Bapak: Sebenarnya ini sudah selalu Bapak katakan dalam talk.
Bahwa Latihan Kejiwaan ini adalah latihan yang datang dari kekuasaan Tuhan pada setiap pengaruh nafsu yang bersarang dalam hati dan otak manusia tidak bekerja. Dengan demikian sehingga perkembangan dan kemajuan Latihan yang diterima, tidak tergantung pada pengetahuan, tidak tergantung pada
kepandaian, tidak tergantung pada pengalaman otak yang telah lama dialami. Malahan diperlukan sekali, agar pengalaman-
pengalaman yang telah diterima sebelum masuk Subud atau sebelum menerima Latihan Kejiwaan ini, dibuang jauh-jauh,
disingkirkan jauh-jauh, dikosongkan jauh-jauh. Jadi yang menyebabkan hingga kemajuan dalam Latihan ini terhambat, bukannya karena ada cacat dalam pancainderanya dan juga
tidak sebab kurangnya kennis2, tetapi karena justru banyak kennis yang diterima, sehingga malah menjadi penghalang bagi kemajuan jiwa maupun perkembangannya.
Sebagaimana saudara tahu, bahwa gerak-gerak yang
diterima, itu sebenarnya merupakan pembersihan. Jadi, gerak itu adalah gerak untuk membuang kekotoran dan kesalahan yang ada di dalamnya. Dan itu dibutuhkan sekali, karena memang dengan gerak itu, agar terlepas. Demikian juga halnya dengan sifat benda. Benda itu tidak akan bersih, menjadi bersih dan kekotoran di dalamnya tidak akan dapat keluar dan juga tidak akan dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, misalnya … umpama saja tanah: di dalam tanah ada besinya; di
dalam tanah ada emasnya; di.dalam tanah ada peraknya dan ada lain-lain mijnen3, itu kalau tidak dibersihkan, tidak digerakkan
secara di- analiseer4, mungkin tidak bisa dapat diketahui mana yang sebenarnya tanah dan mana pula yang sebenarnya besi
dan emas dan perak dan lain-lainnya.
Demikian juga halnya dengan kejiwaan, dengan rasa diri.
Rasa diri perlu dibersihkan, perlu dipisahkan, agar mana yang ini, mana yang itu. Sehingga saudara nanti dapat merasakan:
inilah yang baik, inilah yang tidak. Lha, karena soal kejiwaan itu adalah soal Tuhan, hanya Tuhan yang dapat mengerjakan itu. Karena perubahan, pergantian jiwa dari yang tidak baik jadi baik; dari yang kecil jadi besar; dari yang sempit menjadi luas, itu menghendaki kematian. Sudah tentu, apabila saudara
kerjakan sendiri, saudara dapat mati, tetapi malah tidak dapat apa-apa. Sedangkan dikerjakan oleh Tuhan, tidak demikian.
Tuhan dapat, karena Tuhan Maha Kuasa, sehingga dapat
merubah jiwa manusia, sedangkan manusia masih hidup.
Itulah bedanya dengan pekerjaan manusia yang Bapak katakan tadi seperti memisahkan antara tanahnya, besinya, emasnya, perak dan lain-lainnya. Jadi, dalam Latihan Kejiwaan yang saudara terima, sebenarnya itu adalah suatu analisa yang
dikerjakan oleh Tuhan sendiri, bukan oleh manusia.
Jadi, terangnya, tidak perlu dikuatirkan, saudara. Karena
rasa yang kuatir, pikiran yang bimbang, disebabkan karena belum dapat pegangan yang benar, dan belum terasa bagaimana pekerjaan yang di dalam. Malahan yang demikian itu membuntu
dan melambatkan jalannya pembersihan.
Demikian bukan jauh-jauh, sebagai contohnya Bapak sendiri. Telah Bapak seringkali mengatakan, bahwa Bapak tidak mempelajari soal itu. Tetapi hanya menyerah kepada Tuhan dengan kekosongan, percaya kepada kebesaran Tuhan, sehingga Bapak terima itu perpisahan-perpisahan yang bekerja dalam rasa diri. Dan Bapak terima dengan sungguh-sungguh dan menginsafi bagaimana jalannya daya ini dan jalannya daya itu. Dan juga bagaimana jalannya pikiran; pikiran atau otak yang digerakkan oleh kemauan, oleh nafsu; yang otak digerakkan tidak dengan nafsu. Sebagai contoh demikian telah Bapak alami. Maka Bapak percaya sekali, bahwa dengan kesabaran, dengan ketawakalan, dengan keikhlasan dan juga dengan penyerahan yang sebenar-
benarnya, saudara akan dapat menerima, meskipun tidak sejauh apa yang telah Bapak terima – umpamanya – akan dapat menerimanya ini. Dan ini telah dapat dibuktikan oleh di antara
– mungkin tidak salah satu – mungkin di antara para saudara yang ada di sini, telah dapat membuktikan itu.
(Cuplikan, Bapak Talks)
THE HAGUE
1 SEPTEMBER 1964
No comments:
Post a Comment