Thursday, May 23, 2013
Kejiwaan
. . .
yang memang mau kesana ya baik melepaskan kelengketan kerak2 yang
menimbun . . seperti pohon Kayu Putih yg selalu mengelupas ,semakin
tinggi dan kuat . . tapi semakin mewangi . .
Kejiwaan
. .
sayang, akal pikir dn rasa hati memang bawaannya selalu ingin mendahului
Kehendak Tuhan , kadang sdh merasa itu bukan kehendak Nya pun kadang
manusia mau melakukan penipuan pada dirinya sndiri .
Kejiwaan
setiap
orang yang lahir di dunia ini maka jiwanya menyatu dengan akal. Selain
akal dalam diri manusia juga ada hawa nafsu. Ketika seseorang berbuat
buruk, berarti raganya didorong dan dipengaruhi oleh hawa nafsu dan
akalnya. Akal dan nafsu memang suka berbuat buruk. Apabila jiwa mencegah
(melalui hati nurani), maka raga tidak akan berbuat buruk. Akan tetapi
jika jiwa membiarkannya, maka raga tetap melakukannya. Karena itu
bagaimanapun juga jiwalah yang akan mempertanggungjawabkan perbuatan
baik dan buruk raganya.
Kejiwaan
Jangan
pernah menyesali hidup yang saat ini Anda jalani sekalipun itu hanya
untuk satu hari. Hari-hari yang baik memberikan kebahagiaan, hari-hari
yang kurang baik memberi pengalaman, kedua-duanya memberi arti bagi
kehidupan ini.
Kejiwaan
. .
dalam keadaan yg sepelik dan sesusah apapun tapi klu percaya bhw itu
adlh sesion yg mmg yg hrs kita terima . . serah diri dn percaya Tuhan
lah nti tentu akan berproses menjadi lebih baik . .
Kejiwaan
. . .
klu boleh kutambahkan . . sepertinya semua kekecewaan itu disebabkan
keinginan yang tak terpenuhi,bila kamu terus menerus memikirkan adanya
rintangan ,keterlambatan ,keterlambatan , dan kesulitan maka bawah
sadarmu menanggapi sesuai hal tsb,maka percayalah kamu merintangi akan
kebaikanmu sendiri . . .
Kejiwaan
. .
tiap gambaran mental yg disertai kepercayaan dan pen yerahan diri akan
menjadi kenyataan karena berkah Tuhan lewat batin bawah sadarmu , karena
harapan doa dan Latihan.
Jawaban tidak selalu dalam satu malam ,jangan terlalu dipikirkan karena jawabannya selalu . . nanti . . jadi bersabarlah
Jawaban tidak selalu dalam satu malam ,jangan terlalu dipikirkan karena jawabannya selalu . . nanti . . jadi bersabarlah
Sabda Alam
sabda alam . .
. . air yg sangat bersahabat dng kita sangatlah mentakjubkan. . dengan sifatnya yang selalu mengalir kebawah tapi bukan Maunya ,dia hnya tergerak oleh ke illahian,magnit bumi. kalau tergenang dalam diam malah membuat keadaan negatif,keruh berhama. Demikian dalam tubuh kita yg sebgaian besarnya terisi air hendaknya selalu bergerak ,mengalir yg menimbulkan manfaat, peliharalah air ,takjubi dan kenali sifatnya . . biarlah mengalir . .
. . air yg sangat bersahabat dng kita sangatlah mentakjubkan. . dengan sifatnya yang selalu mengalir kebawah tapi bukan Maunya ,dia hnya tergerak oleh ke illahian,magnit bumi. kalau tergenang dalam diam malah membuat keadaan negatif,keruh berhama. Demikian dalam tubuh kita yg sebgaian besarnya terisi air hendaknya selalu bergerak ,mengalir yg menimbulkan manfaat, peliharalah air ,takjubi dan kenali sifatnya . . biarlah mengalir . .
SUBUD
. .
maka yang utama dalam usaha manusia untuk mendapatkan sifat Kebaktian
yang mendapat Kontak dari Hidup besar itu , ia perlu meniadakan
kebangkitan angan2 dan akal pikirnay. karena dng keadaanya yg dmikian
itu ia pada hakekatnya melumpuhkan nafsu dan menundukkan baik kepandaian
maupun kebijaksanaannya sbgai manusia yang patuh dan menyerah dng
ichlas kpd Tuhan yang menguasai dirinya . .
SUBUD
. . .
bahwa pada hakekatnya manusia dengan hati dan akal pikirannya terpaksa
tidak dapat mengerti bagaimana Keadaan dan Kekuasaan Tuhan itu. itulah
sebabnya tidak kurang2nya usaha manusia mencari jalan yang dapat menuju
ke Kontak an Hidup Besar itu selalu kandas ditengah jalan atau kalau
tidak dengan tiada kesadaran Jiwanya ia terpaksa menyimpang ke lain
jurusan yang pada hakekatnya adalah sifat Bayangan angan2 , rasa hati
dan akal pikiran . . .
Monday, May 20, 2013
Adityawarman di tanah Minang
A. EXPEDISI PAMALAYU..
1. Pengiriman pasukan Singosari..
Menurut garis matrilineal Adityawarman anak dari Dara Jingga.. Dara Jingga anak dari Puti Reno Mandi, isteri Mauliwarmadewa Raja Dhamasraya.. Puti Reno Mandi, anak dari Sari Laut, anak isteri Raja Taluak Kuantan.. Sari Laut anak dari Puti Reno Indah.. Reno Indah adik yang dibawa Dt Parpatih Nan Sabatang (menurut ranji Mataram).. Puti Reno Mandi adalah adik yang dibawa oleh Dt Katumanggungan menurut silsilah Minangkabau.. 1309 M Raden Wijaya wafat digantikan oleh satu-satunya anak laki-lakinya Kalagemet yang digelari Jaya Negara.. 1319 terjadi pemberontakan besar-besaran dibawah pimpinan Rakyan Kuti dibantu oleh beberapa rakyan lainnya seperti Ra Wedeng, Ra Jayu, Ra Pangsa, Ra Tanca dll.. Jayawijaya terpaksa menyingkir ke Badander pegunungan kapur di Bojonegoro.. Jayawijaya didukung oleh Gajah Mada dan Aji Mantrolot.. Berkat ketangkasan Gajah Mada dan Aji Mantrolot Jaya Negara dapat kembali menduduki tahta Mojopahit di Mojokerto.. Setelah pemberontak terjepit Ra Tanca menyerah bersumpah akan setia kepada Majapahit dan Prabu Jaya Negara.. Gajah Mada disuruh membentuk dan langsung memimpin pasukan Bayangkhara (pasukan keamanan istana) dengan pangkat Senopati dan langsung dibawah komando raja.. Aji Mantrolot diangkat meminpin pasukan khusus dan diberi jabatan Wardamentri atau Praudatara..
Puti Jamilan adalah saudara dari Dt Katumanggungan.. Dt Katumanggungan adalah datuak pucuak (raja) kerajaan Bungo Setangkai Sungai Tarab yang dikenal pendiri Lareh Koto Piliang.. Menurut garis matrilineal itu Adityawarman harusnya bersuku Koto atau Piliang orang Minangkabau..
Menurut garis patrilineal Adityawarman adalah anak dari Rakyan Maha Mantri anak dari Karta Negara Raja Singasari.. Sri Gitarya Tungga Dewi (raja Majapahit ke 3) adalah anak dari Sri Gayatri Rajendra Dewi Biksuni Raja Patni anak dari Karta Negara Raja Singasari.. Sri Gayatri Rajendra adalah adik Rakyan Mahamantri bapaknya Adityawarman..
Jaya Wijaya (Raja Majapahit ke 2) adalah anak dari Dara Pitok.. Dara Pitok adalah anak dari Mauliwarmadewa raja Dhamasraya.. Dara Pitok adik Dara Jingga ibu Adityawarman..
Dalam sislsilah raja raja Majapahit dan Mataram Dara Jinggo adalah keturunan saudara Diraja Dewa Prapatih Nan Sabatang dari Sumatra.. Suami dara Jinggo adalah Sri Wismarupa Kumara adik Karta Negara.. Ada dua fersi bapak Adityawarman, fersi Minangkabau mengatakan Adityawarman anak dari Rakyan Maha Mantri anak dari Karta Negara, fersi raja raja Maja Pahit/Mataram Adityawarman adalah anak dari Sri Wisma Kumara adik Karta Negara..
Adityawarman adalah panglima pasukan khusus Majapahit yang telah mengalahkan pasukan pemberontakan Rakyan Kuti /Rakyan Tanca dan pasukan pemberontakan Sadeng.. Adityawarman adalah panglima yang bertangan besi.. Semua kekuasaan berada ditangannya.. Dimana mana di tanah Jawa berserakan ptasastinya..
Dia seorang Bhairawa Tantrayana Syiwa.. Penyembahan terhadap tuhannya ialah moksa.. Moksa adalah suatu acara yang sangat seram, dilakukan diatas bangkai manusia, dengan suatu persetubuhan dan musik pukulan tulang manusia.. Dilakukan dengan meminum darah manusia dengan cawan tengkorak manusia pula.. Cara penyembahan ini sangat bertentangan dengan adat animisme dan adat agama Islam yang telah berakar di Minangkabau.. Sehingga sangat tidak disukai oleh masyarakat Minangkabau..
Adityawarman diperintahkan pulang kampung oleh Raja Majapahit Sri Gitarya Tungga Dewi bersama Gajah Mada untuk menguasai wilayah produksi kampher, lada dan emas serta perdagangan Selat Sumatra (selat Malaka).. Dia dibekali dengan pasukan besar dan wilayah Dhamasraya sebagai basis dan penyangga.. Dari Dhamasraya dia menyerang ke utara menaklukkan pusat Minangkabau Batu Sangkar.. Dari situ dia menaklukkan daerah ke sekeliling dengan kekuatan militer.. Ke utara dia mencapai sungai Batahan Gunung Milintang, Gunung Tua dan sungai Barumun.. Ke selatan dia mencapai sungai Ipuah dan gunung Sumbing.. Seluruh daerah itu dia taklukkan dengan kekerasan.. Pasukan Adityawarman menjadi hantu bagi rakyat.. Mereka sangat takut akan kedatangannya kembali.. Karena hal demikian rakyat menjadi sangat patuh.. Mendengar namanya saja rakyat mengeluarkan apa yang diminta..
Kedatangan Adityawarman ini dilukiskan dalam tambo dengan “datanglah anggang dari laut ditembak rajo nan baduo, badia sadantum duo latuihnyo.. Jatuahlah talua anggang nantun ka Alam Minangkabau ko.. Sindiran itu diartikan orang sebagai berikut: Datang ekpedisi Pamalayu menyerang Minangkabau.. Ekpedisi itu ditahan di Sijunjung.. Tapi kemudian telur anggang itu menetas yaitu Adityawarman.. Dia datang menyerang menduduki dan memerintah di Minangkabau..
Untuk memungut pajak dan mendatangi daerah-daerah Adityawarman memakai tenaga pemuka pribumi Minangkabau.. Inilah kesempatan bagi pemuka pribumi Minangkabau mengembangkan Budaya dan agama yang dianutnya sampai ke pelosok-pelosok tersebut...
Adityawarman meninggal th 1375 M, memerintah selama 25 tahun.. Dia tidak sempat membenahi pemerintahan Nagari.. Sistem Pemerintahan Nagari tetap sebagaimana biasa yaitu sistem Koto Piliang, sistem Budi Caniago dan sistem Pisang Sikalek-kalek hutan.. Semenjak itu seluruh Sumatra Tengah dari Batahan, Barumun sampai sungai Ipuah dan Batang Hari, dari pantai lautan Hindia sampai pantai Timur Sumatra mengakui berada dibawah Minangkabau yang berpusat di Pagaruyuang..
Tersusunlah Kerajaan Minangkabau dibawah satu komando dari Pagaruyuang yang merupakan sebuah kerajaan yang sebenarnya menurut satu komando dalam satu tangan, tidak pemerintahan kolektif seperti sebelumnya..
Adityawarman dan pasukannya beragama Tantrayana Siwa.. Cara penyembahannya terhadap tuhannya sangat berbeda dengan agama Islam, agama yang dianut sebagian besar penduduk.. Juga sangat berbeda dengan agama animisme agama asli orang Minangkabau.. Penyembahan puncak terhadap tuhan dilakukan dengan moksa yaitu
Matsya, pembacaan mantra-mantra dan dengan tarian bermusik dari memukulkan tulang-tulang kepada tulang-tulang manusia..
Mamsa, yaitu meminum darah, makan benak dan daging manusia dengan batok kepala orang sebagai cawan dan piringnya
Madya, menghilangkan dunia fana dengan bermabuk mabukan memasuki dunia bawah sadar bersama sang dewa dengan meminum tuak dan sebangsanya..
Maltina, melakukan hubungan sexual dengan keperkasaan..
Mudra, melakukan gerakan tangan yang menimbulkan tenaga gaib..
Upacara moksa, dilakukan dengan cara yang sangat menyeramkan.. Dengan mabuk-mabukan minum darah dan makan benak dengan cawan batok kepala manusia, sambil tertawa dan menari-nari yang ditingkahi bunyi-bunyian pukulan tulang-tulang manusia yang gaduh sambil mensetubuhi tahanan dengan cara perkasa ..
2. Adityawarman Ibu Minangkabau dengan bapak Jawa..
Dengan surutnya kerajaan Budha Mahayana Sriwijaya di jawa berdiri kerajaan Hindu Tantrayana Singhasari.. Di Muaro Jambi hiliran batang hari masih tersisa kerajaan Budha Hinayana.. Kerajaan Muaro Jambi digantikan oleh kerajaan Melayu Dhamasraya dengan pusat Siguntua, Sungai Lansek dekat Sungai Dareh.. Rajanya dipanggilkan Sri Maharaja Diraja.. Semenjak tahun 1272 M di Dhamasraya berkuasa Maharaja Diraja Mauliwarmadewa..
Buku Nagara Kartagama menjelaskan 1197 saka (1275 M) Karta Negara memerintahkan pasukan besar dibawah pimpinan Sri Wismarupa Kumara dibantu oleh dua orang pangeran Rakyan Mahamantri dan Rakyan Demung Pu Wira untuk menaklukkan Melayu (Sumatra bagian tengah).. Penaklukan itu dimaksudkan untuk
Menguasai daerah produsen emas, lada dan kampher serta wilayah perdagangan laut selat Sumatra..
Mengusir Islam dari wilayah hiliran Batang Hari, Kampar, Siak, Rokan dan Barumun..
Mempersatukan Asia Tenggara dibawah Singhasari..
Tahun 1208 saka (1286 M) kerajaan Dhamasraya dapat dikuasainya dengan suatu perundingan dengan menyerahkan dua anak gadisnya sebagai jaminan kesetiaan.. Pada tahun itu juga Karta Negara mengirimkan arca Amoghapasya duplikat arca Amoghapasya di candi jago Malang suatu ajaran Hindu/Budha sekte Tantrayana Siwa yang dianut Singhasari ke Dhamasraya untuk diikuti sebagai pedoman peribadatan raja dan penduduk Dhamasraya.. Arca itu diletakkan di Padang Candi, Rambahan Pulau Punjung dekat Sungai Dareh.. Disekitar arca itu penduduk setempat telah menganut agama Islam.. Oleh penduduk setempat yang beragama Islam itu arca Amogha pasya ini dinamakan “barhalo”..
Dibelakang arca itu tertulis tiga kelompok tulisan bagian atas berupa sloka dan bagian bawah berupa prosa dan pada tapak berupa prosa.. Pada bagian atas ditulis oleh Karta Negara seloka dan prosa ditulis oleh Karta Negara.. Pada tulisan seloka tertulis daerah yang belum tercapai ialah kekuasaan Sri maharaja (maksudnya mungkin Taluak Kuantan) dan wilayah Maharaja Dewa Prapatih (maksudnya mungkin MInangkabau).. Tulisan itu bertahun 1208 Saka (1286M).. Tulisan pada tapak belakang oleh Adityawarman pada tahun 1268 Saka (1346M), menjelaskan ekpedisi Pamalayu dipimpin oleh Stri Wiswarupa Kumara dibantu oleh dua orang pangeran anak Karta Negara, Dewa Rakyan Maha Mantri dan Rakyan Demung Pu Wira, sebelum dia pindah ke Pagaruyuang di Minangkabau 1268 Saka (1346M),
Ekpedisi Pamalayu ditahan oleh pasukan gabungan Minangkbau dan Taluak Kuantan antara Sijunjuang dan Sungai Dareh.. Pasukan ini terhenti disana, tidak dapat melanjutkan penguasaanya ke pusat Minangkabau.. Di Jawa terjadi kekacauan, karena itu, permohonan bantuan pasukan tidak kujung datang.. Kejadian ini dikiaskan dalam tambo Minangkabau dengan “datanglah anggang dari laut ditembak rajo nan baduo, badia sadantum duo latuehnyo, jatuahlah talua anggang nantun ka Alam Minagkabau ko.. Artinya datanglah pasukan dari seberang laut (jawa/ ekpedisi Pamalayu), pasukan itu ditahan oleh rajo nan Baduo Rajo Minangkabau dan Rajo Ranah Sikaladi (Taluak Kuantan) di Sijunjuang, tapi talua anggang nantun (keturunannya /Adityawarman), melanjutkan ekpedisinya dan memerintah Minangkabau.. 6 tahun setelah datangnya ekspedisi Pamalayu itu tahun 1288 Dhamasraya bersama orang Minangkabau mengirim utusannya ke negeri Cina yang terdiri dari orang orang Islam dibawah pimpinan Syamsudin dan Sulaiman.. Disini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Hubungan Dhamasraya dengan Minangkabau tidak rusak masih seperti sedia kala, penduduk Mingkabau dan Dhamasraya telah memeluk agama Islam..
Tahun 1291 M kerajaan Singhasari diserang oleh Jaya Katwang raja Kediri.. Sewaktu Karta Negara raja Singosari, merasa tidak akan mampu lagi mempertahanan Negara, dua anak laki laki nya sedang berada di Sumatra, empat orang anak perempuannya disuruh selamatkan kepa Raden Wijaya.. Raden Wijaya adalah anak Mahisa Cempaka saudara sepupu dari Karta Negara.. Raden Wijaya mampu menyelamatkan ke empat anak gadis Karta Negara.. Raden Wijaya minta bantuan kepada pasukan Sampokong (panglima besar angkatan laut Cina) dan dapat menghancurkan Jaya Katwang.. Akhirnya Raden Wijaya dapat pula menyingkirkan pasukan Cina itu.. anggota pasukan Cina Sampokong pada umumnya beragama Islam.. Mereka inilah pengembang Islam di pulau Jawa.. Tahun 1293 Raden Wijaya mendirikan kerajaan Wilwatika di Mojokerto yang kemudian dirubah menjadi Maja Pahit.. Tahun 1295 sebagian pasukan Singhasari kembali ke Jawa, mereka bergabung dengan Majapahit.. Pasukan itu banyak membawa orang dari Dhamasraya diantaranya Dara Jingga, adiknya Dara Pitok dan adiknya lagi laki laki yang masih kecil, bernama Gajah Mada.. Untuk menjaga kesetiaan Dhamasraya sebagian pasukan ditinggalkan di Dhamasraya.. Menurut ranji raja jara Majapahit dan Mataram di Jogjakarta diketemukan Dara Jingga dikawini oleh Sri Wismarupa Kumara adik karta Negara.. Sedangkan Dara Jingga ini adalah anak perempuan dari kemenakan perempuan Dewa Prapatih Nan Sabatang.. Menurut catatan dalam tambo Minangkabau kamanakan Dt Katumanggungan dari Sungai Tarab kawin dengan Rajo Taluak Kuantan, anak perempuan rajo Taluak Kuantan kawin dengan Rajo Dhamasraya.. Anak raja Dhamasraya itulah Dara Jingga.. Menurut adat Minang kabau kemenakan Dt Kaumanggungan adalah juga kamanakan Dt Parpatih, karena Dt Katumanggungan satu ibu dengan Dt Parpatiah.. Silsilah dari Mataram dan dari Minangkabau berarti sama karena orang Minangkabau menganut system matrilineal.. Dara Pitok dikawini oleh Raden Wijaya.. Sri Tribuana Tungga Dewi mengatakan Adityawarman adalah saudaraku sendiri..
Keempat anak Karta Negara dikawini Raden Wijaya.. Isteri isteri Raden Wijaya lima orang yaitu:
Isteri pertama, Tribhuaneswari anak kedua Karta Negara
Iisteri kedua, Nurenda Dukita anak ketiga Karta Negara
Isteri ketiga, Paradnya Paramita anak keempat Karta Negara
Isteri ke empat. Gayatri Sri Rajendra Dewi Biksuni Raja Patni anak kelima Karta Negara..
Isteri kelima, Stri Tenuh Weng Pura (Dara Pitok), gadis dari Dhamasraya Sumatra..
Stri Tinuh Weng Pura adalah sebagai koordinator permaisuri, selir dan semua perempuan dalam istana.. Hubungan kelima permaisuri sangat akrab sebagaimana layaknya adik kakak, mereka sangat hormat kepada Stri Tinuh Weng Pura..
1296 M Dara Pitok melahirkan seorang anak laki laki yang bernama Kalagemet satu satunya anak laki laki Raden Wijaya.. Gayatri Sri Rajendra Dewi Biksuni Raja Patni melahirkan dua orang anak Perempuan, Gitarja Tri Bhuanna Tungga Dewi Jaya Wisnu Wardhani dan Diyah Wiyat Raja Dewi Maharajasa.. Karena ketangkasan Gajah Mada diangkat sebagai senopati (panglima) Bhayangkara Mojopahit.. Banyak pemberontakan yang diamankan Gajah Mada.. Sri Biksuni Raja Patni oleh Raden Wijaya diserahi sebagai penguasa wilayah Daha dan Kahuripan..
Dara Jingo hamil, oleh suaminya dia dihantarkan kekampungnya Siguntua Sungai Langsek Dhamasraya untuk melahirkan.. 1307 M Dara Jingo melahirkan seorang anak laki laki yang diberinya nama Aji Mantrolot yang nantinya terkenal sebagai Adityawarman yang artinya cahaya matahari.. Diwaktu kanak-kanak Aji Mantrolot dibawa ke Majapahit untuk dididik sebagai seorang Bhairawa yang tangguh dan setia kepada ajaran Tantrayana Syiwa, bagian dari Hindu Budha sebagai ajaran yang dianut oleh Karta Negara dan Raden Wijaya.. Bhairawa ialah kesatria yang mengalahkan semua musuh.. Di Majapahit dia dipanggilkan dengan tuan Waruyu (tuan bungsu) dengan tuan sulungnya ialah Kalagemet..
Adityawarman dibesarkan dan dididik di istana Majapahit.. Hubungan Adityawarman dengan Majapahit ialah Dara Jingga ibu Adityawarman adalah adik dari Dara Pitok ibu Prabu Jaya Wijaya raja Majapahit kedua.. Bapak Adityawarman Sri Wismarupa Kumara, seorang adik Karta Negara paman Biksuni Raja Patni permaisuri Raden Wijaya. Adalah kakek Tri Bhuana Tungga Dewi raja ketiga Maja Pahit...
Hubungan Adityawarman dengan Minangkabau ialah, ibunya adalah Dara Jingga adalah anak dari Tribhuana Mauliwarmadewa dari isteri Putri Reno Mandi.. Putri Reno Mandi adalah anak dari raja Ranah Sikaladi Taluak Kuantan dari isteri Sari Laut.. Sari Laut adalah anak dari Reno Indah adik yang dibawa Dt Parpatiah Nan Sabatang ke Limo Kaum.. Menurut adat Minangkabau Adityawarman sesuku dengan ibunya Dara Jingga, sesuku (sekaum) dengan ibunya Puti Reno Mandi, sesuku (sekaum) dengan ibunya Sari Laut, sesuku (sekaum) dengan ibunya Reno Indah adik Dt Parpatih yang dibawa ke Limo Kaum dan sesuku (sekaum) dengan Dt Parpatiah Nan Sabatang yaitu suku Bodi atau Caniago.. Menurut adat Minangkabau Adityawarman adalah pewaris gelar Dt Parpatiah Nan Sabatang, berhak bergelar Dt Parpatiah Nan Sabatang.. Begitulah menurut ranji (silsilah kerajaan Mataram).. Menurut silsilah dari Minangkabau Sari laut anak dari Puti Jamilan kamanakan Dt Katumanggungan di Sungai Tarab.. Menurut adat Minangkabau Adityawarman adalah pewaris gelar Dt Katumanggung an.
1309 M Raden Wijaya wafat digantikan oleh satu-satunya anak laki-lakinya, Kalagemet yang digelari Jaya Negara.. 1319 terjadi pemberontakan besar-besaran dibawah pimpinan Rakyan Kuti dibantu oleh beberapa rakyan lainnya seperti Ra Wedeng, Ra Jayu, Ra Pangsa, Ra Tanca dll.. Jaya wijaya terpaksa menyingkir ke Badander pergunungan kapur di Bojo Negoro.. Jaya Wijaya didukung oleh Gajah Mada dan Aji Mantrolot.. Berkat ketangkasan Gajah Mada dan Aji Mantrolot Jaya Negara dapat kembali menduduki tahta Mojopahit di Mojo Kerto.. Setelah pemberontah terjepit Ra Tanca menyerah bersumpah akan setia kepada Majapahit dan Prabu Jaya Wijaya.. Gajah Mada disuruh membentuk dan langsung memimpin pasukan Bayangkhara (pasukan keamanan istana) dengan pangkat Senopati dan langsung dibawah komando raja.. Aji Mantrolot diangkat meminpin pasukan khusus dan diberi jabatan Wardamentri atau Praudatara..
Setelah keamanan cukup pulih, Gajah Mada dibawa Raja Patni sebagai Patih Daha Kahuripan.. Sebagai Senopati Bhayangkara ia digantikan oleh Senopati Gajah Enggong.. Semenjak itu pejabat Senopati Bhayangkara dipanggil dengan istilah Gajah..
Telah terdapat kesepakatan acara perkawinan antara Tri Bhuana Tungga Dewi dengan Raden Khuda Merta Pangeran wilayah Singosari yang bergelar Raden Sri Karta Wardana.. Masih dalam persiapan acara perkawinan itu Jaya Wijaya jatuh sakit.. Sakitnya tidak begitu parah, hanya bisul yang tumbuh di pantat.. Ra Tanca terkenal sebagai dukun yang pandai.. Ra Tanca dipanggil untuk mengobati Jaya Negara.. Ra Tanca memberikan racun yang mematikan kepada Jaya Negara.. Beberapa saat setelah minuman beracun itu mulutnya berbusa langsung wafat.. Gajah Mada mengintip kejadian itu langsung membunuh Rakyan Tanca. Kejadian itu tahun 1328 M.. Pemberontakan demi pemberontakan.. Sebelumnya Ra Tanca telah menjalin hubungan asmara dengan Diyah Wiyat anak bungsu Raden Wijaya..Acara perkawinan yang telah mencapai final persiapannya tetap dilaksanakan.. Acara perkawinan Tri Bhuana Tungga Dewi dilangsungkan dalam suasana berkabung kematian raja kakanya, dalam suasana kematian suasana berkabung kekasih adiknya.. Suasana perkawinan yang direncanakan sangat meriah menjadi kurang meriah.. Mengikuti kejadian ini terjadi pembunuhan beruntun di sekitar istana daerah-daerah banyak yang berontak.. Sementara pemberontak dapat diamankan, pemerintahan dikuasai oleh Permaisuri Sri Rajendra Biksuni Raja Patni bersama Maha Patih Arya Tadah.. Patih Daha dan Kahuripan Gajah Mada diperbantukan menjadi pimpinan (Senopati) Bhayangkara.. Dalam mengamankan pemberontakan ini Aji Mantrolot mendapat jabatan-jabatan penting.. Setelah keamanan pulih Sri Tri Buana Tungga Dewi terpilih sebagai raja ketiga Mojo Pahit....
Ibu Adityawarman Dara Jinggo adalah kakak dari Dara Pitok ibu Jaya Negara.. Bapak Adityawarman Dewa Rakyan Mahamantri anak Karta Negara.. Gayatri Raja Patni adalah anak Karta Negara menjabat raja Majapahit.. Pada arca Manjusri tertulis Raja Patni mengakui Adityawarman sebagai saudara sendiri.
3. Adityawarman panglima pasukan khusus Majapahit..
Dibawah kekuasaan Sri Gitarja Tri Buana Tungga Dewi terjadi pemberontakan Sadeng yang terkenal dan melelahkan itu.. 1253 S (1331 M) Aji Mantrolot diangkat sebagai panglima untuk mengamankan pemberontakan itu.. Tiap Daerah yang dia amankan dia buat patung dirinya.. Setelah seluruh pemberontakan dia lumpuhkan Aji Mantrolot diberi nama penghormatan Cahaya Matahari (Adityawarman) dan diberi berpangkat Arya Wangsa di Raja.. Gajah Mada diangkat menjadi Maha Patih Mangkubhumi Mojopahit, pengganti Maha Patih Mangku bhumi Arya Tadah yang telah meninggal..
1330 dan 1341 M Adityawarman diangkat sebagai pimpinan utusan Majapahit ke negeri Cina.. 1264 S (1342 M) pangkatnya dinaikkan menjadi Sang Dewa Raja (orang kedua setelah raja).. Jabatan setinggi ini hanya mungkin didapat oleh seorang keluarga keraton (kerajaan)..
Dizaman Jaya Wijaya dan Tri Bhuana Tungga Dewi hidup Pancaksara Prapanca, seorang pencatat sejarah.. Bapaknya bernama Samenaka bepangkat Darmadyaksa Ring Kasogatan, suatu pangkat yang tinggi di istana.. Setelah dia meninggal jabatan itu dipegang oleh Pacaksara Prapanca.. Karenanya dia dapat agak bebas dalam istana.. Prapanca adalah penulis Nagara Karta Gama..
Untuk mempersatukan dan melancarkan jalan rohnya, moyang dan kaumnya nanti bersama Dhyani Budha Aksobnya menuju Nirwana, tahun 1343 M (1275 saka) Adityawarman mendirikan arca manjusri dalam komplek candi Jago Malang.. Ajaran Tantrayana Syiwa Budha adalah gabungan agama Buda dengan agama Hindu Syiwa.. Didirikan di timur Benggala pada abad ke 6 M.. Berkembang ke utara melalui Tibet ke Mongolia, Cina dan Jepang.. Ke Asia Tenggara berkembang pada abad ke 11 M.. Puncak kekuasaan sekte Bhairawa Siwa ini di Jawa dizaman Karta Negara dan di Sumatra dizaman Adityawarman..
Penghapus dosa dan melancarkan roh menuju nirwana oleh seorang bhairawa, setiap waktu tertentu terutama setelah mengalahkan orang yang melawan kepadanya seorang bhairawa melakukan upacara moksa.. Upacara moksa dilakukan dengan lima M (molimo).. Lima M itu ialah:
Matsya, pembacaan mantra mantra dan dengan tarian bermusik dari memukulkan tulang tulang kepada tulang tulang manusia..
Mamsa, yaitu meminum darah, makan benak dan daging manusia dengan batok kepala orang sebagai cawan dan piringnya
Madya, menghilangkan dunia fana dengan bermabuk mabukan memasuki dunia bawah sadar bersama sang dewa dengan meminum tuak dan sebangsanya..
Maltina, melakukan hubungan sexual dengan keperkasaan..
Mudra, melakukan gerakan tangan yang menimbulkan tenaga gaib..
Upacara moksa adalah upacara bhairawa pada agama tantrayana shiwa Bhuda, dilakukan dengan cara yang sangat menyeramkan.. Dengan mabuk mabukan minum darah dan makan benak dengan cawan batok kepala manusia, sambil tertawa dan menari nari yang ditingkah bunyi bunyi bunyian pukulan tulang tulang manusia yang gaduh.. Upacara ini dilakukan diatas bangkai manusia (bhumi tyaga).. Acara ini dilakukan setelah menang perang mengamankan pemberontakan dengan membunuh tentara musuh yang tertawan atau menyarah.. Adityawarman adalah bhairawa Syiwa, dewa pengrusak (pembunuh).. Dia bangga dengan sipat yang demikian..
Tugas yang dilaksanakan oleh ekpedisi Pamalayu belum selesai.. Oleh Gajah Mada penyelesaian tugas itu diserahkan kepada Adityawarman.. Tahun 1345 M Adityawarman berangkat dengan pasukan besar ke Dhamasraya.. Dalam tempo dua tahun wilayah Dhamasraya dia amankan dan Ranah Sikaladi Taluak Kuantan dapat dia taklukkan.. Tahun 1347 Adityawarman menyatakan dirinya sebagai raja Dhamasraya.. Sebagai peringatan atas keberhasilannya atas petunjuk dia sendiri dia perintahkan mendirikan membuat arca dirinya sesuai dengan jabatannya bhairawa yang dia miliki.. Arca itu didirikan di padang Roco 5 km diarah hilir padang Candi tempatnya arca Amoghapasya..
Schnitger, Jl Moens, Stutterheim dan JG de Casparis menjelaskan
Arca ini bukanlah arca puja atau untuk mengagungkan sesuatu seperti Amoghapasya dan Heruka melainkan bentuk simbolis perwujudan seseorang..
Lokasi penemuan arca ini berada jauh dari Padang candi tempat candi Amoghapasya..
Pada sa’at itu tidak jauh dari tempat pendidrian arca ini telah banyak penduduk yang beragama Islam.. ,
Arca Adityawarman sesuai dengan sipat dan pembawaannya, penduduk setempat yang beagama Islam itu menamakannya barhalo.. Team peneliti arkeologi Nasional tahun 1992-1993 M menyimpulkan Arca Padang Roco sebagai berikut:
Stella; latar belakang terdiri dari batu tebal dibuat datar halus, simetris, lengkung bagian atas..
Prabha; dibelakang kepala arca sebelah kiri berada Ivala (lidah api) dan sebelah kana nada matahari..
Asana (tempat arca berdiri); Arca berdiri diatas bangkai telanjang yang terlipat diatas kaki.. Bangkai telanjang terletak diatas delapan tengkorak manusia.. Upacara ibadat bhairawa dilakukan diatas ksetra (kumpulan mayat)..
Bhusana; badan ditutup dengan kain petak petak yang bergambarkan tengkorak..
Makuta (mahkota); disebut “Jata makuta” terdiri dari pintalan rambut yang berbentuk sorban, merupakan rambut Dhyani Budha Aksobya, sebagai teman roh menuju nirwana..
Kayura (kain selendang) terdiri dari seekor ular upawita yang melilit kedua bahu..
Kankana (gelang); terdiri dari ular bhujanga – valaya yang melilit masing masing pergelangan tangan..
Udara bhanda (ikat pinggang); makhluk demon (binatang antah berantah) berkepala kala jengking..
Laksana; ditangan kanan dipegang pisau/keris.. Ditangan kiri dipegang tempurung kepala orang untuk tempat makan benak dan minum darah.
B. ADITIYAWARMAN RAJA MINANGKABAU DI PAGARUYUANG..
1. Adityawarman menduduki Minangkabau..
Pada saat itu pemuka masyarakat Minangkabau tigo luhak, golongan pemangku adat dan golongan agama Islam masih dalam pertengkaran dan perang kecil karena masalah adat dan syariat agama Islam yang belum terselesaikan.. Golongan adat mohon bantuan Adityawarman untuk mengokohkan kekuasaannya.. Bagi Adityawarman pucuk dicinta ulam tiba.. Pada tahun 1349 dengan pasukan besar dia berangkat menuju Batusangkar.. Selama perjalanan tejadi pertempuran pertempuran.. Semua pertempuran dia menangkan.. Di nagari Minangkabau dia mendapat tantangan menghadapi benteng orang Islam.. Disana terjadi peperangan dahsyat.. Benteng dapat dia hancurkan, dia ratangan dengan tanah.. Seluruh penghuni benteng dan penduduk disekitarnya, laki laki, perempuan, tua muda dan anak anak dia penggal kepalanya.. Sama seperti tindakan Hulagu Khan sewaktu penaklukkan Bagdad..
Sebagai tanda bersyukur terhadap dewa atas kemenangan yang dia dapat, dia adakan upacara syukuran tantrayana.. Diatas puing benteng yang penuh dengan mayat, dia bermabuk-mabukan, memakan benak, minum darah dengan batok kepala orang sebagai cawannya.. Gadis-gadis dizinahi, dan kemudian dibunuh.. Pekerjaan itu dia lakukan beberapa hari lamanya.. Upacara itu dilakukan dengan ketawa besar, dengan musik pukulan tulang manusia.. Melihat perbuatannya itu penghulu yang meminta bantuan kepadanya merasa jijik dan antipati kepadanya.. Rakyat menyesali, penghulu yang mengundangnya..
1370M datang utusan dari Tiongkok ke kerajaan Minangkabau.. 1373 Ananggawarman diutus sebagai memimpin utusan balasan ke Tiongkok.
Prasati Saruaso I bertahun 1297 saka (1375 M) yang didapat oleh Rafles.. Inggeris berada di Minangkabau tahun 1795 -1819 M, oleh Moens tulisannya diartikan, upacara ibadah untuk keluar dari sangsara menuju ketentraman nirwana dilakukan dengan seram.. Selanjutnya dalam buku Replica arca dan Prasasti Adityawarman dijelaskan ibadah sekte bhairawa (moksa) itu dilakukan diatas tumpukan mayat dengan tertawa mabuk (madya), sambil minum darah dan makan daging manusia dengan batok tengkorak sebagai cawan (mamsa) dan melakukan hubungan sek (maituna).. Perbuatan itu dilakukan dengan musik pukulan tulang manusia.. Bau busuk darah dan mayat, melebihi bau harum berpuluh ribu bunga.. Acara penyembahan bairawa ini bertentangan dengan adat masyarakat Minangkabau dan hukum Islam yang dianut kebanyakan masyarakat.. Karenanya oleh masyarakat Minangkabau Adityawarman dinamakannya Sri Paduko Barhalo.. Begitulah yang ditulis oleh Rasyid Manggis Dt Rajo Panghulu dalam bukunya Minangkabau dengan sejarah rungkas dan adatnya tahun 1966..
Untuk pemantapan pengawasan wilayah dia lakukan patroli wilayah dan ekspedisi kecil.. Ekspedisi itu dia lakukan dengan membawa pemuka Minangkabau lama dari Nagari Pariangan.. Patroli itu mencapai keseluruh walayah bagian barat sampai ke pantai.. Ke utara sampai ke gunung Malintang dan sungai Batahan.. Ke selatan sampai gunung Sumbing dan sungai Ipuah di selatan Kerinci.. Di Kerinci dia tinggalkan pasukan kecil dengan seorang komandan.. Sebagaimana sering dia bicarakan dengan Gajah Mada dan Jaya Negara, selat Perca (selat Malaka) sebagai pusat perdagangan dan Minangkabau sebagai pusat produksi lada, kampher dan emas, yang dibutuhkan Negara-negara di sekitar laut tengah khususnya dan dunia umumnya harus dikuasai.. Penguasaan daerah itu adalah suatu tugas utama yang sangat penting.. Pada tahun 1348 itu dengan pasukan yang besar Adiyawarman berangkat menaklukkan kerajaan Kuntu dan Aru Barumun..
Kesempatan ini dipergunakan oleh pemuka adat dan agama Islam menyusun tenaga mengusir Adityawarman.. Mereka berapat didapat kesepakatan; meraka membentuk pasukan besar.. Pemuka agama Islam setuju atas saran pemuka adat, bahkan semangatnya lebih menyala, dikumandangkan ayat-ayat al qur’an, yaitu “seratus orang suci dapat mengalahkan seribu orang kafir” .. “Bukan kamu yang membunuh, Allah lah yang membunuh, bukan kamu yang melempar Allahlah yang melempar” ..
Sewaktu Adityawarman kembali dari ekspedisi Kuntu Barumun Adityawarman dihadang di Atar dekat Sitangkai.. Mereka menawarkan kepada Adityawarman wilayah Minangkabau inti (wilayah tigo luhak), dibiarkan diurus oleh mereka sendiri, oleh penghulu-penghulu di nagari, daerah di luar itu diurus oleh kerajaan Pagaruyuang dibawah Adityawarman.. Jika tawaran ini diterima, rakyat Nagari tigo luhak akan membantu apa yang dibutuhkan oleh Adityawarman.. Jika tawaran ini tidak diterima, akan terjadi suatu peperangan.. Karena tawaran itu sama-sama menguntungkan Adityawarman menerima tawaran tersebut dengan segala senang hati.. Menjadilah luhak nan tigo sebagai wilayah inti Minangkabau (Minangkabau al biththah) dan mandiri.. Daerah lain disebut rantau Minangkabau (Minangkabau azzawahir).. Kesepakatan ini disebut “Kesepakatan Atar”.. Dijelaskan dengan petitih luhak bapanghulu rantau barajo.. Daerah Luhak nan Tigo diserahkan kepada kebijakan mereka sendiri, Adityawarman tidak mencampurinya..
Setelah seluruh wilayah dari Batahan Barumun di Utara dan Ipuah Batang Hari di selatan dia kuasai dan merasa mendapat dukungan masyarakat Minangkabau, pusat pemerintahan resmi dia pindahkan ke Pagaruyuang di kaki bukit batu patah.. Tahun 1349 dia umumkan, “kerajaannya bernama Minangkabau dia adalah Maharaja Diraja-nya yang pertama, tidak berada dibawah Majapahit”..
Pengawasan daerah rantau diperketat.. Petugas dari penduduk luhak Nan Tigo, sambil bertugas mereka mengajarkan agama Islam, sistem pemerintahan bernagari dan adat matrilineal.. Sistem matrilineal, Islam dan system pemerintahan bernagari berkembang ke rantau.. Sekarang di rantau tidak didapati raja tapi kaum telah dipimpin oleh penghulu..
Di setiap daerah yang dia taklukkan di jawa dia buat arca dirinya.. Tahun 1343 dalam komplek Candi Jago Malang Adityawarman, menulis prasasti manjusri.. Tahun 1346 di Padang Roco Siguntua, Dhamasraya, Adityawarman membuat arca dirinya.. Sebagai pengumuman dan untuk memulyakan dirinya ditengah masyarakat tahun 1345-1375 M di daerah Minangkabau puluhan prasasti yang dia tulis, diantaranya ialah
Prasasti kubu rajo
Prasasti Pagaruyuang sebanyak 8 buah
Prasasti suruaso 2 buah
Prasasti Rambahan 2 buah
Prasasti Ponggongan
Prasasti umbilin
Prasasti Pariangan
Prasasti Lubuk Layang
Dengan Isteri Puti Bungsu dan kebanyakan orang istana berasal dari orang tigo luhak yang beragama Islam.. Adityawarman beroleh anak satu-satunya yang bernama Ananggawarman.. Tahun 1375 Adityawarman meninggal dunia, dia digantikan oleh Yang Dipertuan Maha Raja Diraja Ananggawarman.. Dikiri kanannya semuanya orang yang beragama Islam.. Budaya bapaknya agama Tantrayana tidak melekat kepada dirinya.. Masa tuanya, setelah bapaknya meninggal, Anggawarman menjadi penganut agama Islam..
Pembantu Ananggawarman kebanyakan beragama Islam.. Isterinya dan keluarga Ananggawarman beragama Islam.. Vijayawarman anak Ananggawarman walaupun dilahirkan dalam suasana Tantrayana, tapi dibesarkan dibawah asuhan agama Islam.. Tidak satupun prasasti yang ditemui dibuat dizaman tuanya Ananggawarman apalagi dizaman Vijayawarman.. Tahun 1389 M Vijayawarman dinobatkan sebagai Yang Dipertuan Maharaja Diraja Minangkabau.. Anaknya Bakilap Alam seorang anak yang salih ta’at menjalankan agama Islam.. Bersama temannya dari Bungo setangkai Sungai Tarab, dia dikirim belajar agama Islam ke Fansur.. Sekembali dari Fansur 1396 M karena ilmu agamanya dianggap telah tinggi dia digelari Tuanku Maharajo Sakti.. 1401 M Tuanku Maharajo Sakti menggantikan ayahnya dinobatkan sebagai Maharaja Diraja Minangkabau.. Perhatian yang besar atas pertentangan yang tak kunjung selesai antara aliran-aliran agama, dia ingin menyelesaikannya secara musyawarah.. Pada bulan Sya’ban tahun 804H beliau dengan bantuan Dt. Bandaro Putiah yang teman sama mengajinya, mengundang seluruh pucuak adat, para Ulama dan para llmuwan di seluruh luak nan Tigo sebagai daerah inti kerajaan Minangkabau untuk berbincang-bincang di atas sebuah bukit dekat puncak Pato yang disebut Marapalam.. Pada pertemuan Marapalam didapat sebuah kesepakatan yang ditutup dengan sumpah yang disebut Bai’ah Marapalam yang dalam bahasa Minangkabau disebut Sumpah Satia Marapalam.. Bukan piagam Marapalam.. Piagam jika dijadikan bahasa Arab ialah Shahifah bukan bai’ah.. Kerajaan Minangkabau dirubah menjadi Kesulthanan Minangkabau Darul Qarar.. Yang Dipertuan Raja Alam Minangkabau dipanggilkan Daulat Yang Dipertuan Sulthan.. Tuangku Maharajo Sakti dinobatkan sebagai Sulthan pertama Kesulthanan Minangkabau Darul Qarar dengan panggilan Daulat Yang Dipertuan (DYD) Sulthan Alif Khalifatullah.. Menurut penjelasan keluarga Istana Pagaruyuang, Bakilap Alam Tuangku Maharajo Sakti bukanlah anak Vijayawarman tapi adalah Vijayawarman itu sendiri..
2). Perang Padang Sibusuak..
Kembali untuk mencapai cita-citanya menguasai wilayah produksi dan pusat perdagangan kampher, lada dan emas, Gajah Mada mengirimkan pasukan besar.. Setelah menguasai Dhamasraya pasukan itu melanjutkan perjalanannya menuju daerah Batusangkar.. Tentara Jawa itu dihadang oleh pasukan Minangkabau dibawah pimpinan DYD Sulthan Alif Khalifatullah Tuangku Maharajo Sakti.. Tahun 1409 terjadilah pertempuran hebat di suatu padang.. Sulthan Alif dibantu oleh dua orang penghulu kaum yang gagah berani.. Begitu hebatnya pertempuran itu, jumlah tentara yang mati tidak terkuburkan, padang pertempuran itu menjadi busuk.. Sampai sekarang padang itu tetap bernama Padang Sibuasuak.. Sebuah bukit ludes untuk dipakai menjadi kiliran (batu pengasah) pedang dan parang tentara dari jawa.. Tempat itu sampai sekarang masih bernama kiliran Jawo.. Pasukan Jawa binasa, pasukan Minangkabau melanjutkan perjalanannya untuk menguasai kembali Dhamasraya supaya berada kembali dibawah kekuasaan Pagaruyuang.. Kekuasaan Minangkabau kembali meliputi Dhamasraya dan seluruh hiliran Batanghari..
Daerah Padang Sibusuak diserahkan Sulthan Alif kepada salah seorang panglima tersebut, diberi gelar Dt Pahlawan Gaga Gajah Tongga Koto Piliang.. Daerah Silungkang diberikan kepada panglima lainnya deberi gelar Dt Pahlawan Gaga Malintanglobia Gajah Tongga Koto Piliang..
3). Keturunan Adityawarman..
Raja raja Pagaruyuang keturunan Adityawarman ialah :
1) Maharaja Diraja Raja Alam Adityawarman (1350 - 1376 M)
2) Maharaja Diraja Raja Alam Ananggawarman (1376 - 1389 M)
3) Maharaja Diraja Raja Alam Vijayawarman (1389 - 1401 M)..
4) Maharaja Diraja Raja Alam Bakilap Alam Tuangku Maharajo Sakti (1401-1403 M).. Tuangku Marajo Sakti, dinobatkan sebagai Daulat Yang Dipertuan Sulthan Alif Khalifatullah (1403 - 1416 M).. Berakhirlah Kerajaan Minangkabau dialihkan menjadi Kesulthanan Minangkabau Darul Quorar..
Sulthan Alif Khalifatullah adalah Sulthan pertama Kesulthanan Minangkabau Darul Qarar.. Semenjak Sulthan Alif, raja raja Pagaruyuang dipanggilkan Daulat Yang Dipertuan (DYD) Sulthan - - - Sulthan pertama ialah Sulthan Alif Khalifatullah Bakilap Alam, jabatan DYD ini diturunkan bukan lagi kepada anak tapi kepada anak saudara perempuan seperti adat Koto Piliangnya orang Minangkabau.. Ibunda Raja didipanggilkan Bundo Kanduang, sebagai Ratu Kerajaan.. Jika Bundo Kanduang meninggal diganti dengan Bundo Kanduang baru yang dipilih dari salah satu saudara perempuan Daulat Yang Dipertuan Rajo Alam.. Anak Bundo Kanduanglah yang menjadi pewaris pengganti DYD Sulthan sebagai Rajo Alam yang akan datang.. Begitu juga sistemnya pada Rajo Adat dan Rajo Ibadat.. Rajo Adat di Buo dan rajo ibadat di Sumpur Kudus tidak dipanggilkan Sulthan tapi hanya Tuangku Buo dan Tuangku Sumpur Kudus.. Sumpur Kudus terpilih sebagai raja ibadat karena pada saat itu di Sumpur Kudus banyak ulama Islam.. Sumpur Kudus dekat dengan nagari Kuntu, pusat sebuah kerajaan yang telah lama Islamnya..
4). Wilayah Minangkabau..
Wilayah Minangkabau dapat diartikan wilayah kerajaan Minagkabau raya di zaman Adityawarman.. Wilayah itu meliputi sebelah utara, dari pantai barat Sumatra, sungai batahan gunung Malintang, Gunung Tua sungai Barumun sampai kepantai Timur.. Sebeleh selatan dari pantai barat , Muko-muko, sungai Ipuah, gunung Sumbing, seluruh hiliran sungai Batang Hari sampai pantai Timur.. Pada saat kini berada pada empat propinsi yaitu propinsi Sumatra Barat tanpa Mentawai, propinsi Riau tidak termasuk kepulauan, hampir seluruh propinsi Jambi dan propinsi Bengkulu bagian utara..
Wilayah Minangkabau ditandai dengan penduduknya yang mempunyai suku menurut garis keibuan (matrilinial), gelar pemuka kaum dan tanah Ulayat kaum yang diwariskan dari ninik ke mamak dari mamak ke kamanakan menurut garis keibuan (matrilinial).. Wilayah itu meliputi dari barat Sumatra, sungai batahan Gunung Malintang, Pasia Pangaraian, Patapahan, Gunung Sailan, Kuantan, Tanah tinggi Bangko, Muaro Bungo, Gunung Sumbing Muko Muko.. Pada saat ini wilayah Minangkabau berada pada Sumatra Barat tak masuk Mentawai, bagian utara Bengkulu berbatasan dengan sungai Ipuah dan gunung Sumbing, Kabupaten Muaro Bungo, tanah Tinggi Bangko, wilayah Indragiri hulu dan kabupaten VII Koto Kampar dan sedikit Sumatra Utara..
Tambo adat menjelaskan, Minangkabau dari Sikilang Aia Bangih sampai ka Durian ditakuak Rajo, Sirangkak Nan badangkong, Buayo Putiah Daguak, aia babaliak mudiak dan riak nan badabua.. Sikilang aiar Bangih terletak di Pasaman Barat bagian utara.. Durian ditakuak rajo terletak di utara Pasir Pangaraian.. Sirangkak nan badangkong dan buayo putiah daguak terletak digunung Sailan.. Aia babaliak mudiak ialah air sungai batang kampar naik terjauah diwaktu pasang (tidak sampai ke pantai Timur Sumatra).. Riak nan badabua (bukan ombak nan badabua) ialah sewaktu waktu air sungai kuantan itu naik ombaknya dan besar, bunyinya keras sekali, orang didaerah itu menamkannya bono (tidak sampai ke pantai timur Sumatra)..
Tujuh Koto kampar garis keturunannya matrilineal, mempunyai penghulu kaum yang bergelar datuak, ulayat kaum dari mamak ka kamanakan, rumah adat bagonjong.. Adatnya adalah adat Limopuluah Koto (pisang sikalek kalek hutan/ lareh nan Panjang), campuran adat Budi Caniago dan Koto Piliang.. Ada diantara penduduk nagari itu yang berasal dari luhak Agam sehingga nama Nagari itu juga dinamakan dengan nagari asalnya, seperti Salo dan Kamang.. Nagari-nagari diatur menurut syariat Islam.. Penduduknya ta’at menjalankan syariat Islam itu..
5). Minangkabau setelah Adityawarman..
Laporan perjalanan Thomas Diaz tahun 1684 M Semenjak berangkat dari Patapahan Melalui Bangkinag ke Buo dan kembali melalui Sumpur Kudus dan Lipek kain Bangkinang Patapahan.. Semua nagari yang dilalui adalah nagari nagari di Minangkabau dengan penduduk beragama Islam yang pekat.. Nagari yang dilalui Thomas Diaz termasuk Luhak Nan Tigo yang berarti Minangkabau Inti..
Sewaktu orang Minangkabau melatih pemudanya sebagai kadet militer di Kamang, orang Pasia Pangaraian mengirimkan beberapa orang pemudanya.. Seorang diantaranya menjadi orang terkenal yang digelari Tuangku Tambuasi.. Dia adalah pahlawan Riau.. Perjuangan terakhir Tuangku Tambusai ialah mempertahankan benteng Dalu dalu Pasia Pangaraian
Ada lagi orang membagi Minangkabau menjadi wilayah Minangkabau inti (Minangkabau al biththah) dan Minangkabau rantau (Minangkabau azzawahir).. Minangkabau inti terdiri dari Luhak Nan Tigo yaitu Luhak Tanah Data, Luhak Agam dan Luhak Limo Puluah Koto.. Minangkabau rantau ialah Rantau pesisir, rantau di hilir dan rantau Malaya (Negeri Sembilan).. Batas antara luhak nan tigo dengan daerah rantau sangat kabur tidak begitu jelas.. Rantau pesisir ialah daerah pantai barat Sumatra mulai dari Natal sampai muko muko.. Rahtau di hilir ialah darah daratan dari Dumai sampaii Muaro Sabak.. Rantau Malaya ialah Negeri Sembilan..
Pertengahan abad ke 14 M, karena kurang sesuainya mereka dengan adat Adityawarman, orang dari Minangkabau pergi beramai-ramai merantau ke negeri sembilan.. Satu rombongan dibawah pimpinan Dt Marajo, mereka menetap di Londak Naga.. Disusul oleh rombongan Dt Bandaro dari Sungai Tarab; mereka menetap di Sungai Layang.. Disusul oleh rombongan Dt Makhudum, rombongan St Kabasaran dari Sumaniak; rombongan mereka menetap di Gunung Pasir.. Rombongan Dt Putiah dari Sari Lamak Luhak Limopuluah Koto menetap di Seri Menanti.. Rombongan Dt Lelo Balang dan Dt Laut dari Batu Hampar Luhak Limo Puluah menetap di Kampuang Tiga Niniak.. Dari keturunan mereka itulah penduduk Negeri Sembilan sekarang ini..
Semenjak 1511 Negeri Sembilan dibawah Portugis, meraka tidak diberi kesempatan mengatur diri sendiri.. Semenjak 1641 M Negeri Sembilan berpindah kebawah kerajaan Johor.. Kerajaan Johor sebagai atasan mereka selalu berada dalam keadaan kacau, sehingga mereka tidak dapat mengatur Negeri Sembilan secara baik.. Kesulthanan Johor menyarankan agar negeri Sembilan menjemput raja-rajanya ke Minangkabau.. Mudah-mudahan dengan demikian semua kesulitan Negeri Sembilan dapat diatasi.. Raja pertama yang dikirim dari Minangkabau tahun 1765 ialah raja Kasah selanjutna raja Adil.. Kedua raja itu dianggap kurang berprestasi.. Raja Malewar (1773-1795 M), yang kiriman dari Pagaruyuang adalah raja yang pintar lagi bijaksana sehingga hal-hal yang rumit selama ini dapat teratasi.. Raja Malewar digantikan oleh Raja Hitam yang juga berasal dari Minangkabau (1795-1808 M).. Raja Hitam termasuk raja yang pintar lagi bijaksana.. Raja Hitam digantikan oleh Raja Malenggang (1808 -1829 M), juga raja kiriman dari Minangkabau.. Raja Malenggang adalah raja terakhir dari Minangkabau.. Raja-raja Negeri Sembilan selanjutnya adalah keturunan raja Malenggang.. Ditahun 1840 orang orang Minangkabau yang tidak senang dibawah Belanda banyak yang menyingkir ke negeri Sembilan.
(ditulis oleh: H. Asbir Abdullatief Dt. Rajo Mangkuto)
1. Pengiriman pasukan Singosari..
Menurut garis matrilineal Adityawarman anak dari Dara Jingga.. Dara Jingga anak dari Puti Reno Mandi, isteri Mauliwarmadewa Raja Dhamasraya.. Puti Reno Mandi, anak dari Sari Laut, anak isteri Raja Taluak Kuantan.. Sari Laut anak dari Puti Reno Indah.. Reno Indah adik yang dibawa Dt Parpatih Nan Sabatang (menurut ranji Mataram).. Puti Reno Mandi adalah adik yang dibawa oleh Dt Katumanggungan menurut silsilah Minangkabau.. 1309 M Raden Wijaya wafat digantikan oleh satu-satunya anak laki-lakinya Kalagemet yang digelari Jaya Negara.. 1319 terjadi pemberontakan besar-besaran dibawah pimpinan Rakyan Kuti dibantu oleh beberapa rakyan lainnya seperti Ra Wedeng, Ra Jayu, Ra Pangsa, Ra Tanca dll.. Jayawijaya terpaksa menyingkir ke Badander pegunungan kapur di Bojonegoro.. Jayawijaya didukung oleh Gajah Mada dan Aji Mantrolot.. Berkat ketangkasan Gajah Mada dan Aji Mantrolot Jaya Negara dapat kembali menduduki tahta Mojopahit di Mojokerto.. Setelah pemberontak terjepit Ra Tanca menyerah bersumpah akan setia kepada Majapahit dan Prabu Jaya Negara.. Gajah Mada disuruh membentuk dan langsung memimpin pasukan Bayangkhara (pasukan keamanan istana) dengan pangkat Senopati dan langsung dibawah komando raja.. Aji Mantrolot diangkat meminpin pasukan khusus dan diberi jabatan Wardamentri atau Praudatara..
Puti Jamilan adalah saudara dari Dt Katumanggungan.. Dt Katumanggungan adalah datuak pucuak (raja) kerajaan Bungo Setangkai Sungai Tarab yang dikenal pendiri Lareh Koto Piliang.. Menurut garis matrilineal itu Adityawarman harusnya bersuku Koto atau Piliang orang Minangkabau..
Menurut garis patrilineal Adityawarman adalah anak dari Rakyan Maha Mantri anak dari Karta Negara Raja Singasari.. Sri Gitarya Tungga Dewi (raja Majapahit ke 3) adalah anak dari Sri Gayatri Rajendra Dewi Biksuni Raja Patni anak dari Karta Negara Raja Singasari.. Sri Gayatri Rajendra adalah adik Rakyan Mahamantri bapaknya Adityawarman..
Jaya Wijaya (Raja Majapahit ke 2) adalah anak dari Dara Pitok.. Dara Pitok adalah anak dari Mauliwarmadewa raja Dhamasraya.. Dara Pitok adik Dara Jingga ibu Adityawarman..
Dalam sislsilah raja raja Majapahit dan Mataram Dara Jinggo adalah keturunan saudara Diraja Dewa Prapatih Nan Sabatang dari Sumatra.. Suami dara Jinggo adalah Sri Wismarupa Kumara adik Karta Negara.. Ada dua fersi bapak Adityawarman, fersi Minangkabau mengatakan Adityawarman anak dari Rakyan Maha Mantri anak dari Karta Negara, fersi raja raja Maja Pahit/Mataram Adityawarman adalah anak dari Sri Wisma Kumara adik Karta Negara..
Adityawarman adalah panglima pasukan khusus Majapahit yang telah mengalahkan pasukan pemberontakan Rakyan Kuti /Rakyan Tanca dan pasukan pemberontakan Sadeng.. Adityawarman adalah panglima yang bertangan besi.. Semua kekuasaan berada ditangannya.. Dimana mana di tanah Jawa berserakan ptasastinya..
Dia seorang Bhairawa Tantrayana Syiwa.. Penyembahan terhadap tuhannya ialah moksa.. Moksa adalah suatu acara yang sangat seram, dilakukan diatas bangkai manusia, dengan suatu persetubuhan dan musik pukulan tulang manusia.. Dilakukan dengan meminum darah manusia dengan cawan tengkorak manusia pula.. Cara penyembahan ini sangat bertentangan dengan adat animisme dan adat agama Islam yang telah berakar di Minangkabau.. Sehingga sangat tidak disukai oleh masyarakat Minangkabau..
Adityawarman diperintahkan pulang kampung oleh Raja Majapahit Sri Gitarya Tungga Dewi bersama Gajah Mada untuk menguasai wilayah produksi kampher, lada dan emas serta perdagangan Selat Sumatra (selat Malaka).. Dia dibekali dengan pasukan besar dan wilayah Dhamasraya sebagai basis dan penyangga.. Dari Dhamasraya dia menyerang ke utara menaklukkan pusat Minangkabau Batu Sangkar.. Dari situ dia menaklukkan daerah ke sekeliling dengan kekuatan militer.. Ke utara dia mencapai sungai Batahan Gunung Milintang, Gunung Tua dan sungai Barumun.. Ke selatan dia mencapai sungai Ipuah dan gunung Sumbing.. Seluruh daerah itu dia taklukkan dengan kekerasan.. Pasukan Adityawarman menjadi hantu bagi rakyat.. Mereka sangat takut akan kedatangannya kembali.. Karena hal demikian rakyat menjadi sangat patuh.. Mendengar namanya saja rakyat mengeluarkan apa yang diminta..
Kedatangan Adityawarman ini dilukiskan dalam tambo dengan “datanglah anggang dari laut ditembak rajo nan baduo, badia sadantum duo latuihnyo.. Jatuahlah talua anggang nantun ka Alam Minangkabau ko.. Sindiran itu diartikan orang sebagai berikut: Datang ekpedisi Pamalayu menyerang Minangkabau.. Ekpedisi itu ditahan di Sijunjung.. Tapi kemudian telur anggang itu menetas yaitu Adityawarman.. Dia datang menyerang menduduki dan memerintah di Minangkabau..
Untuk memungut pajak dan mendatangi daerah-daerah Adityawarman memakai tenaga pemuka pribumi Minangkabau.. Inilah kesempatan bagi pemuka pribumi Minangkabau mengembangkan Budaya dan agama yang dianutnya sampai ke pelosok-pelosok tersebut...
Adityawarman meninggal th 1375 M, memerintah selama 25 tahun.. Dia tidak sempat membenahi pemerintahan Nagari.. Sistem Pemerintahan Nagari tetap sebagaimana biasa yaitu sistem Koto Piliang, sistem Budi Caniago dan sistem Pisang Sikalek-kalek hutan.. Semenjak itu seluruh Sumatra Tengah dari Batahan, Barumun sampai sungai Ipuah dan Batang Hari, dari pantai lautan Hindia sampai pantai Timur Sumatra mengakui berada dibawah Minangkabau yang berpusat di Pagaruyuang..
Tersusunlah Kerajaan Minangkabau dibawah satu komando dari Pagaruyuang yang merupakan sebuah kerajaan yang sebenarnya menurut satu komando dalam satu tangan, tidak pemerintahan kolektif seperti sebelumnya..
Adityawarman dan pasukannya beragama Tantrayana Siwa.. Cara penyembahannya terhadap tuhannya sangat berbeda dengan agama Islam, agama yang dianut sebagian besar penduduk.. Juga sangat berbeda dengan agama animisme agama asli orang Minangkabau.. Penyembahan puncak terhadap tuhan dilakukan dengan moksa yaitu
Matsya, pembacaan mantra-mantra dan dengan tarian bermusik dari memukulkan tulang-tulang kepada tulang-tulang manusia..
Mamsa, yaitu meminum darah, makan benak dan daging manusia dengan batok kepala orang sebagai cawan dan piringnya
Madya, menghilangkan dunia fana dengan bermabuk mabukan memasuki dunia bawah sadar bersama sang dewa dengan meminum tuak dan sebangsanya..
Maltina, melakukan hubungan sexual dengan keperkasaan..
Mudra, melakukan gerakan tangan yang menimbulkan tenaga gaib..
Upacara moksa, dilakukan dengan cara yang sangat menyeramkan.. Dengan mabuk-mabukan minum darah dan makan benak dengan cawan batok kepala manusia, sambil tertawa dan menari-nari yang ditingkahi bunyi-bunyian pukulan tulang-tulang manusia yang gaduh sambil mensetubuhi tahanan dengan cara perkasa ..
2. Adityawarman Ibu Minangkabau dengan bapak Jawa..
Dengan surutnya kerajaan Budha Mahayana Sriwijaya di jawa berdiri kerajaan Hindu Tantrayana Singhasari.. Di Muaro Jambi hiliran batang hari masih tersisa kerajaan Budha Hinayana.. Kerajaan Muaro Jambi digantikan oleh kerajaan Melayu Dhamasraya dengan pusat Siguntua, Sungai Lansek dekat Sungai Dareh.. Rajanya dipanggilkan Sri Maharaja Diraja.. Semenjak tahun 1272 M di Dhamasraya berkuasa Maharaja Diraja Mauliwarmadewa..
Buku Nagara Kartagama menjelaskan 1197 saka (1275 M) Karta Negara memerintahkan pasukan besar dibawah pimpinan Sri Wismarupa Kumara dibantu oleh dua orang pangeran Rakyan Mahamantri dan Rakyan Demung Pu Wira untuk menaklukkan Melayu (Sumatra bagian tengah).. Penaklukan itu dimaksudkan untuk
Menguasai daerah produsen emas, lada dan kampher serta wilayah perdagangan laut selat Sumatra..
Mengusir Islam dari wilayah hiliran Batang Hari, Kampar, Siak, Rokan dan Barumun..
Mempersatukan Asia Tenggara dibawah Singhasari..
Tahun 1208 saka (1286 M) kerajaan Dhamasraya dapat dikuasainya dengan suatu perundingan dengan menyerahkan dua anak gadisnya sebagai jaminan kesetiaan.. Pada tahun itu juga Karta Negara mengirimkan arca Amoghapasya duplikat arca Amoghapasya di candi jago Malang suatu ajaran Hindu/Budha sekte Tantrayana Siwa yang dianut Singhasari ke Dhamasraya untuk diikuti sebagai pedoman peribadatan raja dan penduduk Dhamasraya.. Arca itu diletakkan di Padang Candi, Rambahan Pulau Punjung dekat Sungai Dareh.. Disekitar arca itu penduduk setempat telah menganut agama Islam.. Oleh penduduk setempat yang beragama Islam itu arca Amogha pasya ini dinamakan “barhalo”..
Dibelakang arca itu tertulis tiga kelompok tulisan bagian atas berupa sloka dan bagian bawah berupa prosa dan pada tapak berupa prosa.. Pada bagian atas ditulis oleh Karta Negara seloka dan prosa ditulis oleh Karta Negara.. Pada tulisan seloka tertulis daerah yang belum tercapai ialah kekuasaan Sri maharaja (maksudnya mungkin Taluak Kuantan) dan wilayah Maharaja Dewa Prapatih (maksudnya mungkin MInangkabau).. Tulisan itu bertahun 1208 Saka (1286M).. Tulisan pada tapak belakang oleh Adityawarman pada tahun 1268 Saka (1346M), menjelaskan ekpedisi Pamalayu dipimpin oleh Stri Wiswarupa Kumara dibantu oleh dua orang pangeran anak Karta Negara, Dewa Rakyan Maha Mantri dan Rakyan Demung Pu Wira, sebelum dia pindah ke Pagaruyuang di Minangkabau 1268 Saka (1346M),
Ekpedisi Pamalayu ditahan oleh pasukan gabungan Minangkbau dan Taluak Kuantan antara Sijunjuang dan Sungai Dareh.. Pasukan ini terhenti disana, tidak dapat melanjutkan penguasaanya ke pusat Minangkabau.. Di Jawa terjadi kekacauan, karena itu, permohonan bantuan pasukan tidak kujung datang.. Kejadian ini dikiaskan dalam tambo Minangkabau dengan “datanglah anggang dari laut ditembak rajo nan baduo, badia sadantum duo latuehnyo, jatuahlah talua anggang nantun ka Alam Minagkabau ko.. Artinya datanglah pasukan dari seberang laut (jawa/ ekpedisi Pamalayu), pasukan itu ditahan oleh rajo nan Baduo Rajo Minangkabau dan Rajo Ranah Sikaladi (Taluak Kuantan) di Sijunjuang, tapi talua anggang nantun (keturunannya /Adityawarman), melanjutkan ekpedisinya dan memerintah Minangkabau.. 6 tahun setelah datangnya ekspedisi Pamalayu itu tahun 1288 Dhamasraya bersama orang Minangkabau mengirim utusannya ke negeri Cina yang terdiri dari orang orang Islam dibawah pimpinan Syamsudin dan Sulaiman.. Disini dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Hubungan Dhamasraya dengan Minangkabau tidak rusak masih seperti sedia kala, penduduk Mingkabau dan Dhamasraya telah memeluk agama Islam..
Tahun 1291 M kerajaan Singhasari diserang oleh Jaya Katwang raja Kediri.. Sewaktu Karta Negara raja Singosari, merasa tidak akan mampu lagi mempertahanan Negara, dua anak laki laki nya sedang berada di Sumatra, empat orang anak perempuannya disuruh selamatkan kepa Raden Wijaya.. Raden Wijaya adalah anak Mahisa Cempaka saudara sepupu dari Karta Negara.. Raden Wijaya mampu menyelamatkan ke empat anak gadis Karta Negara.. Raden Wijaya minta bantuan kepada pasukan Sampokong (panglima besar angkatan laut Cina) dan dapat menghancurkan Jaya Katwang.. Akhirnya Raden Wijaya dapat pula menyingkirkan pasukan Cina itu.. anggota pasukan Cina Sampokong pada umumnya beragama Islam.. Mereka inilah pengembang Islam di pulau Jawa.. Tahun 1293 Raden Wijaya mendirikan kerajaan Wilwatika di Mojokerto yang kemudian dirubah menjadi Maja Pahit.. Tahun 1295 sebagian pasukan Singhasari kembali ke Jawa, mereka bergabung dengan Majapahit.. Pasukan itu banyak membawa orang dari Dhamasraya diantaranya Dara Jingga, adiknya Dara Pitok dan adiknya lagi laki laki yang masih kecil, bernama Gajah Mada.. Untuk menjaga kesetiaan Dhamasraya sebagian pasukan ditinggalkan di Dhamasraya.. Menurut ranji raja jara Majapahit dan Mataram di Jogjakarta diketemukan Dara Jingga dikawini oleh Sri Wismarupa Kumara adik karta Negara.. Sedangkan Dara Jingga ini adalah anak perempuan dari kemenakan perempuan Dewa Prapatih Nan Sabatang.. Menurut catatan dalam tambo Minangkabau kamanakan Dt Katumanggungan dari Sungai Tarab kawin dengan Rajo Taluak Kuantan, anak perempuan rajo Taluak Kuantan kawin dengan Rajo Dhamasraya.. Anak raja Dhamasraya itulah Dara Jingga.. Menurut adat Minang kabau kemenakan Dt Kaumanggungan adalah juga kamanakan Dt Parpatih, karena Dt Katumanggungan satu ibu dengan Dt Parpatiah.. Silsilah dari Mataram dan dari Minangkabau berarti sama karena orang Minangkabau menganut system matrilineal.. Dara Pitok dikawini oleh Raden Wijaya.. Sri Tribuana Tungga Dewi mengatakan Adityawarman adalah saudaraku sendiri..
Keempat anak Karta Negara dikawini Raden Wijaya.. Isteri isteri Raden Wijaya lima orang yaitu:
Isteri pertama, Tribhuaneswari anak kedua Karta Negara
Iisteri kedua, Nurenda Dukita anak ketiga Karta Negara
Isteri ketiga, Paradnya Paramita anak keempat Karta Negara
Isteri ke empat. Gayatri Sri Rajendra Dewi Biksuni Raja Patni anak kelima Karta Negara..
Isteri kelima, Stri Tenuh Weng Pura (Dara Pitok), gadis dari Dhamasraya Sumatra..
Stri Tinuh Weng Pura adalah sebagai koordinator permaisuri, selir dan semua perempuan dalam istana.. Hubungan kelima permaisuri sangat akrab sebagaimana layaknya adik kakak, mereka sangat hormat kepada Stri Tinuh Weng Pura..
1296 M Dara Pitok melahirkan seorang anak laki laki yang bernama Kalagemet satu satunya anak laki laki Raden Wijaya.. Gayatri Sri Rajendra Dewi Biksuni Raja Patni melahirkan dua orang anak Perempuan, Gitarja Tri Bhuanna Tungga Dewi Jaya Wisnu Wardhani dan Diyah Wiyat Raja Dewi Maharajasa.. Karena ketangkasan Gajah Mada diangkat sebagai senopati (panglima) Bhayangkara Mojopahit.. Banyak pemberontakan yang diamankan Gajah Mada.. Sri Biksuni Raja Patni oleh Raden Wijaya diserahi sebagai penguasa wilayah Daha dan Kahuripan..
Dara Jingo hamil, oleh suaminya dia dihantarkan kekampungnya Siguntua Sungai Langsek Dhamasraya untuk melahirkan.. 1307 M Dara Jingo melahirkan seorang anak laki laki yang diberinya nama Aji Mantrolot yang nantinya terkenal sebagai Adityawarman yang artinya cahaya matahari.. Diwaktu kanak-kanak Aji Mantrolot dibawa ke Majapahit untuk dididik sebagai seorang Bhairawa yang tangguh dan setia kepada ajaran Tantrayana Syiwa, bagian dari Hindu Budha sebagai ajaran yang dianut oleh Karta Negara dan Raden Wijaya.. Bhairawa ialah kesatria yang mengalahkan semua musuh.. Di Majapahit dia dipanggilkan dengan tuan Waruyu (tuan bungsu) dengan tuan sulungnya ialah Kalagemet..
Adityawarman dibesarkan dan dididik di istana Majapahit.. Hubungan Adityawarman dengan Majapahit ialah Dara Jingga ibu Adityawarman adalah adik dari Dara Pitok ibu Prabu Jaya Wijaya raja Majapahit kedua.. Bapak Adityawarman Sri Wismarupa Kumara, seorang adik Karta Negara paman Biksuni Raja Patni permaisuri Raden Wijaya. Adalah kakek Tri Bhuana Tungga Dewi raja ketiga Maja Pahit...
Hubungan Adityawarman dengan Minangkabau ialah, ibunya adalah Dara Jingga adalah anak dari Tribhuana Mauliwarmadewa dari isteri Putri Reno Mandi.. Putri Reno Mandi adalah anak dari raja Ranah Sikaladi Taluak Kuantan dari isteri Sari Laut.. Sari Laut adalah anak dari Reno Indah adik yang dibawa Dt Parpatiah Nan Sabatang ke Limo Kaum.. Menurut adat Minangkabau Adityawarman sesuku dengan ibunya Dara Jingga, sesuku (sekaum) dengan ibunya Puti Reno Mandi, sesuku (sekaum) dengan ibunya Sari Laut, sesuku (sekaum) dengan ibunya Reno Indah adik Dt Parpatih yang dibawa ke Limo Kaum dan sesuku (sekaum) dengan Dt Parpatiah Nan Sabatang yaitu suku Bodi atau Caniago.. Menurut adat Minangkabau Adityawarman adalah pewaris gelar Dt Parpatiah Nan Sabatang, berhak bergelar Dt Parpatiah Nan Sabatang.. Begitulah menurut ranji (silsilah kerajaan Mataram).. Menurut silsilah dari Minangkabau Sari laut anak dari Puti Jamilan kamanakan Dt Katumanggungan di Sungai Tarab.. Menurut adat Minangkabau Adityawarman adalah pewaris gelar Dt Katumanggung an.
1309 M Raden Wijaya wafat digantikan oleh satu-satunya anak laki-lakinya, Kalagemet yang digelari Jaya Negara.. 1319 terjadi pemberontakan besar-besaran dibawah pimpinan Rakyan Kuti dibantu oleh beberapa rakyan lainnya seperti Ra Wedeng, Ra Jayu, Ra Pangsa, Ra Tanca dll.. Jaya wijaya terpaksa menyingkir ke Badander pergunungan kapur di Bojo Negoro.. Jaya Wijaya didukung oleh Gajah Mada dan Aji Mantrolot.. Berkat ketangkasan Gajah Mada dan Aji Mantrolot Jaya Negara dapat kembali menduduki tahta Mojopahit di Mojo Kerto.. Setelah pemberontah terjepit Ra Tanca menyerah bersumpah akan setia kepada Majapahit dan Prabu Jaya Wijaya.. Gajah Mada disuruh membentuk dan langsung memimpin pasukan Bayangkhara (pasukan keamanan istana) dengan pangkat Senopati dan langsung dibawah komando raja.. Aji Mantrolot diangkat meminpin pasukan khusus dan diberi jabatan Wardamentri atau Praudatara..
Setelah keamanan cukup pulih, Gajah Mada dibawa Raja Patni sebagai Patih Daha Kahuripan.. Sebagai Senopati Bhayangkara ia digantikan oleh Senopati Gajah Enggong.. Semenjak itu pejabat Senopati Bhayangkara dipanggil dengan istilah Gajah..
Telah terdapat kesepakatan acara perkawinan antara Tri Bhuana Tungga Dewi dengan Raden Khuda Merta Pangeran wilayah Singosari yang bergelar Raden Sri Karta Wardana.. Masih dalam persiapan acara perkawinan itu Jaya Wijaya jatuh sakit.. Sakitnya tidak begitu parah, hanya bisul yang tumbuh di pantat.. Ra Tanca terkenal sebagai dukun yang pandai.. Ra Tanca dipanggil untuk mengobati Jaya Negara.. Ra Tanca memberikan racun yang mematikan kepada Jaya Negara.. Beberapa saat setelah minuman beracun itu mulutnya berbusa langsung wafat.. Gajah Mada mengintip kejadian itu langsung membunuh Rakyan Tanca. Kejadian itu tahun 1328 M.. Pemberontakan demi pemberontakan.. Sebelumnya Ra Tanca telah menjalin hubungan asmara dengan Diyah Wiyat anak bungsu Raden Wijaya..Acara perkawinan yang telah mencapai final persiapannya tetap dilaksanakan.. Acara perkawinan Tri Bhuana Tungga Dewi dilangsungkan dalam suasana berkabung kematian raja kakanya, dalam suasana kematian suasana berkabung kekasih adiknya.. Suasana perkawinan yang direncanakan sangat meriah menjadi kurang meriah.. Mengikuti kejadian ini terjadi pembunuhan beruntun di sekitar istana daerah-daerah banyak yang berontak.. Sementara pemberontak dapat diamankan, pemerintahan dikuasai oleh Permaisuri Sri Rajendra Biksuni Raja Patni bersama Maha Patih Arya Tadah.. Patih Daha dan Kahuripan Gajah Mada diperbantukan menjadi pimpinan (Senopati) Bhayangkara.. Dalam mengamankan pemberontakan ini Aji Mantrolot mendapat jabatan-jabatan penting.. Setelah keamanan pulih Sri Tri Buana Tungga Dewi terpilih sebagai raja ketiga Mojo Pahit....
Ibu Adityawarman Dara Jinggo adalah kakak dari Dara Pitok ibu Jaya Negara.. Bapak Adityawarman Dewa Rakyan Mahamantri anak Karta Negara.. Gayatri Raja Patni adalah anak Karta Negara menjabat raja Majapahit.. Pada arca Manjusri tertulis Raja Patni mengakui Adityawarman sebagai saudara sendiri.
3. Adityawarman panglima pasukan khusus Majapahit..
Dibawah kekuasaan Sri Gitarja Tri Buana Tungga Dewi terjadi pemberontakan Sadeng yang terkenal dan melelahkan itu.. 1253 S (1331 M) Aji Mantrolot diangkat sebagai panglima untuk mengamankan pemberontakan itu.. Tiap Daerah yang dia amankan dia buat patung dirinya.. Setelah seluruh pemberontakan dia lumpuhkan Aji Mantrolot diberi nama penghormatan Cahaya Matahari (Adityawarman) dan diberi berpangkat Arya Wangsa di Raja.. Gajah Mada diangkat menjadi Maha Patih Mangkubhumi Mojopahit, pengganti Maha Patih Mangku bhumi Arya Tadah yang telah meninggal..
1330 dan 1341 M Adityawarman diangkat sebagai pimpinan utusan Majapahit ke negeri Cina.. 1264 S (1342 M) pangkatnya dinaikkan menjadi Sang Dewa Raja (orang kedua setelah raja).. Jabatan setinggi ini hanya mungkin didapat oleh seorang keluarga keraton (kerajaan)..
Dizaman Jaya Wijaya dan Tri Bhuana Tungga Dewi hidup Pancaksara Prapanca, seorang pencatat sejarah.. Bapaknya bernama Samenaka bepangkat Darmadyaksa Ring Kasogatan, suatu pangkat yang tinggi di istana.. Setelah dia meninggal jabatan itu dipegang oleh Pacaksara Prapanca.. Karenanya dia dapat agak bebas dalam istana.. Prapanca adalah penulis Nagara Karta Gama..
Untuk mempersatukan dan melancarkan jalan rohnya, moyang dan kaumnya nanti bersama Dhyani Budha Aksobnya menuju Nirwana, tahun 1343 M (1275 saka) Adityawarman mendirikan arca manjusri dalam komplek candi Jago Malang.. Ajaran Tantrayana Syiwa Budha adalah gabungan agama Buda dengan agama Hindu Syiwa.. Didirikan di timur Benggala pada abad ke 6 M.. Berkembang ke utara melalui Tibet ke Mongolia, Cina dan Jepang.. Ke Asia Tenggara berkembang pada abad ke 11 M.. Puncak kekuasaan sekte Bhairawa Siwa ini di Jawa dizaman Karta Negara dan di Sumatra dizaman Adityawarman..
Penghapus dosa dan melancarkan roh menuju nirwana oleh seorang bhairawa, setiap waktu tertentu terutama setelah mengalahkan orang yang melawan kepadanya seorang bhairawa melakukan upacara moksa.. Upacara moksa dilakukan dengan lima M (molimo).. Lima M itu ialah:
Matsya, pembacaan mantra mantra dan dengan tarian bermusik dari memukulkan tulang tulang kepada tulang tulang manusia..
Mamsa, yaitu meminum darah, makan benak dan daging manusia dengan batok kepala orang sebagai cawan dan piringnya
Madya, menghilangkan dunia fana dengan bermabuk mabukan memasuki dunia bawah sadar bersama sang dewa dengan meminum tuak dan sebangsanya..
Maltina, melakukan hubungan sexual dengan keperkasaan..
Mudra, melakukan gerakan tangan yang menimbulkan tenaga gaib..
Upacara moksa adalah upacara bhairawa pada agama tantrayana shiwa Bhuda, dilakukan dengan cara yang sangat menyeramkan.. Dengan mabuk mabukan minum darah dan makan benak dengan cawan batok kepala manusia, sambil tertawa dan menari nari yang ditingkah bunyi bunyi bunyian pukulan tulang tulang manusia yang gaduh.. Upacara ini dilakukan diatas bangkai manusia (bhumi tyaga).. Acara ini dilakukan setelah menang perang mengamankan pemberontakan dengan membunuh tentara musuh yang tertawan atau menyarah.. Adityawarman adalah bhairawa Syiwa, dewa pengrusak (pembunuh).. Dia bangga dengan sipat yang demikian..
Tugas yang dilaksanakan oleh ekpedisi Pamalayu belum selesai.. Oleh Gajah Mada penyelesaian tugas itu diserahkan kepada Adityawarman.. Tahun 1345 M Adityawarman berangkat dengan pasukan besar ke Dhamasraya.. Dalam tempo dua tahun wilayah Dhamasraya dia amankan dan Ranah Sikaladi Taluak Kuantan dapat dia taklukkan.. Tahun 1347 Adityawarman menyatakan dirinya sebagai raja Dhamasraya.. Sebagai peringatan atas keberhasilannya atas petunjuk dia sendiri dia perintahkan mendirikan membuat arca dirinya sesuai dengan jabatannya bhairawa yang dia miliki.. Arca itu didirikan di padang Roco 5 km diarah hilir padang Candi tempatnya arca Amoghapasya..
Schnitger, Jl Moens, Stutterheim dan JG de Casparis menjelaskan
Arca ini bukanlah arca puja atau untuk mengagungkan sesuatu seperti Amoghapasya dan Heruka melainkan bentuk simbolis perwujudan seseorang..
Lokasi penemuan arca ini berada jauh dari Padang candi tempat candi Amoghapasya..
Pada sa’at itu tidak jauh dari tempat pendidrian arca ini telah banyak penduduk yang beragama Islam.. ,
Arca Adityawarman sesuai dengan sipat dan pembawaannya, penduduk setempat yang beagama Islam itu menamakannya barhalo.. Team peneliti arkeologi Nasional tahun 1992-1993 M menyimpulkan Arca Padang Roco sebagai berikut:
Stella; latar belakang terdiri dari batu tebal dibuat datar halus, simetris, lengkung bagian atas..
Prabha; dibelakang kepala arca sebelah kiri berada Ivala (lidah api) dan sebelah kana nada matahari..
Asana (tempat arca berdiri); Arca berdiri diatas bangkai telanjang yang terlipat diatas kaki.. Bangkai telanjang terletak diatas delapan tengkorak manusia.. Upacara ibadat bhairawa dilakukan diatas ksetra (kumpulan mayat)..
Bhusana; badan ditutup dengan kain petak petak yang bergambarkan tengkorak..
Makuta (mahkota); disebut “Jata makuta” terdiri dari pintalan rambut yang berbentuk sorban, merupakan rambut Dhyani Budha Aksobya, sebagai teman roh menuju nirwana..
Kayura (kain selendang) terdiri dari seekor ular upawita yang melilit kedua bahu..
Kankana (gelang); terdiri dari ular bhujanga – valaya yang melilit masing masing pergelangan tangan..
Udara bhanda (ikat pinggang); makhluk demon (binatang antah berantah) berkepala kala jengking..
Laksana; ditangan kanan dipegang pisau/keris.. Ditangan kiri dipegang tempurung kepala orang untuk tempat makan benak dan minum darah.
B. ADITIYAWARMAN RAJA MINANGKABAU DI PAGARUYUANG..
1. Adityawarman menduduki Minangkabau..
Pada saat itu pemuka masyarakat Minangkabau tigo luhak, golongan pemangku adat dan golongan agama Islam masih dalam pertengkaran dan perang kecil karena masalah adat dan syariat agama Islam yang belum terselesaikan.. Golongan adat mohon bantuan Adityawarman untuk mengokohkan kekuasaannya.. Bagi Adityawarman pucuk dicinta ulam tiba.. Pada tahun 1349 dengan pasukan besar dia berangkat menuju Batusangkar.. Selama perjalanan tejadi pertempuran pertempuran.. Semua pertempuran dia menangkan.. Di nagari Minangkabau dia mendapat tantangan menghadapi benteng orang Islam.. Disana terjadi peperangan dahsyat.. Benteng dapat dia hancurkan, dia ratangan dengan tanah.. Seluruh penghuni benteng dan penduduk disekitarnya, laki laki, perempuan, tua muda dan anak anak dia penggal kepalanya.. Sama seperti tindakan Hulagu Khan sewaktu penaklukkan Bagdad..
Sebagai tanda bersyukur terhadap dewa atas kemenangan yang dia dapat, dia adakan upacara syukuran tantrayana.. Diatas puing benteng yang penuh dengan mayat, dia bermabuk-mabukan, memakan benak, minum darah dengan batok kepala orang sebagai cawannya.. Gadis-gadis dizinahi, dan kemudian dibunuh.. Pekerjaan itu dia lakukan beberapa hari lamanya.. Upacara itu dilakukan dengan ketawa besar, dengan musik pukulan tulang manusia.. Melihat perbuatannya itu penghulu yang meminta bantuan kepadanya merasa jijik dan antipati kepadanya.. Rakyat menyesali, penghulu yang mengundangnya..
1370M datang utusan dari Tiongkok ke kerajaan Minangkabau.. 1373 Ananggawarman diutus sebagai memimpin utusan balasan ke Tiongkok.
Prasati Saruaso I bertahun 1297 saka (1375 M) yang didapat oleh Rafles.. Inggeris berada di Minangkabau tahun 1795 -1819 M, oleh Moens tulisannya diartikan, upacara ibadah untuk keluar dari sangsara menuju ketentraman nirwana dilakukan dengan seram.. Selanjutnya dalam buku Replica arca dan Prasasti Adityawarman dijelaskan ibadah sekte bhairawa (moksa) itu dilakukan diatas tumpukan mayat dengan tertawa mabuk (madya), sambil minum darah dan makan daging manusia dengan batok tengkorak sebagai cawan (mamsa) dan melakukan hubungan sek (maituna).. Perbuatan itu dilakukan dengan musik pukulan tulang manusia.. Bau busuk darah dan mayat, melebihi bau harum berpuluh ribu bunga.. Acara penyembahan bairawa ini bertentangan dengan adat masyarakat Minangkabau dan hukum Islam yang dianut kebanyakan masyarakat.. Karenanya oleh masyarakat Minangkabau Adityawarman dinamakannya Sri Paduko Barhalo.. Begitulah yang ditulis oleh Rasyid Manggis Dt Rajo Panghulu dalam bukunya Minangkabau dengan sejarah rungkas dan adatnya tahun 1966..
Untuk pemantapan pengawasan wilayah dia lakukan patroli wilayah dan ekspedisi kecil.. Ekspedisi itu dia lakukan dengan membawa pemuka Minangkabau lama dari Nagari Pariangan.. Patroli itu mencapai keseluruh walayah bagian barat sampai ke pantai.. Ke utara sampai ke gunung Malintang dan sungai Batahan.. Ke selatan sampai gunung Sumbing dan sungai Ipuah di selatan Kerinci.. Di Kerinci dia tinggalkan pasukan kecil dengan seorang komandan.. Sebagaimana sering dia bicarakan dengan Gajah Mada dan Jaya Negara, selat Perca (selat Malaka) sebagai pusat perdagangan dan Minangkabau sebagai pusat produksi lada, kampher dan emas, yang dibutuhkan Negara-negara di sekitar laut tengah khususnya dan dunia umumnya harus dikuasai.. Penguasaan daerah itu adalah suatu tugas utama yang sangat penting.. Pada tahun 1348 itu dengan pasukan yang besar Adiyawarman berangkat menaklukkan kerajaan Kuntu dan Aru Barumun..
Kesempatan ini dipergunakan oleh pemuka adat dan agama Islam menyusun tenaga mengusir Adityawarman.. Mereka berapat didapat kesepakatan; meraka membentuk pasukan besar.. Pemuka agama Islam setuju atas saran pemuka adat, bahkan semangatnya lebih menyala, dikumandangkan ayat-ayat al qur’an, yaitu “seratus orang suci dapat mengalahkan seribu orang kafir” .. “Bukan kamu yang membunuh, Allah lah yang membunuh, bukan kamu yang melempar Allahlah yang melempar” ..
Sewaktu Adityawarman kembali dari ekspedisi Kuntu Barumun Adityawarman dihadang di Atar dekat Sitangkai.. Mereka menawarkan kepada Adityawarman wilayah Minangkabau inti (wilayah tigo luhak), dibiarkan diurus oleh mereka sendiri, oleh penghulu-penghulu di nagari, daerah di luar itu diurus oleh kerajaan Pagaruyuang dibawah Adityawarman.. Jika tawaran ini diterima, rakyat Nagari tigo luhak akan membantu apa yang dibutuhkan oleh Adityawarman.. Jika tawaran ini tidak diterima, akan terjadi suatu peperangan.. Karena tawaran itu sama-sama menguntungkan Adityawarman menerima tawaran tersebut dengan segala senang hati.. Menjadilah luhak nan tigo sebagai wilayah inti Minangkabau (Minangkabau al biththah) dan mandiri.. Daerah lain disebut rantau Minangkabau (Minangkabau azzawahir).. Kesepakatan ini disebut “Kesepakatan Atar”.. Dijelaskan dengan petitih luhak bapanghulu rantau barajo.. Daerah Luhak nan Tigo diserahkan kepada kebijakan mereka sendiri, Adityawarman tidak mencampurinya..
Setelah seluruh wilayah dari Batahan Barumun di Utara dan Ipuah Batang Hari di selatan dia kuasai dan merasa mendapat dukungan masyarakat Minangkabau, pusat pemerintahan resmi dia pindahkan ke Pagaruyuang di kaki bukit batu patah.. Tahun 1349 dia umumkan, “kerajaannya bernama Minangkabau dia adalah Maharaja Diraja-nya yang pertama, tidak berada dibawah Majapahit”..
Pengawasan daerah rantau diperketat.. Petugas dari penduduk luhak Nan Tigo, sambil bertugas mereka mengajarkan agama Islam, sistem pemerintahan bernagari dan adat matrilineal.. Sistem matrilineal, Islam dan system pemerintahan bernagari berkembang ke rantau.. Sekarang di rantau tidak didapati raja tapi kaum telah dipimpin oleh penghulu..
Di setiap daerah yang dia taklukkan di jawa dia buat arca dirinya.. Tahun 1343 dalam komplek Candi Jago Malang Adityawarman, menulis prasasti manjusri.. Tahun 1346 di Padang Roco Siguntua, Dhamasraya, Adityawarman membuat arca dirinya.. Sebagai pengumuman dan untuk memulyakan dirinya ditengah masyarakat tahun 1345-1375 M di daerah Minangkabau puluhan prasasti yang dia tulis, diantaranya ialah
Prasasti kubu rajo
Prasasti Pagaruyuang sebanyak 8 buah
Prasasti suruaso 2 buah
Prasasti Rambahan 2 buah
Prasasti Ponggongan
Prasasti umbilin
Prasasti Pariangan
Prasasti Lubuk Layang
Dengan Isteri Puti Bungsu dan kebanyakan orang istana berasal dari orang tigo luhak yang beragama Islam.. Adityawarman beroleh anak satu-satunya yang bernama Ananggawarman.. Tahun 1375 Adityawarman meninggal dunia, dia digantikan oleh Yang Dipertuan Maha Raja Diraja Ananggawarman.. Dikiri kanannya semuanya orang yang beragama Islam.. Budaya bapaknya agama Tantrayana tidak melekat kepada dirinya.. Masa tuanya, setelah bapaknya meninggal, Anggawarman menjadi penganut agama Islam..
Pembantu Ananggawarman kebanyakan beragama Islam.. Isterinya dan keluarga Ananggawarman beragama Islam.. Vijayawarman anak Ananggawarman walaupun dilahirkan dalam suasana Tantrayana, tapi dibesarkan dibawah asuhan agama Islam.. Tidak satupun prasasti yang ditemui dibuat dizaman tuanya Ananggawarman apalagi dizaman Vijayawarman.. Tahun 1389 M Vijayawarman dinobatkan sebagai Yang Dipertuan Maharaja Diraja Minangkabau.. Anaknya Bakilap Alam seorang anak yang salih ta’at menjalankan agama Islam.. Bersama temannya dari Bungo setangkai Sungai Tarab, dia dikirim belajar agama Islam ke Fansur.. Sekembali dari Fansur 1396 M karena ilmu agamanya dianggap telah tinggi dia digelari Tuanku Maharajo Sakti.. 1401 M Tuanku Maharajo Sakti menggantikan ayahnya dinobatkan sebagai Maharaja Diraja Minangkabau.. Perhatian yang besar atas pertentangan yang tak kunjung selesai antara aliran-aliran agama, dia ingin menyelesaikannya secara musyawarah.. Pada bulan Sya’ban tahun 804H beliau dengan bantuan Dt. Bandaro Putiah yang teman sama mengajinya, mengundang seluruh pucuak adat, para Ulama dan para llmuwan di seluruh luak nan Tigo sebagai daerah inti kerajaan Minangkabau untuk berbincang-bincang di atas sebuah bukit dekat puncak Pato yang disebut Marapalam.. Pada pertemuan Marapalam didapat sebuah kesepakatan yang ditutup dengan sumpah yang disebut Bai’ah Marapalam yang dalam bahasa Minangkabau disebut Sumpah Satia Marapalam.. Bukan piagam Marapalam.. Piagam jika dijadikan bahasa Arab ialah Shahifah bukan bai’ah.. Kerajaan Minangkabau dirubah menjadi Kesulthanan Minangkabau Darul Qarar.. Yang Dipertuan Raja Alam Minangkabau dipanggilkan Daulat Yang Dipertuan Sulthan.. Tuangku Maharajo Sakti dinobatkan sebagai Sulthan pertama Kesulthanan Minangkabau Darul Qarar dengan panggilan Daulat Yang Dipertuan (DYD) Sulthan Alif Khalifatullah.. Menurut penjelasan keluarga Istana Pagaruyuang, Bakilap Alam Tuangku Maharajo Sakti bukanlah anak Vijayawarman tapi adalah Vijayawarman itu sendiri..
2). Perang Padang Sibusuak..
Kembali untuk mencapai cita-citanya menguasai wilayah produksi dan pusat perdagangan kampher, lada dan emas, Gajah Mada mengirimkan pasukan besar.. Setelah menguasai Dhamasraya pasukan itu melanjutkan perjalanannya menuju daerah Batusangkar.. Tentara Jawa itu dihadang oleh pasukan Minangkabau dibawah pimpinan DYD Sulthan Alif Khalifatullah Tuangku Maharajo Sakti.. Tahun 1409 terjadilah pertempuran hebat di suatu padang.. Sulthan Alif dibantu oleh dua orang penghulu kaum yang gagah berani.. Begitu hebatnya pertempuran itu, jumlah tentara yang mati tidak terkuburkan, padang pertempuran itu menjadi busuk.. Sampai sekarang padang itu tetap bernama Padang Sibuasuak.. Sebuah bukit ludes untuk dipakai menjadi kiliran (batu pengasah) pedang dan parang tentara dari jawa.. Tempat itu sampai sekarang masih bernama kiliran Jawo.. Pasukan Jawa binasa, pasukan Minangkabau melanjutkan perjalanannya untuk menguasai kembali Dhamasraya supaya berada kembali dibawah kekuasaan Pagaruyuang.. Kekuasaan Minangkabau kembali meliputi Dhamasraya dan seluruh hiliran Batanghari..
Daerah Padang Sibusuak diserahkan Sulthan Alif kepada salah seorang panglima tersebut, diberi gelar Dt Pahlawan Gaga Gajah Tongga Koto Piliang.. Daerah Silungkang diberikan kepada panglima lainnya deberi gelar Dt Pahlawan Gaga Malintanglobia Gajah Tongga Koto Piliang..
3). Keturunan Adityawarman..
Raja raja Pagaruyuang keturunan Adityawarman ialah :
1) Maharaja Diraja Raja Alam Adityawarman (1350 - 1376 M)
2) Maharaja Diraja Raja Alam Ananggawarman (1376 - 1389 M)
3) Maharaja Diraja Raja Alam Vijayawarman (1389 - 1401 M)..
4) Maharaja Diraja Raja Alam Bakilap Alam Tuangku Maharajo Sakti (1401-1403 M).. Tuangku Marajo Sakti, dinobatkan sebagai Daulat Yang Dipertuan Sulthan Alif Khalifatullah (1403 - 1416 M).. Berakhirlah Kerajaan Minangkabau dialihkan menjadi Kesulthanan Minangkabau Darul Quorar..
Sulthan Alif Khalifatullah adalah Sulthan pertama Kesulthanan Minangkabau Darul Qarar.. Semenjak Sulthan Alif, raja raja Pagaruyuang dipanggilkan Daulat Yang Dipertuan (DYD) Sulthan - - - Sulthan pertama ialah Sulthan Alif Khalifatullah Bakilap Alam, jabatan DYD ini diturunkan bukan lagi kepada anak tapi kepada anak saudara perempuan seperti adat Koto Piliangnya orang Minangkabau.. Ibunda Raja didipanggilkan Bundo Kanduang, sebagai Ratu Kerajaan.. Jika Bundo Kanduang meninggal diganti dengan Bundo Kanduang baru yang dipilih dari salah satu saudara perempuan Daulat Yang Dipertuan Rajo Alam.. Anak Bundo Kanduanglah yang menjadi pewaris pengganti DYD Sulthan sebagai Rajo Alam yang akan datang.. Begitu juga sistemnya pada Rajo Adat dan Rajo Ibadat.. Rajo Adat di Buo dan rajo ibadat di Sumpur Kudus tidak dipanggilkan Sulthan tapi hanya Tuangku Buo dan Tuangku Sumpur Kudus.. Sumpur Kudus terpilih sebagai raja ibadat karena pada saat itu di Sumpur Kudus banyak ulama Islam.. Sumpur Kudus dekat dengan nagari Kuntu, pusat sebuah kerajaan yang telah lama Islamnya..
4). Wilayah Minangkabau..
Wilayah Minangkabau dapat diartikan wilayah kerajaan Minagkabau raya di zaman Adityawarman.. Wilayah itu meliputi sebelah utara, dari pantai barat Sumatra, sungai batahan gunung Malintang, Gunung Tua sungai Barumun sampai kepantai Timur.. Sebeleh selatan dari pantai barat , Muko-muko, sungai Ipuah, gunung Sumbing, seluruh hiliran sungai Batang Hari sampai pantai Timur.. Pada saat kini berada pada empat propinsi yaitu propinsi Sumatra Barat tanpa Mentawai, propinsi Riau tidak termasuk kepulauan, hampir seluruh propinsi Jambi dan propinsi Bengkulu bagian utara..
Wilayah Minangkabau ditandai dengan penduduknya yang mempunyai suku menurut garis keibuan (matrilinial), gelar pemuka kaum dan tanah Ulayat kaum yang diwariskan dari ninik ke mamak dari mamak ke kamanakan menurut garis keibuan (matrilinial).. Wilayah itu meliputi dari barat Sumatra, sungai batahan Gunung Malintang, Pasia Pangaraian, Patapahan, Gunung Sailan, Kuantan, Tanah tinggi Bangko, Muaro Bungo, Gunung Sumbing Muko Muko.. Pada saat ini wilayah Minangkabau berada pada Sumatra Barat tak masuk Mentawai, bagian utara Bengkulu berbatasan dengan sungai Ipuah dan gunung Sumbing, Kabupaten Muaro Bungo, tanah Tinggi Bangko, wilayah Indragiri hulu dan kabupaten VII Koto Kampar dan sedikit Sumatra Utara..
Tambo adat menjelaskan, Minangkabau dari Sikilang Aia Bangih sampai ka Durian ditakuak Rajo, Sirangkak Nan badangkong, Buayo Putiah Daguak, aia babaliak mudiak dan riak nan badabua.. Sikilang aiar Bangih terletak di Pasaman Barat bagian utara.. Durian ditakuak rajo terletak di utara Pasir Pangaraian.. Sirangkak nan badangkong dan buayo putiah daguak terletak digunung Sailan.. Aia babaliak mudiak ialah air sungai batang kampar naik terjauah diwaktu pasang (tidak sampai ke pantai Timur Sumatra).. Riak nan badabua (bukan ombak nan badabua) ialah sewaktu waktu air sungai kuantan itu naik ombaknya dan besar, bunyinya keras sekali, orang didaerah itu menamkannya bono (tidak sampai ke pantai timur Sumatra)..
Tujuh Koto kampar garis keturunannya matrilineal, mempunyai penghulu kaum yang bergelar datuak, ulayat kaum dari mamak ka kamanakan, rumah adat bagonjong.. Adatnya adalah adat Limopuluah Koto (pisang sikalek kalek hutan/ lareh nan Panjang), campuran adat Budi Caniago dan Koto Piliang.. Ada diantara penduduk nagari itu yang berasal dari luhak Agam sehingga nama Nagari itu juga dinamakan dengan nagari asalnya, seperti Salo dan Kamang.. Nagari-nagari diatur menurut syariat Islam.. Penduduknya ta’at menjalankan syariat Islam itu..
5). Minangkabau setelah Adityawarman..
Laporan perjalanan Thomas Diaz tahun 1684 M Semenjak berangkat dari Patapahan Melalui Bangkinag ke Buo dan kembali melalui Sumpur Kudus dan Lipek kain Bangkinang Patapahan.. Semua nagari yang dilalui adalah nagari nagari di Minangkabau dengan penduduk beragama Islam yang pekat.. Nagari yang dilalui Thomas Diaz termasuk Luhak Nan Tigo yang berarti Minangkabau Inti..
Sewaktu orang Minangkabau melatih pemudanya sebagai kadet militer di Kamang, orang Pasia Pangaraian mengirimkan beberapa orang pemudanya.. Seorang diantaranya menjadi orang terkenal yang digelari Tuangku Tambuasi.. Dia adalah pahlawan Riau.. Perjuangan terakhir Tuangku Tambusai ialah mempertahankan benteng Dalu dalu Pasia Pangaraian
Ada lagi orang membagi Minangkabau menjadi wilayah Minangkabau inti (Minangkabau al biththah) dan Minangkabau rantau (Minangkabau azzawahir).. Minangkabau inti terdiri dari Luhak Nan Tigo yaitu Luhak Tanah Data, Luhak Agam dan Luhak Limo Puluah Koto.. Minangkabau rantau ialah Rantau pesisir, rantau di hilir dan rantau Malaya (Negeri Sembilan).. Batas antara luhak nan tigo dengan daerah rantau sangat kabur tidak begitu jelas.. Rantau pesisir ialah daerah pantai barat Sumatra mulai dari Natal sampai muko muko.. Rahtau di hilir ialah darah daratan dari Dumai sampaii Muaro Sabak.. Rantau Malaya ialah Negeri Sembilan..
Pertengahan abad ke 14 M, karena kurang sesuainya mereka dengan adat Adityawarman, orang dari Minangkabau pergi beramai-ramai merantau ke negeri sembilan.. Satu rombongan dibawah pimpinan Dt Marajo, mereka menetap di Londak Naga.. Disusul oleh rombongan Dt Bandaro dari Sungai Tarab; mereka menetap di Sungai Layang.. Disusul oleh rombongan Dt Makhudum, rombongan St Kabasaran dari Sumaniak; rombongan mereka menetap di Gunung Pasir.. Rombongan Dt Putiah dari Sari Lamak Luhak Limopuluah Koto menetap di Seri Menanti.. Rombongan Dt Lelo Balang dan Dt Laut dari Batu Hampar Luhak Limo Puluah menetap di Kampuang Tiga Niniak.. Dari keturunan mereka itulah penduduk Negeri Sembilan sekarang ini..
Semenjak 1511 Negeri Sembilan dibawah Portugis, meraka tidak diberi kesempatan mengatur diri sendiri.. Semenjak 1641 M Negeri Sembilan berpindah kebawah kerajaan Johor.. Kerajaan Johor sebagai atasan mereka selalu berada dalam keadaan kacau, sehingga mereka tidak dapat mengatur Negeri Sembilan secara baik.. Kesulthanan Johor menyarankan agar negeri Sembilan menjemput raja-rajanya ke Minangkabau.. Mudah-mudahan dengan demikian semua kesulitan Negeri Sembilan dapat diatasi.. Raja pertama yang dikirim dari Minangkabau tahun 1765 ialah raja Kasah selanjutna raja Adil.. Kedua raja itu dianggap kurang berprestasi.. Raja Malewar (1773-1795 M), yang kiriman dari Pagaruyuang adalah raja yang pintar lagi bijaksana sehingga hal-hal yang rumit selama ini dapat teratasi.. Raja Malewar digantikan oleh Raja Hitam yang juga berasal dari Minangkabau (1795-1808 M).. Raja Hitam termasuk raja yang pintar lagi bijaksana.. Raja Hitam digantikan oleh Raja Malenggang (1808 -1829 M), juga raja kiriman dari Minangkabau.. Raja Malenggang adalah raja terakhir dari Minangkabau.. Raja-raja Negeri Sembilan selanjutnya adalah keturunan raja Malenggang.. Ditahun 1840 orang orang Minangkabau yang tidak senang dibawah Belanda banyak yang menyingkir ke negeri Sembilan.
(ditulis oleh: H. Asbir Abdullatief Dt. Rajo Mangkuto)
Subscribe to:
Posts (Atom)