Friday, December 20, 2013

Mencegah Osteoporosis . .

Tips Mencegah Osteoporosis Sejak Dini

Ada sedikit Tips Bagi anda yang ingin terhindar dari penyakit tulang keropos atau yang biasa disebut dengan osteoporosis. Tipsnya Anda harus rajin mengkonsumsi susu kedelai. Susu kedelai memiliki kandungan dan kadar protein yang tinggi dan asam amino yang tinggi dan hampir sama dengan susu sapi. Keunggulan lain dari susu kedelai jika dibandingkan dengan susu sapi yaitu susu kedelai tidak mengandung kolesterol. Karena kedelai sendiri berasal dari tumbuhan dan disebut dengan protein nabati. Namun kolesterol yang terkandung dalam susu sapi juga masih sedikit apabia dibandingkan dengan bahan makanan dari hewan, seprti daging dan lain sebagainya. kandungan proten dalam susu kedelai yang dapat membantu mencegah osteoporosis di masa tua nanti. namun anda juga harus memperhatikan saat menyimpan susu kedelai. Karena akan sangat berpengaruh. jangan terlalu banyak mencampurkan air ke susu karena semakin encer susu tersebut, semakin sedikit pula proteinnya. Kadar protein dalam susu kedelai yang dibuat dengan perbandingan kedelai dan air 1:8, 1:10, dan 1:15 berturut-turut adalah 3,6 persen, 3,2 persen dan 2,4 persen.



Wanita mempunyai peluang untuk mengalaminya empat kali lebih besar dibandingkan pria, khususnya bagi mereka yang telah mengalami menopause (menurunnya produksi hormon estrogen). Pria yang telah mengalami andropause (menurunnya hormon androgen) juga sangat rentan terhadap osteoporosis.Hormon estrogen antara lain mempunyai fungsi untuk membantu penyerapan kalsium dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Apabila kadar hormon ini di dalam tubuh berkurang, maka jumlah kalsium yang dapat diserap dan disimpan pada tulang menjadi sangat berkurang.

Di lain pihak, kebutuhan tubuh akan kalsium untuk berbagai aktivitas tetap setiap harinya. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, terpaksa cadangan kalsium yang ada dalam tulang diambil sedikit demi sedikit. Akibatnya perlahan tetapi pasti, cadangan kalsium akan terus menipis sehingga massa tulang akan berkurang, rapuh dan mudah patah.

Dewasa ini masalah menopause dapat ditunda dengan terapi hormon estrogen (estrogen replacement therapy), yang juga diharapkan dapat menghambat laju osteoporosis. Yang terutama dianjurkan melakukan terapi hormon estrogen, adalah mereka yang berhenti menstruasi sebelum usia 40 tahun, atau mereka yang menderita osteoporosis pada usia muda. Sayangnya hormon estrogen ini dapat menimbulkan efek samping, seperti: sakit kepala, perubahan perasaan mendadak, merasa depresi dan ingin muntah.

Dampak negatif lain, yang dapat ditimbulkan, adalah kanker payudara dan kanker rahim, terutama bagi mereka yang mempunyai bakat untuk terserang kedua kanker tersebut.Penelitian yang dilakukan oleh Nurses Health Study menunjukkan, bahwa wanita yang menjalani terapi hormon selama lima tahun atau lebih, kemungkinannya untuk terkena kanker payudara adalah 30-70 persen dibanding mereka yang tidak melakukan terapi.Karena terapi hormon estrogen bisa berdampak negatif, maka beberapa ahli dewasa ini mulai mencari bahan pengganti estrogen yang aman untuk menghambat laju osteoporosis.Salah satu bahan pangan, yang saat ini menjadi pusat perhatian dalam hubungannya dengan osteoporosis, adalah kedelai.

Hal ini disebabkan pada kedelai terdapat senyawa alami mirip estrogen, yaitu yang disebut fitoestrogen. Fitoestrogen telah terbukti mampu menghambat osteoporosis.Barangkali, karena senyawa inilah, yang menyebabkan mengapa wanita Jepang yang gemar makan produk olahan kedelai (seperti tahu, natto, susu kedelai, dll) usia menopausenya tinggi dan jarang mengalami keluhan pascamenopause.

Di Indonesia masalah menopause dan osteoporosis sudah waktunya untuk mendapatkan perhatian yang serius, karena pada tahun 2010 nanti jumlah wanita menopause di Indonesia diperkirakan akan mencapai 35 juta orang.



Walupun sampai saat ini, belum ada data mengenai kandungan fitoestrogen pada produk-produk olahan kedelai di Indonesia,tetapi kenyataan di Jepang tersebut dapat dijadikan petunjuk tentang manfaat kacang kedelai untuk kesehatan. Oleh karena itu, tidak ada salahnya, kalau budaya makan tempe, tahu, dan susu kedelai lebih digalakkan lagi di Indonesia.

No comments:

Post a Comment