Jainisme . . .
"JAINISME ... ALIRAN KEPERCAYAAN PURBA."
Chef Edwin Indramora
Jainisme/Jainadharma adalah sebuah agama dharma. Agama Jaina bermakna
agama penaklukan. Dimaksudkan penaklukan kodrat-kodrat syahwati di dalam
tata hidup manusiawi.
Copas dari Ateis Indonesia
Jain
adalah agama besar dari india. Jain percaya kalau alam semesta selalu
ada, semua jiwa dan reinkarnasi berdasarkan berdasarkan pada karma yang
terkumpul dalam hidup sebelumnya. Karma yang baik datang dari lima dasar
non kekerasan, kejujuran, tidak mencuri, ketidak egoisan dan
kedermawanan. Jain adalah vegetarian, dan orang beriman harus memakai
topeng dan menyapu jalan di depannya saat berjalan agar tidak melukai
mahluk hidup lainnya.
Bagi jain, setiap jiwa atau mahluk
spiritual berhak di sembah. Karena inilah mereka tidak menyembah tuhan
apapun. Jain percaya kalau alam semesta telah ada dan selalu ada, tidak
diciptakan dan tidak dapat musnah, sehingga tidak ada tuhan pencipta.
Walau begitu, mereka percaya kalau ada tuhan-tuhan yang kedudukannya
lebih rendah dan menghuni alam semesta ini. Sehingga mereka dapat
digolongkan sebagai teis. Dari sudut pandang tuhan sebagai sesuatu yang
harus disembah, mereka adalah ateis.
Di india agama tidak
berbeda dengan filsafat dan agama dan filsafat tidak berbeda dengan
sains. Jain dipraktekkan dan diajarkan sebagai agama saat ini adalah
Nirgrantha Dharma. Ia juga dikenal sebagai Shramana Dharma dan punya
banyak cabang dan sekolah. Tradisi Shremana berbeda dengan tradisi
Brahamana. Keduanya adalah aliran india purba yang telah cukup
berinteraksi dan telah mempengaruhi satu sama lain dalam area teologi,
filsafat dan bahkan kehidupan sosial budaya.
Kemunculan Ahinsa
yaitu kasih sayang dan anti kekerasan pada semua mahluk hidup – burung,
serangga dan bahkan hewan, dipengaruhi aliran shramana; sementara,
pahatan, etika, doa, ritual jain dan buddha dipengaruhi aliran
brahamana. Kedua sistem ini punya cukup banyak perbedaan, yang paling
dasar adalah pendekatan mereka pada kenyataan.
Dengan jainas
“tidak ketergantungan tapi kemandirian; ketergantungan adalah kehidupan
di dunia; namun hidup yang tertinggi adalah hidup dimana kita secara
pribadi mandiri sejauh ikatan dan gangguan diperhitungkan.”
Jain, dalam filsafat india, adalah salah satu sistem yang tidak menerima
otoritas Vedic. Penolakan otoritas Vedic oleh Shramana, khususnya oleh
Jaina, tidak sekedar mengenai agama dan ritual seperti Yagna dan
pengorbanan, namun juga pada isu metafisika dan epistemologis.
Jain tidak menerima Advait atau Monisme namun percaya dalam pluralisme
roh, penolakan otoritas Vedic ini membawa pada penolakan filsafat
Advait, penolakan monisme, dan penolakan banyak unsur teistik. Dalam hal
ini jain dipandang sebagai ateistik atau tidak percaya tuhan ada
(nir-iswarvadi).
Alasan kedua paling penting yang membawa pada
miskonsepsi adalah penekanan jain pada anti kekerasan dan penolakan yang
sama kerasnya pada pengorbanan ritualistik vedic. Ini membawa pada
Jain, bila bukan ateisme murni, dan jelas membawa pada anti teisme Weda
dan aliran ortodoks lainnya filsafat india.
~ YPBSMANGKARASETALUJIRODASJIPAT ~
No comments:
Post a Comment