Friday, October 14, 2016

LATIHAN KEJIWAAN SUBUD


LATIHAN SPIRITUAL SUBUD

Latihan spiritual dari Subud, dikenal sebagai latihan kejiwaan, merupakan hasil dari kontak yang terbarui dengan daya hidup ilahiah. Ia merupakan proses alami yang bangkit di dalam diri setiap orang yang menghendakinya, yang berlangsung dengan kecepatan masing-masing dan menurut sifat masing-masing. Terkadang, ketika kita diam dan tenang, atau dalam keadaan kesadaran tinggi yang tidak biasa, kita dapat tiba-tiba menyadari kebangkitan hidup yang terdalam ini. Proses latihan menghubungkan kita kembali dengan sesuatu yang lebih besar dari diri kita dan terus menjaga agar kesadaran istimewa ini tetap hidup dan aktif.
El latihan es un proceso, un recibir, y no una enseñanza. No se espera que las personas crean en algo, sino que reconozcan y confíen en lo que experimentan. Personas de diferentes religiones pueden encontrar mayor profundidad en su fe y practicar el latihan en armonía con los demás y con aquellos que no poseen afinidad religiosa alguna.
Latihan merupakan suatu proses, suatu penerimaan, dan bukan suatu ajaran. Tak seorang pun diharapkan untuk mempercayai apa pun, hanya untuk mengenali dan meyakini apa yang ia alami. Orang-orang dari berbagai agama akan menemukan keimanan mereka semakin mendalam, dan melakukan latihan dalam harmoni dengan sesamanya serta bersama mereka yang tidak memiliki pertalian dengan agama tertentu.
Esensi dari latihan adalah membiarkan dan mengikuti gerakan-gerakan dari dalam yang bersifat spontan. Latihan tidak memerlukan petunjuk atau ritual. Dan sifatnya berbeda untuk setiap orang.
Banyak orang merasakan kesan yang tenang dan suatu kedalaman dari keterhubungan alami dengan kebijaksanaan, dirinya yang tertinggi, yang ilahi, atau Tuhan, tergantung dari istilah yang disukainya. Latihan merupakan suatu katalis yang mengarah pada pengembangan karakter seseorang dan dapat menuntun kehidupan sehari-hari kita. Ia dapat memperkuat intuisi atau guru di dalam diri kita. Biasanya, proses transformasi ini berlangsung secara bertahap dan terpadu dengan kebutuhan-kebutuhan praktis dari hidup kita.
Nama 'Subud' merupakan singkatan dari tiga kata dalam bahasa Sansekerta: Susila, Budhi dan Dharma. Susila Budhi Dharma (Subud) merepresentasi kemungkinan untuk menyerah kepada kekuatan ilahiah di dalam diri, membiarkannya memengaruhi perubahan di dalam yang akan membawa kepada kualitas-kualitas dari manusia sejati.
Latihan tersedia secara gratis, meskipun perkumpulan bergantung pada sumbangan-sumbangan. Biasanya, ada masa tunggu selama tiga bulan sebelum Anda bisa bergabung. Masa ini memberi Anda kesempatan untuk bertemu dengan orang-orang yang berpengalaman dalam latihan dan memperoleh keterangan tentang prosesnya.
Subud didirikan oleh seorang Indonesia, Muhammad Subuh Sumohadiwidjojo. Beliau biasanya dipanggil ‘Bapak’ oleh para anggota Subud yang merupakan panggilan hormat kepada pria yang lebih tua. Latihan datang padanya sebagai suatu mukjizat, secara tiba-tiba dan tak terduga. Beliau kemudian menyampaikannya kepada orang lain, dan kini dilakukan oleh ribuan orang di 83 negara.
Organisasi Subud bersifat mendunia. Ada pengurus-pengurus nasional dan internasional dan ada kelompok-kelompok lokal di mana orang-orang bertemu untuk melakukan latihan bersama-sama. Perkumpulan Subud dibentuk di Timur pada tahun 1947 dan di Barat sejak 1957 dan bekerja untuk memberikan manfaat yang positif di dunia. Visi utamanya adalah untuk memengaruhi budaya dunia yang berpikiran terbuka dan peduli.
Organisasi Subud Dunia (" WSA") adalah sebuah organisasi nirlaba yang berkantor-pusat di Washington, D.C.(USA). Anggota Subud tergabung dalam sebuah kegiatan spiritual non-sekte atau aliran agama yang disebut " latihan kejiwaan", bermula di Indonesia dan sekarang telah menyebar ke seluruh dunia. Terbuka untuk yang sudah berusia 18 tahun keatas. Organisasi ini tidak melakukan diskriminasi atas apapun, termasuk suku bangsa, jenis kelamin, warna kulit, usia, atau orientasi seksual. Subud bukanlah suatu agama dan terbuka bagi pemeluk agama apapun dan mereka yang tidak beragama. WSA dan semua organisasi Subud tidak memiliki suatu kebijakan atau mengharuskan untuk mengganti kepercayaan/agama, atau merubah orientasi seksual anggota, atau hak-hak anggota untuk menyatakan pandangan mereka atas hal-hal diatas, konsisten dengan agama yang mereka anut masing-masing serta patuh pada hukum dari setiap negara di mana mereka berada.

No comments:

Post a Comment