Friday, January 3, 2014

Jainisme . . .


  • "JAINISME ... ALIRAN KEPERCAYAAN PURBA."

    Chef Edwin Indramora

    Jainisme/Jainadharma adalah sebuah agama dharma. Agama Jaina bermakna agama penaklukan. Dimaksudkan penaklukan kodrat-kodrat syahwati di dalam tata hidup manusiawi.

    Copas dari Ateis Indonesia
    Jain adalah agama besar dari india. Jain percaya kalau alam semesta selalu ada, semua jiwa dan reinkarnasi berdasarkan berdasarkan pada karma yang terkumpul dalam hidup sebelumnya. Karma yang baik datang dari lima dasar non kekerasan, kejujuran, tidak mencuri, ketidak egoisan dan kedermawanan. Jain adalah vegetarian, dan orang beriman harus memakai topeng dan menyapu jalan di depannya saat berjalan agar tidak melukai mahluk hidup lainnya.

    Bagi jain, setiap jiwa atau mahluk spiritual berhak di sembah. Karena inilah mereka tidak menyembah tuhan apapun. Jain percaya kalau alam semesta telah ada dan selalu ada, tidak diciptakan dan tidak dapat musnah, sehingga tidak ada tuhan pencipta. Walau begitu, mereka percaya kalau ada tuhan-tuhan yang kedudukannya lebih rendah dan menghuni alam semesta ini. Sehingga mereka dapat digolongkan sebagai teis. Dari sudut pandang tuhan sebagai sesuatu yang harus disembah, mereka adalah ateis.

    Di india agama tidak berbeda dengan filsafat dan agama dan filsafat tidak berbeda dengan sains. Jain dipraktekkan dan diajarkan sebagai agama saat ini adalah Nirgrantha Dharma. Ia juga dikenal sebagai Shramana Dharma dan punya banyak cabang dan sekolah. Tradisi Shremana berbeda dengan tradisi Brahamana. Keduanya adalah aliran india purba yang telah cukup berinteraksi dan telah mempengaruhi satu sama lain dalam area teologi, filsafat dan bahkan kehidupan sosial budaya.

    Kemunculan Ahinsa yaitu kasih sayang dan anti kekerasan pada semua mahluk hidup – burung, serangga dan bahkan hewan, dipengaruhi aliran shramana; sementara, pahatan, etika, doa, ritual jain dan buddha dipengaruhi aliran brahamana. Kedua sistem ini punya cukup banyak perbedaan, yang paling dasar adalah pendekatan mereka pada kenyataan.

    Dengan jainas “tidak ketergantungan tapi kemandirian; ketergantungan adalah kehidupan di dunia; namun hidup yang tertinggi adalah hidup dimana kita secara pribadi mandiri sejauh ikatan dan gangguan diperhitungkan.”

    Jain, dalam filsafat india, adalah salah satu sistem yang tidak menerima otoritas Vedic. Penolakan otoritas Vedic oleh Shramana, khususnya oleh Jaina, tidak sekedar mengenai agama dan ritual seperti Yagna dan pengorbanan, namun juga pada isu metafisika dan epistemologis.

    Jain tidak menerima Advait atau Monisme namun percaya dalam pluralisme roh, penolakan otoritas Vedic ini membawa pada penolakan filsafat Advait, penolakan monisme, dan penolakan banyak unsur teistik. Dalam hal ini jain dipandang sebagai ateistik atau tidak percaya tuhan ada (nir-iswarvadi).

    Alasan kedua paling penting yang membawa pada miskonsepsi adalah penekanan jain pada anti kekerasan dan penolakan yang sama kerasnya pada pengorbanan ritualistik vedic. Ini membawa pada Jain, bila bukan ateisme murni, dan jelas membawa pada anti teisme Weda dan aliran ortodoks lainnya filsafat india.

    ~ YPBSMANGKARASETALUJIRODASJIPAT ~

No comments:

Post a Comment