SAKIT ITU ADALAH SUATU PERUBAHAN
"Dalam hakikatnya, saudara--artinya dalam hakikatnya itu dalam kenyataan hidup--kematian itu selalu didahului dengan kesakitan. Jadi, sakit itu adalah pintu bagi kematian. Jadi, kalau orang mau mati itu sakit dulu. Apa-apa mau mati juga sakit dulu. Artinya: pohon mau mati, mulai kering, kering, kering, kering, kering. Akar-akarnya mulai kering, kering, kering, kering, kering, sesudah kering: keropos, mati. Itu demikian.
Demikian juga dalam Latihan Kejiwaan. Akan memasuki gerbang kematian--meskipun matinya mati-hidup--tentu terasa sakit, karena ada perubahan. Segala macam yang berubah itu merupakan sakit. Jadi, apabila saudara terasa sakit itu sebenarnya--sebenarnya, saudara, Bapak katakan--tidak perlu saudara mengeluh. Karena sakit itu adalah suatu perubahan.
Bedanya sakit yang karena Latihan Kejiwaan Subud ini, sakit yang tidak karena Latihan Subud ini: sakit yang karena Latihan Subud ini adalah sakit yang terisi perubahan. Artinya dikehendaki perubahan di dalam diri, sehingga memerlukan sakit. Dan akan sampai ke kematian. Tetapi karena Latihan Kejiwaan Subud, jadi sampai mati, matinya masih hidup. Karena mati berarti--Bapak katakan tadi--pergantian dari isi. Sedangkan isi sudah ada tempatnya: sehingga dari jiwa benda mati, masuk ke jiwa tumbuh-tumbuhan, umpamanya begitu. Atau masuk ke jiwa hewan atau masuk ke jiwa manusia."
*YM Bapak, San Francisco, California, Amerika Serikat, 9 September