DOA DAN MEDITASI
Doa selamanya bukanlah meditasi. Orang yang terbiasa berdoa, memohon perlindungan, keselamatan sudahlah pasti selalu dalam kecemasan, bukan? Orang yang berdoa’ tak’an pernah sampai pada meditasi. Ini bagaikan orang yang ingin berenang namun takut nyemplung kedalam air. Berenang selamanya terjadi didalam air. Kita tak’an bisa menghafal teori berenang dan mempraktekan diatas lantai atau kasur. Barangkali geraknya kelihatan mirip dengan orang yang berenang tetapi ini jelas bukan berenang. Demikian juga halnya dengan meditasi dan doa. Mungkin orang dapat duduk dengan sikap “padma-sana” berjam-jam seperti bermeditasi, sambil melafal mantra, atau kata-kata tertentu, untuk dapat melupakan suasana sekeliling; guna mengendalikan atau mengalihkan pikirannya, namun ini bukanlah meditasi.Hal yang mendasar ini penting dipahami, jikalau tidak, maka semua usaha, semua gerakan renang diatas lantai ini tak’an membawa kita sungguh berenang. Doa bagaikan kita berdiri ditepi kolam; meditasi adalah berada didalam kolam dan berenang. Jadi apabila kita ingin bermeditasi maka kita mesti beranjak dari doa; kita mesti bergerak dari tepi kolam dan masuk kedalam air. Doa adalah kata-kata adalah pikiran, hal ini selamanya tak’an dapat membawa kita pada kebebasan batin (mokshatam). Sedangkan meditasi adalah batin yang bebas dari segala pikiran (hening).
Doa, ritual, tradisi, kepercayaan sudahlah pasti tak’an pernah mengantar orang kepada hening, mokshatam (kebebasan); walaupun dalam kepercayaan dikatakan bahwa ritual, tradisi dan doa ini menuntun orang ke-jalan menuju sorga. Namun dari realita ini, jika Anda sungguh paham, bukankah faktanya terbalik seratus delapan puluh derajat…? Untuk mengkaji dan menguji…., lihat dan amati kedalam diri.
Saat Anda berdoa…, kata-kata yang terucap adalah pikiran. Apapun bentuk kata-kata ini; apakah permohonan, pujian, seruan, mantra dan seterusnya… semuanya adalah wujud pikiran. Selama pikiran berceloteh maka keheningan tak terwujud. Dan selama ini pula batin dipenuhi oleh pikiran. Bila kita jujur tentu kita akan melihat fakta ini, bukan? Hal ini sungguh amat sangat sederhana.
Bila ingin berenang dan menyelam kedasar kolam hati; Anda mesti beranjak dari tepi kolam (meninggalkan doa, ritual, tradisi dan lain sebagainya); tepi kolam adalah pikiran yang ribut, penuh dengan doa, ketakutan, harapan, kebingungan, keserakahan dan sebagainya. Bila Anda sungguh melihat maka Anda-pun bertindak, yaitu nyemplung kedalam kolam, berenang dan menyelam kedasar kolam hati. Dan disana Anda pasti menemukan sekuntum “bunga-nurani” yang selalu mekar mewangi, memancarkan terang yang sejuk, riang, ringan dan damai. Inilah BERKAH yang tak pernah ada dalam doa, kepercayaan maupun ritual.
No comments:
Post a Comment