Ada itu hampa, hampa itu ada...
1. Urip Iku Urup
2. Memayu Hayuning Bawono, Ambrasto dhur angkoro
3. Suro Diro Joyoningrat, Lebur Dening Pangastuti
4. Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sekti Tanpo Aji-Aji, Sugih Tanpo Bondho
5. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan
6. Aja Gumunan, Aja Getunan, Ojo Kagetan, Ojo Aleman
7. Ojo Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman
8. Ojo Keminter Mundak Keblinger, Ojo Cidra Mundak Ciloko
9. Ojo Milik Barang Kang elok, Aja Mangro Mundak Kendo
10. Ojo Adigang, Adigung, Adiguna
1. Urip Iku Urup
2. Memayu Hayuning Bawono, Ambrasto dhur angkoro
3. Suro Diro Joyoningrat, Lebur Dening Pangastuti
4. Ngluruk Tanpo Bolo, Menang Tanpo Ngasorake, Sekti Tanpo Aji-Aji, Sugih Tanpo Bondho
5. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan
6. Aja Gumunan, Aja Getunan, Ojo Kagetan, Ojo Aleman
7. Ojo Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman
8. Ojo Keminter Mundak Keblinger, Ojo Cidra Mundak Ciloko
9. Ojo Milik Barang Kang elok, Aja Mangro Mundak Kendo
10. Ojo Adigang, Adigung, Adiguna
Hidup itu memberi... Menambahkan indahnya dunia, membasmi angkara...
Dengan kewelasasihan... Kerendahhatian... Rasa syukur dan ikhlas...
Mengalahkan susah dan senang dalam diri... Mengalahkan keterikatan dan
kemelekatan pada segala yang di luar diri... Amin...
Bagi yang paham mati sajroning urip, urip sajroning mati (mati dalam hidup, hidup dalam mati) tentunya paham.
Bagi yang masih belum, berikut uraian saya : Manusia diciptakan mengenal kebaikan dan berhati nurani, karena penciptanya adalah Maha Pengasih. Bila anda memberikan sesuatu dalam nama kasih sayang tentunya tidak berharap balik bukan?
Dari sini saya ingin mengemukakan bahwa sebenarnya manusia itu kalau mengenal kasih sayang minim atau bahkan nihil pamrihnya, hanyalah kasih sayang dan harapan baik pamrihnya. Ini juga penjelasan bagi uraian tentang bahwa walaupun kita melakukan sesuatu tanpa mengharap sebetulnya kita sudah mengharapkan.
Nah bagi manusia yang ingin menemukan dirinya yang sejati, maka tambahkan syukur dan ikhlas, agar semakin bebas pamrih, mencari ketiadaan (tiada ego atau pamrih), dan sekaligus mencari ada (perwujudan cinta kasih yang murni sebagai pengejawantahan jati diri manusia sejati). Maka didalam tiadanya ego (hidup yang mati, mati kehendak pribadinya), ada sifat sejati manusia (hidup yang sebenarnya, seutuhnya). Dibalikpun maknanya tetap sama, sifat sejati manusia (hidup yang sebenarnya) ada dalam tiadanya ego (matinya pamrih). Semoga berkenan.
Bagi yang paham mati sajroning urip, urip sajroning mati (mati dalam hidup, hidup dalam mati) tentunya paham.
Bagi yang masih belum, berikut uraian saya : Manusia diciptakan mengenal kebaikan dan berhati nurani, karena penciptanya adalah Maha Pengasih. Bila anda memberikan sesuatu dalam nama kasih sayang tentunya tidak berharap balik bukan?
Dari sini saya ingin mengemukakan bahwa sebenarnya manusia itu kalau mengenal kasih sayang minim atau bahkan nihil pamrihnya, hanyalah kasih sayang dan harapan baik pamrihnya. Ini juga penjelasan bagi uraian tentang bahwa walaupun kita melakukan sesuatu tanpa mengharap sebetulnya kita sudah mengharapkan.
Nah bagi manusia yang ingin menemukan dirinya yang sejati, maka tambahkan syukur dan ikhlas, agar semakin bebas pamrih, mencari ketiadaan (tiada ego atau pamrih), dan sekaligus mencari ada (perwujudan cinta kasih yang murni sebagai pengejawantahan jati diri manusia sejati). Maka didalam tiadanya ego (hidup yang mati, mati kehendak pribadinya), ada sifat sejati manusia (hidup yang sebenarnya, seutuhnya). Dibalikpun maknanya tetap sama, sifat sejati manusia (hidup yang sebenarnya) ada dalam tiadanya ego (matinya pamrih). Semoga berkenan.
No comments:
Post a Comment