PENGKAJIAN ILMU MA'RIFAT
Pengertian Ma'rifat, hakekat sholat dan berbagai informasi seputar ilmu pengetahuan agama islam
Rahasia Huruf Alqur’an
Rahasia huruf yang terkandung dalam Alquran, secara tegas
Rasulullah tidak pernah menjelaskan rahasia ini. Hanya saja beliau
mengisyaratkan bahwa di dalam Alquran itu jika diringkas, inti Alquran
itu adanya dalam surat Al Fatihah sehingga disebut ummul qur’an, …
kemudian oleh ulama sufi di kembangkan menjadi suatu ilmu dalam mencari
hakikat huruf atau firman ….
Mungkin cara yang ditempuh oleh para guru-guru sufi sering kali membuat
bingung pengamat, sehingga mereka dianggap orang yang mengada-ada dalam
beragama. Sebenarnya tidaklah demikian, … saya sendiri bukanlah penganut
faham ajaran para sufi tentang rahasia huruf yang mereka kemukakan.
Akan tetapi saya hanyalah orang yang mencoba mengerti methode yang di
sampaikan sebagai pendekatan ilmu, … agar sang murid mudah memahami
dalam arti hakikat. Bagi saya hal itu sah saja, karena di dalam
memberikan pengertian arti tersembunyi sangatlah sulit, sehingga mereka
mempunyai cara yang indah untuk memudahkan dalam memberikan arti rahasia
ketuhanan dengan sederhana. Hal ini saya ungkapkan agar para pengamat
tidaklah mencurigai ajaran para sufi ini.
Mari kita fahami rahasia huruf ini dengan pengertian kita sekarang….
Huruf adalah sebuah rumus yang pada mulanya tidak memiliki arti apa-apa,
… kemudian tersusun menjadi sebuah kata dan susunan kata menjadi sebuah
kalimat dari kalimat terkandung sebuah pengertian, … dan pengertian itu
bukanlah sebuah kalimat !!
Kalau kita perhatikan sebelum ada kesepakatan manusia mengenai
rumusan huruf, huruf adalah sebuah artikulasi yang timbul dari dorongan
udara yang terhalang oleh pita suara pada tenggorokan, sehingga
menghasilkan bunyi … kata ADUH !! AU !! bukan sebuah kalimat tetapi
mengandung sebuah pengertian menunjukkan rasa sakit atau terkejut.
Seandainya rumus-rumus itu tidak ada maka huruf, kata, kalimat pun
tidak ada, … akan tetapi walaupun rumus-rumus huruf tidak ada, namun
hakikat pengertian dalam diri manusia tetap ada. Anda akan menemukan
bahasa yang sama pada diri manusia seluruh dunia yaitu bahasa jiwa, yang
tidak berhuruf, tidak bersuara, tidak bergambar. Maka benarlah jika
demikian bahwa Alqur’an itu awalnya adalah bahasa wahyu (bahasa Allah)
laa shautun wala harfun tidak berupa suara dan bukan berupa huruf yang
di-translate kedalam bahasa manusia yaitu bahasa Arab !! Pada saat itu
Rasulullah hanya mengerti dengan jelas apa yang telah turun kedalam
jiwanya. Bahasa Allah itu berupa ilham / wahyu, menurut kamus bahasa
Arab dalam Munzid, ilham itu berarti memasukkan pengertian kedalam jiwa
orang itu dengan cepat. Dikehendaki dengan cepat, ialah dituangkan
sesuatu pengetahuan-pengetahuan ke dalam jiwa dalam sekaligus dengan
tidak lebih dahulu timbul fikiran dan muqadimat-muqadimatnya, … seperti
binatang lebah, ketika menerima wahyu dari Allah, binatang itu tidak
mengenal huruf, akan tetapi mereka mampu menangkap ajaran Allah ketika
Allah menginstruksi-kan membuat rumah-rumahnya yang indah dan tersusun
rapi dan cerdas !
Pengertian itu tidak terdiri dari rangkaian huruf atau suara.
seperti perasaan CINTA dan Perasaan RINDU dan perasaan ini tidak ada
tertulis huruf C-I-N-T-A, … walaupun anda tidak menggunakan rangkaian
huruf dan suara mengapa anda memahami rindu dan cinta itu, … akhirnya
anda menterjemahkan kedalam bahasa manusia menjadi aku rindu, aku cinta
…. Keadaan ini sangat jelas dan tidak bisa bercampur dengan perasaan
lainnya. Cinta itu sangat jelas tempatnya bahkan anda mampu menceritakan
dengan bahasa yang lugas. Inilah rahasia firman Allah yang akan
diungkapkan oleh ulama sufi dalam bahasa yang indah dan dimengerti oleh
murid-muridnya.
Selanjutnya setelah anda mengerti akan uraian saya diatas maka
marilah kita membahas maksud pertanyaan saudara mengenai rahasia huruf
dalam Alqur’an.
Alquran mengandung 6666 ayat, terhimpun dalam AL FATIHAH dan Al
fatihah pula terhimpun dalam BISMILLAHIRRAHMAN NIRRAHIM dan
bismillahirrahman nirrahim terhimpun dalam Alif, sedangkan ALIF
terhimpun dalam BA’ dan pada Ba’ terhimpun pada titiknya. Pada titik
inilah awal mula semua kejadian bentuk huruf….
Hampir mudah sekarang kita memahami maksud rumusan diatas, karena
kita tahu bahwa Al qur’an itu adalah firman Allah mengandung seluruh
perintah dan larangannya, tata hukum dan sejarah bangsa-bangsa manusia, …
pada seluruh rangkaian firman sebanyak 30 juz itu ternyata terangkum
dalam ummul qur’an (Al fatihah).
Pada ummul qur’an menyimpulkan inti ajaran Alquran : Tentang masalah
ketuhanan yaitu sifat af’al dan Dzat Allah…Dialah Allah yang memiliki
sifat Maha Pengasih dan Maha Penyayang Tidak ada yang berhak menyandang
pujian kecuali Dia Dia lah tempat segalanya bergantung Karena Dia adalah
penguasa alam semesta Kepada-Nya manusia memohon pertolongan dan
petunjuk Demikianlah kesimpulan maksud ummul Qur’an, yaitu berserah dan
menerima Allah serta bersandar kepada yang Maha menguasai alam dan diri
manusia.
Berarti dari rangkaian ayat-ayat dalam Al fatihah adalah tertumpu
pada huruf ba’ (dalam tata bahasa Arab sebagai ba’ sababiyah), artinya
semua yang ada berasal dari huruf ba’ dengan sebab ismi (nama). Kalau di
pisah bi- ismi- Allah (bismillah) semua yang ada karena sebab adanya
Asma, pada Asma terdapat yang memiliki Asma yaitu Dzat, ini terangkum
dalam arti titik, karena titik baru bersifat Kun (jadilah) maka
terjadilah segala sesuatu. Karena kun-Nya yang dilambangkan dengan
titik, merupakan asal dari segala coretan huruf berasal dari titik-titik
yang beraturan menjadi garis, garis menjadi bentuk atau wujud.
Sedangkan dzat tidak berupa titik karena titik masih merupakan sifat
dari pada DZAT !! artinya Kun Allah bukanlah DZAT, karena Kun (kalam /
wahyu) adalah sifat dari pada Dzat, bukan Dzat itu sendiri, … sehingga
arti titik adalah akhir dari segala ciptaan, pada titik ini terkandung
ide-ide yang akan tergores suatu bentuk dan pada wilayah inilah yang
dimaksud para kaum sufi sebagai Nur Muhammad (cahaya terpuji), karena
segala sesuatu akan memuja dan mengikuti kehendak Dzat, dan Dzat berkata
melalui Kun-Nya, maka jadilah semuanya. Hal ini juga terurai dalam
filsafat yang menunjukkan arti hidup, diurai dalam makna yang berbeda,
akan tetapi mempunyai kandungan pengertian yang hampir mirip dengan
uraian saya diatas.
Seorang guru besar mengajarkan kepada anaknya hal berikut :
Ambilkan aku buah pohon itu disana itu Sang murid menjawab, Ini dia yang mulia ….Belah dua-lah itu.Sudah
terbelah, yang mulia Apakah yang kamu lihat ?Saya melihat biji yang
amat kecil Belah dua-lah salah satu dari padanya Dia sudah terbelah,
yang mulia Apakah yang kamu lihat didalamnya ? Tidak ada sesuatu apapun,
yang mulia
Sang guru berkata : Yang halus ialah unsur hidup Yang tak tampak
olehmu Dari yang halus itulah sebenar yang ada Yang dari padanya
sekalian ini terjadi Itulah hakikat yang sejati, Itulah hidup Itulah
kamu ……
Dari sebuah biji, terangkum ide-ide yang akan terjadi, … nanti
akan ada sebuah akar yang menjulur, daun-daun yang hijau, batang yang
kokoh serta buahnya yang ranum. Dan itu terangkum dalam sesuatu yang tak
terlihat, yaitu hakikat hidup
Syekh An Nafiri menguraikan masalah huruf ini dalam kitab
Raaitullah (Aku telah Melihat Allah). Beliau dalam pembahasan masalah
hakikat juga menggunakan ‘huruf’ sebagai lambang segala sesuatu tercipta
untuk mengungkapkan bahwa dzat itu bukanlah sebuah apa yang bisa
digambarkan, sebab segala sesuatu yang masih bisa digambarkan disebut
dengan huruf.
Huruf dirangkai menjadi perkataan, dari perkataan menjadi
pendapatan, pendapatan bersama dengan perkataan akan menjadikan
bilangan. Pendapatan disatukan dengan bilangan perkataan, dan bilangan
perkataaan disatukan dengan bilangan pendapatan menimbulkan kekuatan
magis, dan atas dasar hukum peringatan hal yang demikian adalah masuk
dalam kekufuran. Hukum bilangan kata adalah hukum bantah-membantah
(sengketa) yang satu berlawanan dengan yang lain, hal mana membawa
kepada kepiluan dan kecemasan, hal yang demikian adalah kemustahilan
belaka dan menjadikan ketegangan dan keguncangan.
Asma (nama-nama) dan sifat-sifat dan Af’al (perbuatan-perbuatan)
adalah hijab belaka atas Dzat ilahiat. Karena sesungguhnya Dzat ilahiat
itu tidak dapat menerima pembatas. Dzat ilahiyat itu berada pada tingkat
ketinggian, sedangkan pelepasan (penanggalan tajrid) dan Asma dan
Ilahiyat adalah urut-urutan yang menurun. Asma dengan Dzat Asmanya
berdiri tanpa perbuatan
Kesimpulan dari semua keterangan diatas adalah:
Para sufi ingin memudahkan dalam pencaharian Tuhannya melalui firman
dan ciptaannya….Secara berurutan terurai sebagai berikut …Alam adalah
firman Allah yang tak tertulis (ayat-ayat kauniyah), dan Alqur’an adalah
ayat-ayat kauliyah …Semua alam semesta tergelar atas Asma Allah
(bismillah) Asma terkandung kehendak …Kehendak terkandung dalam
sifat…Sifat terkandung dalam Af’al. Af’al terkandung pada DzatSemua itu adalah hijab, karena asma, sifat, af’al bukanlah dzat itu sendiri … itulah yang dimaksud para sufi bahwa segala yang tergambarkan adalah HURUF, dan merupakan hijab, … dan Dzat berada dibalik TITIK … dzat tidak bisa digambarkan oleh sesuatu, … untuk mengetahui Dzat Allah harus menyingkirkan huruf dan titik, karena itu adalah hijab !! Demikian semoga Allah membuka
No comments:
Post a Comment