembelajaran pada diri seseorang melalui Latihan Kejiwaan SUBUD yang secara bertahap akan terus berkembang sesuai dengan kapasitas Jiwanya menerima kemurahan Tuhan Yang Maha Kuasa. Dengan kata lain, seseorang yang melakukan Latihan Kejiwaan SUBUD secara teratur akan belajar secara bertahap untuk mengenal jati dirinya yang akan mengantarkannya menuju kesempurnaan hidupnya di dunia dan di akhirat. Dengan tahapan perkembangan rasa diri dan kepribadian manusia seperti itu, perilaku (SUSILA) seseorang  akan tertuntun kearah yang lebih sempurna sesuai dengan kehendak Tuhan. Rasa dirinya (BUDHI) akan lebih tajam menanggapi lingkungannya seperti yang dapat dirasakannya melalui panca indra. Selanjutnya, proses pembelajaran melalui Latihan Kejiwaan SUBUD akan mengembangkan rasa dirinya ketika ia menjalankan tugas dan kewajiban hidupnya sebagai makhluk Tuhan yang mulia (DHARMA). Jika proses Latihan Kejiwaan SUBUD berkembang ke arah seperti itu, pengalaman spiritual peserta Latihan Kejiwaan SUBUD juga akan berkembang. Susila, Budhi, dan Dharmanya akan memancar keluar dari pribadi manusia peserta Latihan Kejiwaan SUBUD sebagai makhluk utama ciptaan Tuhan.


Bagian 3

PERKEMBANGAN LATIHAN KEJIWAAN SUBUD


Keberadaan Latihan Kejiwaan SUBUD bukan ditujukan untuk kelompok-kelompok masyarakat tertentu di suatu wilayah tertentu. Latihan Kejiwaan SUBUD lahir di dunia sebagai anugerah Tuhan bagi umat manusia di muka bumi ini tanpa membedakan agama, kepercayaan, suku, ras, politik, dan sosial ekonomi. Melalui Latihan Kejiwaan SUBUD, mereka berbakti bersama-sama kehadapan Tuhan Yang Maha Esa. Penerimaan manusia atas karunia Tuhan sesungguhnya sudah sejak lama terjadi. Hanya baru pertama kalinya di penghujung abad yang lalu, umat manusia bisa dengan mudah menerima bimbingan kekuasaan Tuhan melalui Latihan Kejiwaan SUBUD meskipun manusia masih tetap menjalani kehidupannya sehari-hari dan tidak harus menyepikan diri di tempat-tempat sunyi seperti di gunung, hutan atau di tepi samudra.

Latihan Kejiwaan SUBUD mulai dirintis oleh Bapak Muhammad Subuh Soemohadiwijojo. Beliau lahir tanggal 22 Juni 1901 di Desa Kedung Jati, Jawa Tengah dan menerima kontak kekuasaan Tuhan untuk pertama kalinya tahun 1925. Ketika itu, beliau berjalan-jalan di malam hari di sekitar rumahnya di Semarang, tiba-tiba ada segumpal sinar putih yang masuk ke dalam dirinya dan menggetarkan seluruh rasa diri beliau. Inilah kontak dengan kekuasaan Tuhan yang pertama kali beliau terima. Kontak dengan kekuasaan Tuhan berlanjut terus selama beberapa tahun dalam berbagai bentuk pengalaman transendental. Berawal dari penerimaan beliau inilah, Latihan Kejiwaan SUBUD lahir dan diperkenalkan kepada banyak orang sampai saat ini. Harap dibaca buku otobiografi Bapak Muhammad Subuh untuk mengetahui  lebih jauh tentang perjalanan hidup beliau.

Tahun 1933, setelah pengalaman spiritual dirasakan cukup memadai, Bapak Muhammad Subuh kemudian memperkenalkan Latihan Kejiwaan SUBUD kepada keluarga, tetangga dan sahabat-sahabat dekat beliau. Sejak saat itulah, pengikut Latihan Kejiwaan SUBUD terus berkembang secara bertahap, tapi pasti. Setelah mengamalkan Latihan Kejiwaan SUBUD dan memperkenalkan kepada banyak peserta, awal tahun 1940-an keluarga Bapak Subuh pindah ke Yogyakarta. Dari kota inilah perkembangan SUBUD kemudian dimulai.


Bagian 4

PERKEMBANGAN ORGANISASI SUBUD


Tahun 1947, Perkumpulan Persaudaraan Kejiwaan (PPK) SUBUD diresmikan di Yogyakarta dan menjadi organ resmi SUBUD yang menghimpun mereka yang melakukan Latihan Kejiwaan SUBUD. PPK SUBUD kemudian secara resmi sudah tercatat di lembaran negara RI pada tgl. 2 Februari 1947.

Tahun 1952, semasih tinggal di Yogyakarta, Bapak Subuh menyelesaikan buku tembang Jawa yang berceritera tentang filosofi kehidupan manusia yaitu tentang susunan daya-daya hidup manusia dan pengaruhnya pada sifat-sifat dan kepribadian manusia. Buku yang berisi 20 sloka tembang Jawa, dikenal dengan buku Susila Budhi Dharma (SUBUD). Untuk mengetahui lebih jauh tentang buku SUBUD tersebut, silahkan dibaca bukunya di masing-masing Cabang/Ranting PPK SUBUD. Setelah penulisan buku ini, keluarga Bapak Subuh kemudian pindah dan menetap di Jakarta yaitu di Jalan RS Fatmawati. Saat ini lokasi tersebut dikenal dengan kompleks Wisma SUBUD Cilandak. Lokasi ini pernah dijadikan tempat kongres SUBUD internasional tahun 1971. Sebelum wafat, beliau dan keluarga tinggal di kompleks perumahan SUBUD di Pamulang, Tangerang, Jawa Barat.

Tahun 1957, Bapak Muhammad Subuh pertama kali memperkenalkan Latihan Kejiwaan SUBUD ke luar negeri. Negara yang pertama dikunjungi adalah Inggris. Bagaimana Bapak Subuh sampai berangkat ke London? Ketika Bapak Subuh masih tinggal di Yogyakarta, Bapak membuka seorang warga negara Cyprus (Yunani) yang bernama Husein Rofe. Yang bersangkutan sudah berkelana ke banyak negara untuk mencari pengalaman spiritual. Dalam perjalanan ke Negeri Timur (Asia), dia berjumpa dengan Bapak Subuh yang memperkenalkan Latihan Kejiwaan SUBUD kepadanya. Ia kemudian merasa apa yang dia cari selama ini ke Negeri Timur sudah dia dapatkan. Husein Rofe sebagai anggota perkumpulan Gurdief dunia kemudian menjadi perantara bagi Bapak Subuh melakukan perjalanan pertama kali ke luar negeri untuk memperkenalkan Latihan Kejiwaan SUBUD kepada masyarakat dunia.  Kelompok pertama yang diberikan pengenalan tentang Latihan Kejiwaan SUBUD adalah pengikut aliran Gurdief. Secara kebetulan kelompok ini mengadakan kongresnya di London dan mempunyai banyak anggota dari banyak negara. Sejak saat itulah, Latihan Kejiwaan SUBUD dikenal di luar negeri yang kemudian merambah ke banyak negara, mulai dari Eropa, Amerika, Australia dan negara-negara lainnya di Asia dan Afrika. Pengenalan Latihan Kejiwaan SUBUD kepada masyarakat internasional dilakukan hanya melalui kontak pribadi, atau melalui contoh-contoh keteladanan hidup berdasarkan pengalaman spiritual peserta Latihan Kejiwaan SUBUD. Pola seperti itu, nampaknya masih terus berlangsung sampai saat ini. Pertanda Bapak Subuh suatu saat akan pergi keluar negeri untuk memperkenalkan Latihan Kejiwaan SUBUD kepada banyak umat manusia di dunia sudah beliau alami pada saat menerima kontak dari kekuasaan Tuhan pertama kalinya tahun 1925. Setelah kunjungan pertama ke luar negeri, hampir setiap tahun Bapak Subuh mengadakan kunjungan ke luar negeri, mengunjungi banyak negara di lima benua ini untuk membuka ribuan peserta Latihan Kejiwaan SUBUD di negara-negara yang dikunjungi.

Tahun 1959, setelah Latihan Kejiwaan SUBUD diikuti oleh banyak peserta di luar negeri, kongres pertama PPK SUBUD sedunia dilaksanakan di Coombe Springs Inggris (silahkan dibaca bacaan dari kongres ke kongres).

Tahun 1987, Bapak Muhammad Subuh wafat. Beliau dimakamkan di pemakaman keluarga di Cipanas - Jawa Barat. Beberapa peninggalan beliau adalah Latihan Kejiwaan SUBUD yang saat ini sudah berkembang di 80 negara di dunia. Selain itu, Bapak juga sudah memberikan ceramah kejiwaan di banyak negara. Jumlahnya lebih kurang 1700 buah. Kumpulan ceramah kejiwaan ini sudah diarsipkan dan diterjemahkan kedalam berbagai bahasa dunia, dan disebarkan baik melalui buku, rekaman video maupun DVD. Ada juga Buku Susila Budhi Dharma yang ditulis oleh Bapak Subuh tahun 1952 di Yogyakarta yang saat ini sudah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa dunia.

Menurut beliau, ceramah Bapak Subuh bukan pelajaran tentang SUBUD, tetapi bisa dibaca oleh peserta Latihan Kejiwaan SUBUD untuk mempertebal keyakinan dan pemahaman mereka tentang makna dan hakekat Latihan Kejiwaan SUBUD dan kehidupan manusia. Dalam mengembangkan Latihan Kejiwaan SUBUD, Bapak mengumpamakan dirinya sebagai seorang pesuruh sekolah; dia datang paling dulu untuk membersihkan halaman sekolah, mengatur meja, menyiapkan buku-buku dan segala sesuatunya yang diperlukan sampai proses belajar mengajar di sekolah dapat berlangsung dengan baik. Bapak Subuh sudah menyiapkan perangkat organisasi PPK SUBUD sedunia dilengkapi dengan struktur organisasi dan subsistem administrasi dan komunikasi yang modern (kongres dan publikasi SUBUD) sejalan dengan kemajuan peradaban manusia.

Setelah Bapak Subuh meninggal, Ibu Siti Rahayu Wiryohudoyo - putri sulung beliau, melanjutkan tugas-tugas memberikan ceramah kejiwaan kepada anggota di seluruh dunia. Kumpulan ceramah beliau juga sudah bisa dibaca dalam berbagai penerbitan atau didengar melalui kaset, video dan DVD. Rekaman ceramah Bapak Subuh dan Ibu Rahayu tersimpan secara rapi di lima pusat arsip SUBUD dunia di Jakarta (Indonesia), Canberra (Australia), Manchester (Inggris), Tokyo (Jepang), dan Los Angelos (USA).

Friday, October 14, 2016

Kebijaksanaan

Orang yang bijaksana itu tidak mengeluh kalau memegang peran rendah, tidak berlebihan gaya kalau memegang peran mulia, karena yang penting adalah menghayati peran itu, memainkan peran yang dipegangnya sebaik mungkin. Memegang peran apa pun juga, baik yang menang atau yang kalah, yang tinggi atau yang rendah, yang kaya atau miskin, pintar atau bodoh, kesemuanya itu hanya untuk sementara saja dan semua akan berakhir sama, yaitu tamatnya cerita atau kematian.
Karena maklum bahwa segala sesuatu, yang baik maupun yang buruk, tidak abadi, bahwa kehidupan ibarat suatu perputaran roda, maka orang yang bijaksana itu tidak akan mengeluh selagi berada di bawah dan tidak akan sombong selagi berada di atas.


LATIHAN KEJIWAAN SUBUD


LATIHAN SPIRITUAL SUBUD

Latihan spiritual dari Subud, dikenal sebagai latihan kejiwaan, merupakan hasil dari kontak yang terbarui dengan daya hidup ilahiah. Ia merupakan proses alami yang bangkit di dalam diri setiap orang yang menghendakinya, yang berlangsung dengan kecepatan masing-masing dan menurut sifat masing-masing. Terkadang, ketika kita diam dan tenang, atau dalam keadaan kesadaran tinggi yang tidak biasa, kita dapat tiba-tiba menyadari kebangkitan hidup yang terdalam ini. Proses latihan menghubungkan kita kembali dengan sesuatu yang lebih besar dari diri kita dan terus menjaga agar kesadaran istimewa ini tetap hidup dan aktif.
El latihan es un proceso, un recibir, y no una enseñanza. No se espera que las personas crean en algo, sino que reconozcan y confíen en lo que experimentan. Personas de diferentes religiones pueden encontrar mayor profundidad en su fe y practicar el latihan en armonía con los demás y con aquellos que no poseen afinidad religiosa alguna.
Latihan merupakan suatu proses, suatu penerimaan, dan bukan suatu ajaran. Tak seorang pun diharapkan untuk mempercayai apa pun, hanya untuk mengenali dan meyakini apa yang ia alami. Orang-orang dari berbagai agama akan menemukan keimanan mereka semakin mendalam, dan melakukan latihan dalam harmoni dengan sesamanya serta bersama mereka yang tidak memiliki pertalian dengan agama tertentu.
Esensi dari latihan adalah membiarkan dan mengikuti gerakan-gerakan dari dalam yang bersifat spontan. Latihan tidak memerlukan petunjuk atau ritual. Dan sifatnya berbeda untuk setiap orang.
Banyak orang merasakan kesan yang tenang dan suatu kedalaman dari keterhubungan alami dengan kebijaksanaan, dirinya yang tertinggi, yang ilahi, atau Tuhan, tergantung dari istilah yang disukainya. Latihan merupakan suatu katalis yang mengarah pada pengembangan karakter seseorang dan dapat menuntun kehidupan sehari-hari kita. Ia dapat memperkuat intuisi atau guru di dalam diri kita. Biasanya, proses transformasi ini berlangsung secara bertahap dan terpadu dengan kebutuhan-kebutuhan praktis dari hidup kita.
Nama 'Subud' merupakan singkatan dari tiga kata dalam bahasa Sansekerta: Susila, Budhi dan Dharma. Susila Budhi Dharma (Subud) merepresentasi kemungkinan untuk menyerah kepada kekuatan ilahiah di dalam diri, membiarkannya memengaruhi perubahan di dalam yang akan membawa kepada kualitas-kualitas dari manusia sejati.
Latihan tersedia secara gratis, meskipun perkumpulan bergantung pada sumbangan-sumbangan. Biasanya, ada masa tunggu selama tiga bulan sebelum Anda bisa bergabung. Masa ini memberi Anda kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang yang berpengalaman dalam latihan dan memperoleh keterangan tentang prosesnya.
Subud didirikan oleh seorang Indonesia, Muhammad Subuh Sumohadiwidjojo. Beliau biasanya dipanggil ‘Bapak’ oleh para anggota Subud yang merupakan panggilan hormat kepada pria yang lebih tua. Latihan datang padanya sebagai suatu mukjizat, secara tiba-tiba dan tak terduga. Beliau kemudian menyampaikannya kepada orang lain, dan kini dilakukan oleh ribuan orang di 83 negara.
Organisasi Subud bersifat mendunia. Ada pengurus-pengurus nasional dan internasional dan ada kelompok-kelompok lokal di mana orang-orang bertemu untuk melakukan latihan bersama-sama. Perkumpulan Subud dibentuk di Timur pada tahun 1947 dan di Barat sejak 1957 dan bekerja untuk memberikan manfaat yang positif di dunia. Visi utamanya adalah untuk memengaruhi budaya dunia yang berpikiran terbuka dan peduli.
Organisasi Subud Dunia (" WSA") adalah sebuah organisasi nirlaba yang berkantor-pusat di Washington, D.C.(USA). Anggota Subud tergabung dalam sebuah kegiatan spiritual non-sekte atau aliran agama yang disebut " latihan kejiwaan", bermula di Indonesia dan sekarang telah menyebar ke seluruh dunia. Terbuka untuk yang sudah berusia 18 tahun keatas. Organisasi ini tidak melakukan diskriminasi atas apapun, termasuk suku bangsa, jenis kelamin, warna kulit, usia, atau orientasi seksual. Subud bukanlah suatu agama dan terbuka bagi pemeluk agama apapun dan mereka yang tidak beragama. WSA dan semua organisasi Subud tidak memiliki suatu kebijakan atau mengharuskan untuk mengganti kepercayaan/agama, atau merubah orientasi seksual anggota, atau hak-hak anggota untuk menyatakan pandangan mereka atas hal-hal diatas, konsisten dengan agama yang mereka anut masing-masing serta patuh pada hukum dari setiap negara di mana mereka berada.

Tuesday, October 11, 2016

Kejiwaan

. . . ada yg bilang sepertinya Tuhan tidak menyediakan surga dan neraka atau juga menetapkan ahir jaman karena bumi dicipta bukan untuk dihancurkan . . apa begitukah ?

Monday, October 10, 2016

Kejiwaan dari Bapak . .

MENURUNNYA KONDISI TUBUH SELARAS DGN MENAIKNYA KEJIWAAN
Bahwa pada biasanya kemajuan spirituil menyebabkan kelemahan badan wadag, karena kekuatan badan wadag atau badan kasar itu hampir seluruhnya karena dipengaruhi Nafsu. Maka keadaan diri sdr yg sdr terasakan lemah, sebenarnya tidak seharusnya sdr susahkan. Jadi kenyataannya tentang keadaan diri sdr itu, asal sdr tidak terasa susah, badan saudara tidak akan mengalami kekurangan suatu apa.
YM Bapak (VI/4/38-40) HP&SC

Hakekat hidup

. . sebenarnya bila seseorang banyak berbuat kebajikan dari dari hati nurani nya ia telah mengumpulkan banyak aura kebaikan yg bercahaya terang yg akan bisa tertuntun dan terselamatkan oleh Kuasa Alam secara otomatis yang tersebut kan sebagai nasib baik , sedang sebaliknya yang banyak berbuat keburukan dlm hidupnya akan terkumpul aura buruk yang bisa muram sampai menggelapkan berujung kesesatan dan terperosok dlm kegelapan dan kemalangan , demikian sebenarnya Kuasa Alam telah mengatur kehidupan ini dengan maha atomatis . .  .